BAB 5. Lelaki Menyebalkan

128 42 26
                                    

Jangan lupa vote dan komen!
.
.
.
Happy reading ^•^

Pertemuan itu diadakan di kediaman keluarga Martin. Sebastian datang seorang diri. Ia menyempatkan datang untuk bertemu langsung dengan keluarga Anna di sela-sela jadwalnya yang padat.

Sejujurnya Anna sudah tidak mau bertemu lagi dengan Sebastian, ia tidak ingin melihat lagi sosok yang katanya akan dijodohkan dengannya itu. Tapi sialnya, saat pertama kali Sebastian datang, Anna malah merasa seperti terhipnotis dibuatnya.

Sial, benar-benar sialan! Sebastian tampak lebih menarik dari saat ia menghadiri ulang tahun Anna waktu itu. Lelaki itu benar-benar seperti dewa yang tidak sengaja jatuh ke bumi. Malam ini ia memakai setelan jas tanpa kancing yang dibuat khusus dengan kaus model v-neck berwarna putih di dalamnya. Ia tampak ingin sedikit lebih santai malam ini. Jambang dan kumisnya yang mulai tumbuh menghiasi wajahnya, membuat jantung Anna berdebar cepat. Sialan, lelaki ini begitu sempurna!

Anna memperhatikan cara Sebastian berbicara pada Andrew dan ayahnya. Dari cara bicaranya terlihat kalau Sebastian adalah orang yang hangat dan ramah. Tapi di balik sikap baiknya itu seperti ada sesuatu yang membuat ia tampak disegani, terlebih saat membahas mengenai dunia bisnis. Sebastian terlihat paham betul dunia yang sedang ia geluti itu.

Dan puncaknya, setiap lelaki itu tersenyum, membuat Anna jadi merasa tidak selera makan.

Selesai makan malam dan berbincang mengenai pekerjaan dengan James dan Andrew, Sebastian mengajak Anna untuk pergi ke luar. Dan, ayahnya dengan senang hati mengizinkan.

Sebastian memperlakukan Anna dengan baik, ia bahkan membukakan pintu mobilnya untuk Anna. Tapi, memangnya siapa orang yang berani tidak memperlakukanku dengan baik, pikir Anna. Ia seorang keturunan Martin, dan seluruh dunia tahu itu. Ayahnya seorang yang berkuasa dan ia bisa melakukan apa pun jika berhubungan dengan kehormatan keluarganya, khususnya yang berhubungan dengan anak gadis kesayangannya itu.

"Ke mana kita akan pergi, Tuan Agustine?" tanya Anna memecah keheningan di dalam mobil. Sebastian mulai menjalankan Aston Martin DB11 miliknya.

"Ke mana pun kau mau, Anna." Sebastian tersenyum ke arahnya. "Oh ya, jangan panggil aku Tuan, panggil saja aku Sebastian. Aku ingin kau mulai membiasakan diri."

Tanpa Anna duga sebelumnya, Sebastian berani meraih tangan Anna yang ada di pangkuannya. Seketika Anna menoleh ke arahnya, tapi lelaki itu tampak biasa saja. Sebastian masih tampak asyik mengendarai mobilnya dan tetap fokus pada jalanan. Ia memang sengaja ingin melihat reaksi gadis itu.

Dasar otak mesum! pikir Anna jengkel. Ia merasa sudah tahu dari awal kalau ada yang aneh dari lelaki itu. Pertama kali lelaki itu jalan dengannya dan ia sudah berani menyentuh tangannya. Anna berniat untuk memberinya pelajaran kali ini.

Anna mengajak Sebastian ke sebuah bar murahan yang ia yakin sekali belum pernah dikunjungi lelaki itu sebelumnya. Jangankan mengunjungi tempat ini, bahkan membayangkannya saja Anna rasa Sebastian tak akan mampu. Anna ingin membuat Sebastian tahu bahwa ia sering mengunjungi tempat kumuh seperti itu. Anna ingin membuat lelaki itu merasa ilfeel pada anak gadis James Martin ini dan berpikir dua kali untuk menikahinya setelah ini.

Mobil mewah Sebastian benar-benar tampak salah alamat. Di sekitar area parkir, hanya mobilnya yang tampak masih bisa disebut manusiawi, yang lainnya tampak seperti sebuah rongsokan yang masih saja dipaksa bekerja di masa senjanya.

Bar itu adalah bar pinggiran yang biasa disinggahi oleh para buruh yang sedang mengerjakan proyek pembangunan jalan yang berada tak jauh dari sana. Udaranya dipenuhi oleh asap yang mengepul dari setiap sudut ruangan. Lantainya sedikit becek karena tumpahan minuman, kulit kacang dan puntung rokok yang bercampur dengan ludah yang dibuang sembarangan.

𝐒𝐀𝐕𝐀𝐍𝐍𝐀𝐇Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang