Akhir kisah

2 0 0
                                    

Sebaik apapun cara berpamitan, perpisahan tetaplah menyakitkan.

Setelah pertemuan manis Salsabila dan Bulan di bukit, tiba-tiba Bulan menghilang tanpa sebab bahkan pesan yang dikirim Salsabila tak ada yang dibalasnya, Salsabila begitu bingung karena biasanya Bulan tak pernah seperti ini.

Salsabila tak mengerti, ia begitu khawatir
Apakah Bulan baik-baik saja? Ada apa sebenarnya dengan Bulan?

Salsabila saat ini duduk di mesjid, berharap Bulan akan datang.

Salsabila menatap kosong layar ponselnya yang memperlihatkan room chatnya dengan Bulan.

Sudah tiga jam Salsabila duduk di depan mesjid, Salsabila menghela nafas pelan, ia beranjak dari tempat duduknya.

...

Pagi harinya, Salsabila terbangun seperti biasa mengecek ponselnya, berharap ada pesan masuk dari Bulan. Namun, nihil karena nyatanya Bulan menghilang bersama lengkungan indahnya.

"A Bulan sebenernya kamu kemana sih?" Lirih Salsabila.

...

Salsabila lari pagi menuju komplek perumahan oma indah, kali ini tanpa ditemani Bulan.

Ketika sampai di atas, langkahnya terhenti saat tak sengaja kedua matanya menemukan sosok lelaki dengan memakai hoodie hitam dan celana pendek, lelaki itu menghadap ke belakang kedua tangannya di masukkan ke saku hoodie.

Salsabila tersenyum, ia tahu betul bahkan dari arah belakang.

"A Bulan!"

Bulan tak menoleh sama sekali ke arah Salsabila meskipun ia tahu kehadiran gadisnya.

"A Bulan kamu kemana aja?" Salsabila mendekati Bulan, memeluk Bulan dari arah belakang tetapi Bulan diam saja.

Salsabila tak bodoh, ia merasa ada yang berbeda dari diri Bulan.

Bulan melepaskan kedua tangan Salsabila yang melingkar di perutnya, Salsabila mengernyitkan dahinya bingung. Sebenarnya ini ada apa? Pertama, Bulan menghilang dan sekarang Bulan berubah bahkan mengacuhinya tanpa sebab?

"Kamu kenapa sih? Kalo kamu ada masalah, kamu cerita sama aku."

"Jangan cuekin aku kayak gini."

"Aku udah pernah bilang, aku paling gak suka dicuekin kayak gini."

"Kamu kenapa a Bulan? Apa aku ada salah? Bilang, jangan kayak gini!"

Bulan tetap saja diam, menulikan pendengarannya.

"Jawab!" Seru Salsabila.

Perasaannya mulai tak enak, hatinya terasa sakit mendapati perubahan sikap Bulan.

Salsabila menunduk, terisak tangis, biasanya jika melihat Salsabila menangis maka Bulan akan menghapus air matanya dan berkata jangan menangis. Namun sekarang, Bulan benar-benar mengacuhinya.

"Aku gak ngerti sebenernya kamu kenapa? Kamu maunya apa? Bilang, biar aku tau, hiks."

Bulan memalingkan wajahnya ke arah lain, wajahnya merah menahan nangis.

BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang