Perseteruan antara Bulan, Salsabila, dan Mauren

18 10 6
                                    

Perseteruan antara Bulan, Salsabila, dan Mauren

Aku tak suka melihatmu terluka jika dikasih dua pilihan, harus aku yang terluka atau kamu yang terluka, maka aku akan memilih aku yang terluka karena melihatmu terluka itu jelas akan menyakitiku.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, semakin hari hubungan Bulan dan Salsabila semakin dekat hingga hubungan keduanya akhirnya diketahui oleh Mauren hal itu membuat Mauren kesal setengah mati kepada keduanya apalagi Salsabila hingga suatu malam...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, semakin hari hubungan Bulan dan Salsabila semakin dekat hingga hubungan keduanya akhirnya diketahui oleh Mauren hal itu membuat Mauren kesal setengah mati kepada keduanya apalagi Salsabila hingga suatu malam ketika Salsabila sedang duduk di teras masjid menunggu teman-temannya datang, Mauren dan teman-temannya menghampiri Salsabila.

"Lo tau kan, gue sama a Bulan itu pacaran tapi kenapa lo deketin a Bulan? Mau caper sama pacar orang? Ish, miris banget." Kata Mauren tiba-tiba dengan nada ketus.

"Maksudnya?" tanya Salsabila yang bingung dengan kedatangan mereka, ia berdiri dari duduknya.

"Gak usah berlagak polos deh teh." Timpal Naomi.

"Oh, masalah a Bulan. Gue sama dia cuma temenan kok, gak lebih."

"Ngedeketin cowok gue dengan bersembunyi di balik kata pertemanan? Sadar deh, siapa elo dan siapa a Bulan."

"Gue gak caper, ya sama cowok lo. Yang ada elo kali yang caper."

"Gue? Gue caper? Sorry, gue ceweknya. Miris banget deh lo, mending ngaca sana. Punya kaca kan dirumah? Kalo gak punya gue beliin sekalian sama tokonya."

"Mampu?"

"Kenapa? Bokap gue polisi kok." Jawab Mauren, sombong. Ayah Mauren memang polisi, berbeda dengan Salsabila yang biasa-biasa saja Mauren terlahir sebagai anak dari orang kaya bahkan orang tua Mauren dipandang sebagai orang terhormat di perumahan Enhaka Residence, tempat mereka tinggal.

"Jangan mentang-mentang lo anak dari orang kaya, lo bisa seenaknya. Yang seharusnya ngaca itu elo, Mauren. Punya kesopanan gak sih? Diajarin sopan santun sama orang tua lo? Perlu gue ajarin?"

Hawa diantara keduanya semakin memanas, Tavisha dan Naomi hanya menjadi penonton baik meskipun sesekali Naomi memanasi Mauren.

"Ngapain kudu sopan sama orang kayak lo? Harus banget, gitu?"

"Ada apa ini?" seseorang tiba-tiba datang lalu menghampiri mereka yang tampak ribut besar.
Dengan kompak, keduanya menatap Bulan.

Mereka semua terdiam, tak ada yang berani menjawab hingga Salsabila mengeluarkan suara.

"A, Bulan. Bilang sama bocil ini kalo kita cuma temenan dan aku mau nanya apa aku ada caper sama A Bulan?"

Bulan mengernyitkan kedua alisnya, bingung. "Maksudnya maksudnya? Aa gak ngerti lho, sumpah."

"Kamu deket sama dia? Jawab aku jujur, A Bulan." Tanya Mauren dengan nada kesal.

"Hah? Aku sama Salsabila cuma temenan dan gak lebih dari itu."

BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang