Bagian tiga

51.7K 3.2K 429
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!

Votenya nggak sampe 100, tapi gapapa. Ini buat kalian pembaca tercinta😘
.
.
.
.
.

Happy reading ❤

•••••

Ella menyipitkan matanya saat merasakan sinar matahari mulai menembus gorden kamarnya. Dia mengerjap-ngerjapkan kedua mata bulatnya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya. Setelah dirasa lebih baik, dia menolehkan kepalanya ke samping kanan. Melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 05:30 a.m. Dia harus segera bersiap untuk bekerja.

Ella beranjak dari tidurnya. Merapikan ranjangnya, lalu membersihkan dirinya di kamar mandi. Selang beberapa menit kemudian, dia sudah keluar dengan setelan baju rapi. Dia selalu membawa bajunya ke dalam kamar mandi dan memakainya di sana.

Ella keluar dari dalam kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ella keluar dari dalam kamarnya. Dia berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan. Dia membawa mangkok dan sendok ke atas meja. Kemudian, dia membuka lemari es-nya. Mengambil sekotak sereal, sekotak buah-buahan dan susu.

Ella mendudukkan dirinya dengan nyaman. Dia menuang sereal sekucupnya ke dalam mangkok. Lalu, Ella menaburinya dengan buah kesukaannya. Setelah itu, dia menuangkan susu putih ke dalam mangkok itu.

 Setelah itu, dia menuangkan susu putih ke dalam mangkok itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sarapannya terlihat begitu menggiurkan. Tapi, Ella tidak selera. Entahlah, moodnya benar-benar buruk hari ini. Semalam dia memikirkan Ellard. Bohong jika dia berkata sudah melupakan kekasihnya.

Ella begitu merindukannya. Merindukan orang yang selalu mengerti akan dirinya, yang selalu memeluknya, dan menerimanya tanpa menuntut apapun darinya. Ellard adalah lelaki sempurna di matanya. Tapi Ella sadar diri, dia tidak pantas untuk lelaki sempurna itu. Mungkin sebab itulah, Ellard meninggalkannya.

Ella mengusap air mata yang mulai meluruh membasahi kedua pipinya. Tidak, dia tidak boleh menangis lagi. Sudah cukup dia menangisi Ellard.

Untuk mengalihkan pikirannya, Ella memakan serealnya dengan semangat.

ELLARD OCEAN[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang