Bagian tiga belas

39.1K 2.2K 418
                                    

Halo!!!!

Sesuai janji ya hehe😘

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading ❤

•••••

Ella tak melunturkan senyum manisnya. Di sore hari yang cerah ini, dia merasa begitu bahagia. Ellard benar-benar membuktikan ucapannya. Mereka berdua baru saja selesai melakukan fitting baju pengantin. Dan ternyata Ellard sudah menyiapkan semua keperluan pernikahan mereka.

Gadis mungil itu sempat mengamuk karena Ellard tak mengajaknya saat bertemu dengan wedding organizer yang mengurus pernikahan mereka. Tetapi dengan penuh kesabaran Ellard menjelaskan bahwa dirinya tidak ingin membuat Ella kelelahan jika harus ikut mengurus ini-itu. Dan Ella begitu terharu saat mendengar alasan Ellard. Baginya, dia masih Ellard yang sama. Ellard yang begitu mencintainya.

Ellard tersenyum gemas saat melihat gadisnya yang sedari tadi tak berhenti tersenyum. Dia suka saat melihat kebahagiaan yang begitu terpancar dari wajah Ella.

Ellard membukakan pintu mobil untuk gadisnya. "Silahkan masuk, my Queen." Ujarnya penuh kelembutan, membuat kedua pipi gembul gadisnya merona.

Ella tersenyum malu-malu. Dia menepuk pelan lengan Ellard. "Ishh! Kamu." Balasnya. Lalu dia memasuki mobil sport hitam itu.

Ellard mengitari mobilnya. Kemudian, dia masuk ke dalamnya dan menjalankan mobil hitam itu dengan kecepatan sedang.

Ellard menggenggam tangan kanan gadisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ellard menggenggam tangan kanan gadisnya. Lalu dia mengecup punggung tangan itu. "Suka?" Tanyanya.

Ella mengangguk dengan penuh semangat. "Suka. Makasih ya, El."

"Nggak usah berterima-kasih. Kan aku juga yang mau nikah."

Sontak Ella tertawa kecil mendengar penuturan Ellard. "Tapi harusnya aku juga ikut ngurusin keperluannya. Ini malah kamu sendirian yang ngurus."

"Aku nggak mau kamu kecapekan. Kamu tinggal terima jadi aja." Sahut Ellard pelan. Dia menoleh sejenak pada gadisnya sambil tersenyum lembut.

"Emang kamu nggak capek, El?"

"Capek." Sahut Ellard seadanya. Dia memang merasa lelah. Selain mengurus keperluan pernikahannya dengan Ella. Dia juga harus memantau perusahaan dan bisnis gelapnya dari jauh. Benar-benar melelahkan.

"Tuh kan! Harusnya kamu bilang aja sama aku, El. Biar aku bisa ngurangin beban kamu, meskipun cuma sedikit." Ella tertunduk lesu. Dia merasa tidak berguna sebagai kekasih Ellard.

ELLARD OCEAN[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang