Bagian dua puluh dua

31.5K 2K 460
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!

GUYS, KARENA SEBENTAR LAGI MAU LATAR SETTING DI AMERIKA, JADI ANGGAP AJA DI SETIAP YANG MEREKA OMONGIN NANTI PAKAI BAHASA INGGRIS YA.
.
.
.
.
.
Happy reading ❤

•••••

Sesuai dengan ucapan Ellard kemarin, dia dan istrinya akan pergi ke negeri Paman Sam. Saat ini sepasang suami-istri itu tengah berada di dalam pesawat pribadi Ellard dengan posisi Ella yang duduk nyaman di atas pangkuannya.

Sepertinya Ella sangat kelelahan karena semalam Ellard kembali menggempurnya habis-habisan. Salahkan saja keperkasaan Ellard yang baperan. Padahal Ella hanya menggunakan baju tidur pendek yang sedikit terbuka dan hal itu berhasil memancing hasrat Ellard.

Seorang pramugari dengan sigap menyajikan sarapan atas perintah Ellard. Setelah di rasa cukup, pramugari itupun undur diri.

Ellard mengelus kepala gadisnya dengan lembut. Sesekali dia mengecupnya. Dia tahu bahwa Ella belum sepenuhnya tertidur.

"Baby." Ellard menepuk-nepuk punggung istri mungilnya pelan, berusaha untuk membangunkannya.

Ella sedikit terusik. Dia semakin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Ellard. Berusaha untuk menyelami alam mimpi.

"Sayang, bangun. Makan dulu." Titah Ellard semakin gencar untuk membangunkan Ella.

"Ella."

"Nggak mau hiks...."

"Tapi kamu harus makan, sayang. Kamu belum makan sama sekali." Ujarnya berusaha membujuk Ella.

"Nggak mau, El....." Rengeknya sambil memukul-mukul dada kekar suaminya.

Lepas sudah tangis istrinya. Ellard dengan sigap menenangkan istri mungilnya dengan mengelus punggungnya. "Iya-iya. Nggak usah makan sekarang." Ucapnya lembut.

Ella kembali tenang. Lalu dia terbang ke alam mimpinya.

Ellard menghela nafas panjang. Dia tidak marah karena memang ini salahnya, salahnya membuat Ella tidak tidur cukup semalaman. "I am sorry, baby." Ujarnya merasa bersalah.

"Tuan Ocean." Sapa Arga yang duduk di sebrang Ellard.

Ya, di dalam jet pribadi Ellard tak hanya ada Ellard dan Ella saja. Melainkan Steven, gadis mungil itu, Noah, Clarissa, Niko dan Arga.

"Ya?" Sahut Ellard tanpa menolehkan wajahnya. Dia tetap fokus melihat wajah tertidur Ella seraya mengelusi rambutnya.

"Luca dan anak buahnya sudah berada di Dark House anda." Lapornya pada Ellard dengan begitu formal.

Ellard hanya mengangguk singkat.

"Steven." Panggil Ellard pada pria gagah yang sedang mencengkram erat tangan seorang gadis mungil di sampingnya.

"Saya, Tuan."

"How is the situation in Russia and your company?" Tanya Ellard tenang. Tapi ketenangannya selalu membawa aura yang mencekam. (Bagaimana situasi di Rusia dan perusahaanmu?)

"Semuanya baik-baik saja, Tuan." Sahut Steven tanpa ragu.

Ellard menatap Steven dengan penuh peringatan. "Kau tahu kan kalau aku benci kesalahan?" Tanyanya sarkastik.

"Saya tahu, Tuan." Jawab Steven.

"Pastikan semuanya berjalan dengan lancar. Aku memberimu kepercayaan untuk memegang kendali di Rusia. Jangan membuatku marah ataupun kecewa. If that happens, you know the consequences." Ellard memberikan peringatan tegas kepada Steven. Dia menatap gadis di samping Steven dengan tatapan yang sulit diartikan. Gadis yang malang. Batinnya.

ELLARD OCEAN[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang