Halo!!!!
SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤•••••
Ella tak melunturkan senyuman manisnya saat melihat Clarissa dan gadis Steven sedang duduk di sofa ruang tengah. Tak hanya kedua orang itu, melainkan Steven, Noah, Arga, dan Niko turut hadir di sana. Baru saja Ella akan berjalan cepat, tapi sang suami lebih dulu menahan tangannya.
"Jalannya jangan cepet-cepet, sayang. Pelan-pelan aja." Tegur Ellard pelan sembari mengusap perut besar istrinya.
"Iya-iya." Sahut Ella malas. Dia sedang kesal pada Ellard lantaran sang suami baru bisa mewujudkan keinginannya untuk menemui Clarissa setelah sebulan lebih lamanya. Bahkan kandungannya sudah memasuki bulan ke-9. Tinggal seminggu lagi dirinya akan menjadi seorang ibu. Membayangkannya saja sudah membuat Ella merasa sangat bahagia.
Ellard menuntun istirnya untuk menduduki sofa. Setelah memastikan Ella duduk dengan nyaman, dia pun memposisikan dirinya disamping sang istri. Lewat tatapan matanya, dia menyuruh ke-enam orang dihadapannya untuk kembali duduk. Karena memang tadi Steven dan yang lain berdiri menyambut kehadirannya dan Ella.
"El." Bisik Ella pada sang suami.
Ellard tersenyum geli saat melihat tingkah menggemaskan istirnya. "Apa, hm?" Tanyanya seraya menyelipkan rambut Ella.
"Sini." Ella menarik kepala Ellard untuk mendekat padanya. Tangan kirinya dengan sigap menutup mulutnya yang berdekatan dengan telinga Ellard. "Kenapa mereka sampe berdiri? Kan mereka temen kamu bukan bawahan kamu." Ujarnya balik bertanya dengan berbisik.
Entah Ella yang terlalu polos menyerempet bego, bahkan dengan berbisik pun suaranya terdengar jelas karena suasana yang sunyi.
"Mereka kerja sama aku, sayang. Just a formality." Sahut Ellard tenang.
Ella manggut-manggut mengerti. "Oooo.... Seperti itu."
Ellard mengecup kening istrinya dengan lembut. "Iya, sayang."
Perlakuan lembut Ellard tak luput dari pandangan orang-orang dihadapannya. Bedanya, jika dulu mereka bisa menimpali ucapan Ellard ataupun meledekinya, maka sekarang mereka tak memiliki keberanian lebih untuk melakukan itu.
"Hai Clarissa!" Sapaan ceria dari Ella melunturkan keheningan yang ada.
"Hai, Calu!" Balas Clarissa tak kalah ceria. Baru saja dia hendak berdiri, tapi pegangan erat pada tangannya tak bisa membiarkannya bergerak dengan leluasa.
"Sini! Aku mau peluk, kangen." Ujar Ella sembari menepuk-nepuk ruang kosong di sebelahnya.
Dengan berat hati Noah melepaskan genggaman tangannya.
Clarissa pun dengan cepat berlari ke samping Ella, lalu memeluk sahabat yang sangat dia rindukan. "I miss you, Calu-ku."
"Ishhhh!! Kok Calu sih, nama aku Caluella." Protes Ella.
Clarissa melepaskan pelukannya. "Nama lo susah, gue panggil Calu aja."
Ella memanyunkan bibirnya sebal. Clarissa memang selalu berhasil membuatku jengkel, tapi dia sangat menyayangi sahabatnya ini.
"Kita pindah aja yuk!" Ajak Clarissa merasa tak nyaman oleh tatapan ke-lima orang pria yang memusatkan perhatiannya pada dirinya dan Ella.
Ella menolehkan kepalanya, menatap Ellard disampingnya. "Boleh pindah nggak?" Tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELLARD OCEAN[END]
Lãng mạn[SEBELUM MEMBACA SILAHKAN FOLLOW TERLEBIH DULU] JANGAN PLAGIAT!!!! DIUSAHAKAN BIJAK DALAM MEMBACA! BACA SEMUA PART, MAU NARASI ATAUPUN DIALOGNYA. JANGAN AMBIL KESIMPULAN SEBELUM BACA DARI AWAL [SEQUEL DARI 'LOVE but PRESTIGE'] HE'S BACK! Dia masih E...