Luka menjadi kebahagiaan

7 3 4
                                    

Luka menjadi kebahagiaan

Denganmu aku selalu merasa baik-baik saja meskipun duniaku sedang tidak baik-baik saja.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.......

Suasana malam ini cukup sepi, hanya ada beberapa kendaraan yang masih berlalu lalang. Sudah beberapa kali Bulan membujuk Salsabila untuk pulang namun gadis itu protes, tak mau pulang. Bulan hanya bisa pasrah, saat ini keduanya sedang berada di bukit. Memandang indahnya langit.

"Kamu pernah bilang, kalo kamu suka ice cream Salsabila?"
Salsabila mengangguk. "Ya, aku suka banget bahkan bisa sehari makan lima ice cream.

"Waduh,, kenapa?"
"Karena ice cream itu candu."
"Iya, ya, candu. Sama kayak kamu."

Jantung Salsabila berjalan lebih cepat saat Bulan berkata seperti itu, wajahnya sudah merona.

"Apaan sih, gombal mulu."
Bulan tertawa, tawa yang Salsabila suka karena jika Bulan tertawa tidak menimbulkan suara haha-hihi, lelaki itu tertawa tanpa suara dan hanya bahunya saja yang bergoyang, bagi Salsabila itu sungguh mengemaskan.

"Daripada kamu, gak bisa gombal."
"Oh, nantangin, ya? Kalo aku udah gombal kamu juga bakalan kalah."
"Coba aja kalo bisa."
"A, tau gak kesukaan aku itu apa?"
"Apa? Ice cream? Buku? Lagu?"
"Bukan."

"Apa dong?"
"Kamu."
Bulan terkekeh sambil menggelengkan kepalanya, lalu melipat satu jari tangannya. Salsabila memerhatikan tingkahnya.

"Becanda."
"Udah ketebak."
"Kalo beneran gimana?"
"Gak papa malah lebih bagus."
Salsabila terkekeh.

"Aku suka sih ice cream."
"Suka banget?"
"Tapi lebih suka lagi kamu."
"Dua." lagi-lagi Bulan melipat jari tangannya.

Salsabila menyatukan kedua alisnya, bingung. "Dua? Apanya yang dua?"
"Dua gombalan, aku tantang kalo sepuluh gombalan itu berarti kamu lebih jago daripada aku."

Salsabila terkikik. "Jago sih soalnya ada yang ngajarin aku."
"Siapa?"
"Ya, siapa lagi kalo bukan kamu!" seru Salsabila sambil menyenggol lengan Bulan dan tertawa bersama Bulannya.

"Langitnya indah, ya?"
Bulan mengangguk.
"Tapi lebih kalah lagi indahnya kalo liat senyuman kamu."

Bulan melipat jari tangannya tiga sambil menghitung tiga. "Tujuh lagi."

"Bener-bener nantangin, ya? Haha.."
"Bisa gak? Gak bisa kan?"
"Ngeremehin."
Bulan terkikik. "Aku suka kopi, Sal."
"I know, I know."
"Tapi lebih suka lagi kamu." Ucap Bulan dan Salsabila bersamaan.

"Ketebak gombalannya." ejek Salsabila. "Kayak aku dong, gini, kamu tau siapa cowok paling ganteng didunia ini setelah ayah aku?"

"Aku lah."
"Bukan, pede banget, ya jodoh aku lha."
"Emang tau siapa jodoh kamu?"
"Ini cowoknya ada di samping aku."

BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang