Bagian delapan

47.1K 2.8K 394
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA, SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading ❤

•••••

Ellard mengelus rambut panjang gadisnya dengan lembut. Sedangkan gadis mungilnya tengah menduselkan wajahnya di dada kekarnya, membuat Ellard tertawa kecil saat melihat tingkah menggemaskan Ella yang tak pernah berubah.

Malam hari ini terasa begitu membahagiakan menurut mereka berdua. Mereka sedang berbaring di atas ranjang Ella. Sebenarnya Ellard ingin membawa Ella ke Mansionnya, tapi gadisnya menolak. Entah apa alasannya.

"El." Suara Ella memecahkan keheningan yang ada.

"Iya, sayang?" Sahut Ellard sedikit menggoda. Dan benar saja, detik itu juga dirinya mendapatkan pukulan kecil di punggungnya.

"Aku nggak mau dipanggil sayang." Ujar Ella kesal. Karena dirinya merasa tidak nyaman dengan panggilan 'sayang'. Menurutnya itu menggelikan.

Ellard terkekeh geli. "Iya, iya. Nggak dipanggil sayang." Balasnya sambil mengecup ubun-ubun gadisnya sekilas.

"El." Gadis mungilnya mendongakkan wajahnya.

"Kenapa, hm?"

"Kamu kapan datangnya? Katanya cuma sebentar di Amerika, tapi kenapa lama banget? Aku capek nunggunya, tau!" Tanya Ella dengan nada sewot.

"Aku baru sampai tadi." Jawab Ellard seadanya.

Memang benar, dia baru saja menginjakkan kaki di Indonesia. Setelah itu, dia langsung menemui gadisnya yang tengah makan malam romantis dengan pria bernama Arthur. Dan parahnya lagi, pria itu menyatakan cintanya kepada gadis mungilnya. Bahkan mengajak Ella untuk menjalin hubungan. Sial, mengingat kejadian tadi membuat Ellard ingin cepat-cepat melenyapkan Arthur.

"Baru sampai? Berarti kamu nggak istirahat dulu dong, El? Terus-terus kamu kok bisa tau, aku lagi di pantai sama Arthur?" Tanya Ella beruntun. Dia menatap Ellard dengan tatapan mata berbinarnya.

Ellard terkekeh geli mendengar pertanyaan-pertanyaan random dari gadis mungilnya. Lihatlah, Ella-nya terlihat begitu menggemaskan dengan wajah bingungnya.

Tak kuasa menahan rasa gemasnya, Ellard pun menyalurkan kegemasannya dengan memberikan kecupan bertubi-tubi di kedua bakpaonya.

"EL!" Jerit Ella disertai tawanya. Dia berusaha melepaskan diri dari kecupan manis Ellard. Tapi niatnya pupus saat lelaki itu semakin memeluknya dengan erat.

Beberapa menit kemudian, Ellard menghentikan kecupannya. Dia tertawa lepas saat melihat pipi gembul Ella yang semakin merona.

"Gemesin banget sih." Ucap Ellard sambil mengelus kedua pipi gembul itu.

"Ish! Jawab dulu pertanyaannya aku!" Ujar Ella menuntut. Dia juga memasang wajah garang, berharap Ellard akan takut kepadanya. Tapi usahanya sia-sia. Bukannya merasa takut, Ellard justru merasa semakin gemas.

Ellard mengecup bibir gadisnya sekilas. "Aku baru aja sampai, belum istirahat sama sekali." Ucapnya menjelaskan.

"Dan soal kenapa aku bisa tau kamu lagi makan malam sama Arthur, itu karena aku nggak sengaja lewat. Terus liat kamu di sana." Lanjut Ellard dengan penuh kebohongan. Dia bukannya tak sengaja bertemu gadisnya. Tapi dia memang sengaja datang untuk menggagalkan rencana Arthur. Dan selain itu, Ellard sudah begitu merindukan gadis mungilnya. Dia tidak ingin Ella berpaling kepada pria lain.

"Oh gitu." Ella menganggukkan kepalanya tanda bahwa dia sudah mengerti.

Ellard tertawa kecil dibuatnya. Gadisnya benar-benar menggemaskan.

"Eh! Tunggu---" Ella menjeda ucapannya. Lalu dia kembali mendongakkan wajahnya, menatap Ellard dari bawah dengan tatapan menelisik. "Kamu?" Lanjutnya.

"Apa?" Tanya Ellard tak mengerti.

"Kamu sekarang bukan manggil 'lo, gue' lagi. Tapi udah 'kamu'." Sahut Ella sambil tersenyum geli.

"Kenapa emangnya? Nggak suka?"

Ella terkikik geli saat melihat wajah kesal Ellard. Dia menelusupkan wajahnya ke dalam dada kekar Ellard. Kemudian, dia memeluk lelaki itu dengan begitu erat. "Suka." Cicit Ella pelan.

Ellard tertawa begitu lepas saat melihat tingkah menggemaskan gadisnya. Dia pun membalas pelukan Ella tak kalah eratnya.

"Tidur ya." Titah Ellard yang mendapatkan anggukan kepala dari gadisnya.

Ellard mengecup kening gadisnya sekilas. "Good night, baby." Ucapnya.

Setelah itu, Ellard mengelus pelan punggung gadisnya. Dan benar saja, tak sampai sepuluh menit Ella sudah tertidur dibuatnya.

Ellard membenarkan posisi tidur gadisnya. Dia menurunkan posisi bantal yang Ella gunakan, agar leher gadis mungilnya tidak akan terasa sakit saat bangun nanti. Tak lupa, Ellard menyelimuti tubuh mungil Ella dengan selimut tebal. Karena cuaca cukup dingin di bulan November ini.

Dia kembali melayangkan sebuah kecupan di kening Ella. "Sleep tight." Ucapnya.

Ellard beranjak menuju balkon yang terdapat di apartemen ini. Lalu Ellard menghubungi seseorang lewat telepon pintarnya. Tak sampai 2 detik panggilan itu langsung di jawab oleh orang di seberang sana.

"Jacob."

"Yes, sir?"

"Manage all companies. Including my dark business. Don't make a mistake! If that happens then you will find your wife's head in your suitcase." Perintah Ellard penuh ancaman di dalamnya. (Urus semua perusahaan. Termasuk bisnis gelapku. Jangan membuat kesalahan! Jika itu terjadi maka kau akan akan menemukan kepala istrimu di dalam kopermu)

"Y-yes sir. I will do my best." Sahut Jacob di seberang sana. Ancaman Ellard benar-benar terdengar menakutkan di telinganya. Dan dia tahu bahwa Tuannya tidak pernah main-main dengan ucapannya. (Baik, Tuan. Saya akan melakukan yang terbaik)

Setelah mendengar ucapan Jacob, Ellard langsung mengakhiri panggilannya tanpa mengatakan apapun. Dia kembali masuk ke dalam kamar Ella.

Ellard memandang penuh damba wajah tenang gadisnya yang tertidur. Dia membelai pipi gembul Ella dengan pelan. Gadis ini, selalu berhasil membuat jantungnya berdegup kencang, dengan debaran yang terasa begitu menyenangkan, dan Ellard menyukai itu.

Banyak sekali perempuan di luar sana yang jauh lebih cantik dari Ella. Bahkan banyak dari mereka yang menggodanya setiap waktu. Entah mereka menggoda dengan wajah cantiknya ataupun badan sexy-nya.

Tidak! Dia tidak pernah tergoda dengan mereka. Bahkan di umurnya yang ke-23 tahun, Ellard masih perjaka. Dia tidak pernah menyentuh ataupun bersentuhan dengan wanita manapun. Dia ingin Ella menjadi yang pertama dan terakhir dalam hidupnya. Dan hanya Ella-lah yang boleh menyentuhnya.

Justru Ellard menjadikan para penggoda itu sebagai objek fantasi membunuhnya. Jiwa iblisnya sedikit tenang saat mendengar jerit kesakitan yang mereka berikan ketika pisau ataupun pistolnya menembus kulit mulus mereka. Entah sudah berapa banyak nyawa yang Ellard hilangkan.

Di matanya, hanya Ella gadis yang sempurna. Ellard tak membutuhkan perempuan lain. Dia hanya membutuhkan gadis mungilnya. Baginya, Ella sudah lebih dari cukup.

"Sorry baby, I'm not a good person. But I do love you." Ujar Ellard seraya mengecup bibir gadisnya sekilas. Lalu dia membaringkan tubuhnya di sebelah Ella. Menarik gadis mungil itu ke dalam pelukannya. Dan memejamkan matanya untuk menyusul Ella ke dalam dunia mimpi. Sepertinya, ini akan menjadi tidurnya yang paling nyenyak setelah 5 tahun terlewati tanpa kehadiran Ella-nya. (Maaf sayang, aku bukan orang baik. Tapi aku sangat mencintaimu)











****

To be continued:)

Semoga suka ya❤

Terimakasih atas vote dan komentar kalian. Sayang kalian banyak-banyak❤❤❤

Maaf ga bisa bales komentarnya:"

Jangan bosen ya🙏😘

Spam next 👉

See u❤

ELLARD OCEAN[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang