EPILOG

349 32 65
                                    

"Apakah kau Andrew James Martin bersedia, mengambil wanita ini, Ashley Davis untuk menjadi istrimu yang sah, untuk memiliki dan saling menjaga, dalam sakit dan sehat, dalam susah maupun senang, dalam kaya ataupun miskin, menjaga dirimu semata-mata hanya untuknya, sepanjang hayatmu?" ucap Sang Pendeta.

Andrew menjawab, "Ya, saya bersedia."

Dan sekarang giliran Pendeta menanyai Ashley.

"Apakah kau Ashley Davis bersedia, mengambil laki-laki ini, Andrew James Martin untuk menjadi suamimu yang sah, untuk memiliki dan saling menjaga, dalam sakit dan sehat, dalam susah maupun senang, dalam kaya ataupun miskin, menjaga dirimu semata-mata hanya untuknya, sepanjang hayatmu?"

Ashley menjawab, "Ya, saya bersedia."

"Sekarang aku sahkan kalian berdua menjadi pasangan suami istri."

Andrew menatap pengantin wanitanya yang tampak begitu cantik di hadapannya. Segera saja ia mencium Ashley dengan begitu dalam.

Sementara itu di kursi barisan paling depan, Anna dan Sebastian duduk bersebelahan. Anna sedang menahan haru melihat kakak lelakinya yang akhirnya menikah dengan teman dekatnya, Ashley. Dalam hati Anna teringat pada prosesi pernikahannya beberapa tahun lalu.

Mungkin bisa dibilang saat itu Anna adalah pengantin wanita yang paling tidak bahagia di dunia. Menikah dengan lelaki asing dan menyebalkan dengan membawa dendam yang nyatanya hanyalah sebuah kebohongan. Setelah melewati berbagai macam masalah, pertengkaran dan kesalahpahaman dalam pernikahannya, akhirnya Anna sadar bahwa ia sekarang adalah wanita yang paling beruntung dan paling bahagia di dunia ini.

Sebastian menoleh ke arah Anna, ia sadar istrinya itu sedang mengusap air matanya dengan tisu.

"Kau baik-baik saja, Anna?" Sebastian meraih tangan Anna dengan sebelah tangannya lalu meremasnya dengan lembut. Sementara tangannya yang satu lagi sedang menggendong seorang bayi mungil yang sedang tertidur sambil menyandarkan pipi chubby-nya di pundak ayahnya. Bayi mungil itu adalah bayi laki-laki Anna dan Sebastian yang berusia enam bulan. Bayi itu sangat tampan ditambah dengan setelan jas yang ia kenakan, berwarna senada seperti yang dipakai ayahnya saat ini. Membuat semua orang semakin merasa gemas saat melihatnya.

"Aku tidak apa-apa, Sebastian. Hanya sedikit terharu." Anna tersenyum pada Sebastian. "Oh, Aiden tertidur?" Anna mengusap punggung bayinya yang sedang tertidur. "Mau kugantikan menggendong?"

"Tidak perlu, Anna. Mungkin sehabis ini aku akan menidurkan ia di kereta dorongnya."

Keduanya tersenyum lalu Sebastian mengecup pelipis Anna.

Beberapa saat kemudian, Anna dan Sebastian menghampiri Andrew dan Ashley. Pasangan pengantin itu terlihat sangat tampan dan cantik hari ini.

"Ashley, selamat!" Anna memeluk Ashley dan Andrew bergantian diikuti oleh Sebastian. "Akhirnya kita sudah resmi menjadi satu keluarga!" Anna tidak bisa menutupi kebahagiannya.

"Terima kasih banyak, Nyonya dan Tuan Agustine. Oh ya, ngomong-ngomong di mana keponakanku yang paling tampan?" tanya Ashley.

"Aiden sedang tertidur. Tadi kuletakkan di kereta dorongnya dan itu," Sebastian menunjuk ke arah kereta dorong bayi mereka di pinggir tempat acara. "Papa sedang mengagumi mahakaryaku bersama Anna." Mereka semua tertawa.

𝐒𝐀𝐕𝐀𝐍𝐍𝐀𝐇Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang