Bagian delapan belas

33K 2.1K 229
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading ❤

•••••

Dinginnya udara di malam hari terasa begitu menusuk kulit, di akhir bulan ini cuaca memang tengah memasuki musim hujan. Bahkan udara di dalam ruang tengah rumah Ella terasa seperti di Kutub Utara. Atmosfer ruangan benar-benar terasa dingin dan mencekam, padahal tidak ada AC di dalamnya.

Ellard tengah duduk di hadapan orang tua Ella. Sedangkan Ella sudah tertidur pulas bersama Kelvan di kamar gadis mungilnya. Dan malam ini dirinya akan tidur di kamar Kelvan, ruangan kecil yang bahkan kamar mandinya saja lebih besar dari kamar itu, jika bukan karena menghargai Ella, dia lebih memilih untuk menginap di hotel saja.

Ellard melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap orang tua Ella dengan tatapan tajamnya.

"Dua hari lagi saya akan menikah dengan Ella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dua hari lagi saya akan menikah dengan Ella. Saya harap kalian bisa datang untuk memberikan kami restu." Ujar Ellard dengan penuh tuntutan di setiap kalimatnya.

Dito menundukkan kepalanya sambil menjawab. "Caluella sudah memberitahu kami, Tuan. Saya dan istri saya pasti akan datang. Begitupula dengan Kelvan."

"Nice. Dan pak Dito jangan panggil saya Tuan." Pinta Ellard.

"Tidak bisa, Tuan. Saya menghormati anda." Balas Dito.

Dito merasa sungkan kepada Ellard. Dihadapannya kali ini bukanlah Ellard yang dia temui 5 tahun lalu. Dia tahu kehidupan gelap Ellard dan dia tahu betapa dihormatinya seorang Ocean.

Ellard berdecak kesal. "Whatever. Tapi jangan panggil saya Tuan dan jangan bersikap formal di hadapan Ella."

"Baik, Tuan. Saya mengerti." Sahut Dito dengan penuh kesopanan.

Ellard mengambil secangkir kopi yang tersuguh di depannya. Lalu dia meminumnya sedikit. Dan sedetik kemudian, Ellard mengernyitkan dahi bingung lantaran rasa kopi yang terasa aneh di lidahnya.

Lisa yang melihat kerutan di dahi Ellard merasa tidak nyaman. Dia yakin kekasih putrinya ini tidak pernah meminum kopi murahan.

Ellard meletakkan cangkir itu kembali pada tempatnya. "Setelah menikah, kami akan tinggal di Amerika." Ucapnya santai.

Mendengar perkataan yang Ellard lontarkan, membuat sepasang suami-istri itu terkejut.

Lisa menatap suaminya dengan tatapan penuh arti, menyuruh Dito untuk menghalangi Ellard agar tidak membawa putrinya pergi.

"Ta-tapi Tuan, saya yakin Caluella tidak akan betah di sana." Ujar Dito takut-takut.

"Saya akan membuat Ella nyaman. Perusahaan saya ada di sana. Dan untuk memindahkannya ke Indonesia itu akan memerlukan waktu yang sangat lama dan beresiko." Pungkas Ellard tajam. "Anda tidak perlu mencemaskan Ella, saya akan menjaganya." Sambungnya.

ELLARD OCEAN[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang