Dua gadis kesayangan Bulan

4 0 0
                                    

Kita gak boleh egois, kita gak bisa menyimpan dua nama di dalam satu hati karena dengan begitu akan ada pihak yang tersakiti.

Saat ini, Bulan sedang berada dirumah sahabatnya, Sugema Yudhistira.

Mereka berbincang, membicarakan masalah cuaca, pertemanan kecil mereka hingga tentang mantan.

"Gue gak tau, ya, Gem. Gue udah punya cewek, baik bahkan baik banget tapi anehnya gue masih belum lupain cinta monyet gue meskipun sedikit nya udah sih."

Jujur, sepenuhnya Bulan memang belum bisa melupakan cinta pertamanya, Dewi. Meskipun ia sudah bersama Salsabila, gadis yang sangat dia cintai namun bayang-bayang masa lalu masih menghantuinya.

Bahkan Bulan sering menceritakan tentang Dewi kepada Salsabila, gadis itu hanya tersenyum menanggapi dan sedikit merespons.

"Yang di Sd? Siapa sih itu namanya?"

"Dewi."

"Nah, iya!"

Sugema menepuk pundak Bulan. "Lo gak bisa gitu, lo gak bisa menyimpan dua orang sekaligus di dalam satu hati, lo gak boleh egois karena dengan begitu akan ada hati yang terluka."

"Salsabila? Tapi dia santai orangnya, bahkan gue sering ceritain tentang Cantika apalagi Dewi hampir sering gue cerita tentang Dewi sama dia, dia cuma senyum."

"Aish!" Desis Sugema. "Lo gak peka banget sih! Mungkin dia bukan tipe cewek resek yang blak-blakan, dia lebih suka nutupin lukanya karena dia takut lo gak suka."

Bulan mendesah gusar, memikirkan perkataan Sugema.

"Sekarang lo harus pilih, antara Salsabila sama Dewi. Gak boleh lo kayak gini,"

"Gue gak bisa milih Dewi karena sekarang dia udah gak ada lebih tepatnya udah jauh, dan sekarang gue gak tau dia dimana."

"Terus kalo lo tau, lo bakal cari tau tentang dia?"

Bulan terdiam yang sebagai jawaban iya. Bulan bingung dengan perasaanya. Bulan mengedikkan bahunya.

"Kalo dia ada, lo bakal deketin dia lagi meskipun lo udah sama Salsabila? Dan lo biarin hati orang terluka akibat keegoisan lo?"

"Gue bingung."

"Pake bingung segala, ibarat nih ya di depan lo ada keju sama coklat mana yang bakal lo pilih."

"Pilihan yang sangat sulit. Dua-duanya gue suka."

"Rakus lo. Kalo lo egois kayak gini, biarin gue aja yang bahagiain Salsabila."

"Ogah!" Seru Bulan. "Jangan! Yang pantes bahagiain Salsabila itu cuma gue, gue tau cara bikin dia tersenyum bahkan saat dia lagi hancur."

"Kalo gitu jangan sakitin dia, setia! Lo harus punya prinsip!"

Bulan mendesah gusar. "Gue cuma jalanin apa yang ada di depan mata tapi untuk cewek itu, gue gak akan pernah bisa kehilangan dia karena tiap kali gue ada masalah saat gue pikirin Salsabila mood gue jadi membaik, dia yang selalu ada bahkan suport gue dengan keadaan apapun."

...

"Sal, lo bisa temenin gue jalan gak malem ini?"

BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang