Last Day

4 0 0
                                    

Kisah yang kita rangkai begitu indah, janji yang kita ikrar begitu serius tak pantas bagi kita menghadapi sebuah kekecewaan.

Salsabila berdiri di depan cermin besar, di rumah Sugema, tadi pagi Bulan mengajaknya untuk berkunjung ke rumah Sugema karena ada yang ingin bicarakan tentang masuk ke Universitas bagus di kota mereka.

Ada dua pilihan yang ingin Bulan ambil, pertama pergi untuk bekerja di Jepang dan kedua memilih untuk mengambil beasiswanya di UNIGA.

Bulan dan Sugema masih berbincang serius, kebetulan dirumah Sugema hanya ada mereka bertiga karena kedua orang tua Sugema masih bekerja di waktu siang, sementara adik perempuan  Sugema masih sekolah.

Salsabila bersenandung kecil sambil bercermin di ruang tamu, merapihkan penampilannya.

Posisi cermin ada di depan sofa, tempat duduk Bulan dan Sugema dan setelah cermin besar ada lorong menuju ruang keluarga. Rumah minimalis yang cukup besar.

"Yaudah, gue tinggal ke kamar dulu bentar ya lan, sal, mau ambil handphone."

"Oke oke siap, gue tunggu." Sahut Bulan.

Sugema segera pergi meninggalkan ruang tamu sedangkan Salsabila masih berdiri di depan cermin.

Bulan menengokkan kepalanya, menatap Salsabila dengan tatapan yang sulit diartikan. Bulan berdiri, mendekati Salsabila dan memeluk gadis itu dari arah belakang, meletakkan wajahnya di ceruk leher Salsabila.

"I love you."

Salsabila tertawa kecil. "I love you more, ada apa? Tumben manja banget kayak gini."

"Cantik ya pacar, diliat dari arah belakang aja cantik."

"Haha makasih sayang, kamu juga sama kok ganteng."

"Aku sayang kamu."

"I know. Aku juga kok."

Pelukan Bulan kali ini terasa berbeda, pelukannya terasa erat seolah-olah tidak ada lagi waktu untuk bisa ia memeluk seperti ini.

Tak lama terdengar suara isakan yang membuat Salsabila terkejut dan terheran.

"Sayang, kok nangis? Kenapa?"

Bulan tak menyahut, malah semakin membenamkan wajahnya di ceruk leher Salsabila membuatnya sedikit basah.

Salsabila melepaskan pelukannya, lalu menghadap ke depan ke arah Bulan.

"Hei sayang, kenapa nangis? Baru kali ini aku liat kamu nangis. Kenapa? Aku selalu ada disini buat kamu."

Bulan tersenyum, senyuman yang menyakitkan. Salsabila mengusap air mata Bulan yang membasahi pipinya dengan ibu jarinya.

"Kalo kamu ada masalah kamu cerita, kamu masih inget kan, kata-kata aku? Aku selalu ada disini buat kamu."

"Enggak sayang, gak papa. Aku cuma terharu aja bisa dapetin cewek secantik dan setulus kamu, aku ngerasa aku bener-bener beruntung."

Salsabila tersenyum lalu memeluk Bulan penuh kasih sayang.

"Udah ah jangan nangis lagi, nanti muka gantengnya ilang lho."

Bulan terkekeh.

"Pokoknya hari ini aku mau punya banyak waktu sama kamu."

...

BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang