Pernikahan om Jay

8 1 1
                                    

Apakah ini sebuah kebetulan atau kah takdir kita?

Gadis berbalut gaun hitam dengan hijab hitam yang menutupi rambutnya tampak kesusahan memakai high heel's nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis berbalut gaun hitam dengan hijab hitam yang menutupi rambutnya tampak kesusahan memakai high heel's nya.

Saat ini Salsabila dan keluarganya berada di sebuah acara pernikahan yang cukup mewah dengan gaya adat khas jawa. Pernikahan Jay, adik Sarah sekaligus paman Salsabila. Ketua geng motor ternama di Garut yang diberi nama GMC, singkatan dari Garut Mio Club.

"Ma, Salsa gak biasa pake heel's."
"Biasain. Kamu ini cewek, masak pake heel's aja gak bisa."

"Dari dulu Salsa lebih suka pake sepatu daripada heel's." Gerutu Salsabila, kesal sambil memasukkan dimsum ke dalam mulutnya dengan tusukan.
"Yaudah, terserah adek lha."
Salsabila mencebikkan mulutnya.

Sarah menghampiri Tedi yang sedang bersalaman dengan tamu undangan, kebanyakan dari mereka adalah keluarga Jay. Meskipun sudah berpisah, Tedi memang masih akrab dengan keluarga Sarah.

Salsabila melihat kedua kakak perempuannya yang menggandeng pasangan-nya masing-masing dari jauh sana  sambil menikmati hidangan. Salsabila mendesah gusar, kapan dirinya diperbolehkan untuk membawa pasangan ke keluarga. Ia tak mau mempunyai hubungan diam-diam seperti ini apalagi waktu Bulan berkata ingin backstreet, Salsabila hanya bisa mengangguk pasrah.

"Jadi kapan kamu mau kenalin aku ke ibu kamu?"
"Nanti, ya, enam tahun kemudian."
"Masih lama."
"Aku masih belum di bolehin, sayang."
"Yaudah aku ngerti."
"Makasih kamu selalu ngerti aku."
"Apa perlu hubungan kita disembunyikan dari semua orang juga? Termasuk anak pengajian?"
"Untuk saat ini, iya, sayang. Gak papa kan?"
"Tapi kenapa? Apa ada dari mereka yang mau kamu deketin?"
"Gak ada, sayang. Cuma kamu, kalo boleh tau cuma kamu saat ini yang aku sayang."
"Saat ini, gak tau kalo nanti."
"Nanti juga sama. Jangan marah, dong, sayang. Aku cuma lebih suka aja kalo hubungan kita cuma kita yang tau."
"Enggak marah, kok, sayang. Aku hargai keputusan kamu."
"Makasih and i love you."
"Sama-sama. Aku lebih."

Salsabila mengambil ice cream di meja hidangan. Ia berdiri sendiri tanpa ada yang menemani karena kedua kakaknya sibuk dengan pasangannya masing-masing sementara kedua orang tuanya asyik berbincang dengan tamu undangan.

"Eh, ini putri pak Tedi, ya?" Seorang wanita paruh baya menghampiri Salsabila. Salsabila menatap wanita tua itu lalu detik berikutnya tersenyum.

"Iya, bu."

"Cantik, ya?"

Salsabila terkekeh kecil sambil menunduk. "Makasih, bu."

BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang