Sempurna

24 10 9
                                    

Sempurna

Kamu sempurna dan akan selalu menjadi lelaki sempurna di mataku.

Kamu sempurna dan akan selalu menjadi lelaki sempurna di mataku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Salsabila berjalan sendirian menuju Madrasah karena Bella sedang tidak ada, seperti biasa jika sahabatnya itu sudah bucin dengan Jaafar pasti akan lupa segalanya.

Ketika di dekat kelas, tepat di loker. Tak sengaja Salsabila berpapasan dengan Bulan yang baru saja menyimpan buku absensi di lokernya. Mata mereka saling bertemu lalu Bulan memanggil Salsabila tanpa suara.

"Salsa." Ucap Bulan.
Salsabila tersenyum kikuk dengan jantung yang sudah tak terkontrol, apalagi saat Bulan membalas senyumannya. Salsabila menunduk malu sambil berlari menuju kelas Madrasah. Ia menyentuh dadanya yang berdegup begitu hebatnya.

Senyuman manis yang diberikan oleh Bulan membuat Salsabila hampir gila, senyuman candu itu terus terbayang di otak dan pikirannya membuat hati Salsabila semakin jatuh terlalu dalam. Terlanjur, Salsabila membiarkan hatinya jatuh kepada Bulan.

Hingga sesampainya dirumah, senyuman manis Bulan masih saja terus terbayang, senyuman itu bak bulan sabit. Jantungnya makin memompa dengan cepat apalagi saat ada sebuah pesan masuk dari Bulan.

A Bulan :
Senyuman kamu manis, Salsa.

Bersamaan dengan jantungnya yang tak berhenti berdetak begitu hebatnya, Salsabila merasakan pipinya semakin panas.

Memang Bulan paling bisa membuatnya salah tingkah, terbawa perasaan seperti ini.

Drrrtt!
Drrrt!
Drrt!

Ada panggilan masuk dari Bulan membuat Salsabila bingung harus mengangkatnya atau tidak. Jika diangkat Teressa pastinya akan marah Salsabila begitu segan dan takut pada kakak-nya itu.

"Ck, siapa yang nelpon?" ketus Teressa.
"I-ini, teman sekolah. Izin angkat telepon dulu, ya?" Sahut Salsabila, terbata-bata sambil berlari menuju kamarnya.

.......

Kunjung tak ada jawaban dari Salsabila, Bulan kembali menelepon gadis itu hingga panggilan ketiga, gadis itu mengangkatnya.

"Hallo a. Ada apa?"
"Lagi apa, Sal?"
"Um, lagi duduk a."
"Sendirian?"
"Iya sendirian, emangnya sama siapa lagi?"
"Mau ditemenin atuh?"

Salsabila terdiam cukup lama, tak tahu harus menjawab apa.

"Haha,, bercanda jangan dianggap serius."
"Hehe, iya a. Aa lagi apa?"
"Lagi mikirin kamu nih."

BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang