Selesai

3 0 0
                                    

Ku tutup lembaran kisah kita bersama serpihan masa lalu dan akan ku simpan menjadi sebuah kenangan.

Salsabila menatap bulan di langit malam, lewat kaca jendela kamarnya yang ia biarkan terbuka, semilir angin masuk lewat celah-celah jendela. Salsabila menikmati dinginnya angin malam sambil mendengarkan lagu i still love you yang di nyanyikan the overtunes yang terputar di ponsel genggamnya.

Sudah satu tahun, ia berpisah dengan Bulan, sudah satu tahun juga ia tak melihat lagi wajahnya, tak merasakan lagi kehadirannya dan sungguh Salsabila sangat merindukannya, merindukan segala kenangan bersama Bulan.

Dulu, kisah mereka terlalu indah untuk diakhiri. Di kala rindu itu hadir, Salsabila hanya bisa memandang bulan dari kejauhan lewat jendela kamarnya. Dulu, mereka sering menghabiskan malam untuk menikmati indahnya bulan. Namun kini, rasanya begitu hampa karena tidak ada lagi Bulan di sampingnya.

Salsabila menghembuskan nafas pelan. Salsabila sadar, kini kisahnya telah benar-benar berakhir dan sangat sulit untuk dilanjutkan tetapi entah mengapa, Salsabila selalu yakin jika suatu saat nanti Bulannya akan kembali, menepati semua janji-janjinya.

Bulan, Salsabila rindu. Apa kabar kamu disana? Apakah kau merasakan rindu yang sama?

Kenangan itu hadir kembali, tak bisa ia lupakan karena seperti sebuah permanen yang tak dapat terhapuskan meski oleh waktu.

Sarah, masuk ke dalam kamar Salsabila. "Dek, udah siap?"

Salsabila mengangguk. "Udah mah, tapi sebelum itu Salsabila izin pamit sama temen-temen ya ma? Takutnya Salsabila gak bisa ketemu lagi sama mereka."

Sarah mengangguk, mengiyakan. "Boleh, kalo gitu mama tunggu diluar."

Hari ini, Salsabila putuskan untuk ikut tinggal bersama Sarah di Bandung dan meninggalkan kota penuh kenangan ini, kota yang mempertemukannya dengan lelaki itu. Salsabila hanya tak ingin jika ia terus-terusan berada disini, yang ada ia semakin sulit untuk melupakan kisah masa lalunya.

Dua buah tas koper sudah siap, tinggal angkut di ujung kamarnya itu.

Salsabila melangkah keluar, yang pertama ia temui adalah Bella.

Bella menatap Salsabila tajam. "Mau kemana lo ha? Lo tega ninggalin sahabat lo sendiri disini? Gue gak akan pernah bisa jauh dari sahabat gue, elo."

"Bella, jangan ngambek. Nanti juga kan, kita bisa ketemu lagi, lo main aja kesana sama Jaavar. Bandung deket."

"Tetep aja, Sal. Rasanya beda, gak bisa sebebas kayak biasanya. Kenapa sih lo berubah sejak putus dari a Bulan?"

"Gue gak berubah, gue masih kayak dulu lo, gue masih jadi sahabat yang lo kenal hanya saja sekarang keadaannya berbeda."

Bella memeluk Salsabila, menumpahkan tangisnya membuat Salsabila ikut menangis.

"Jangan nangis, Bell. Lo makin jelek kalo nangis."

"Sialan lo. Sal, gue bakal kangen banget sama lo."

"Gue juga, tapi kan kita bisa ketemu, okay? So happy fun, jangan sedih, hapus air mata lo."

Lama mereka berpelukan hingga akhirnya Salsabila melepaskan pelukannya. "Yaudah, waktu gue tinggal sedikit," Salsabila mengeluarkan sebuah gelang berbandul mutiara di tengahnya, di sodorkan untuk Bella.

BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang