Bagian empat puluh enam

25.7K 1.8K 917
                                    

Halo!!!!

⚠PART INI MENGANDUNG KEKERASAN⚠

⚠HARAP BIJAK DALAM MEMBACA⚠

⚠JANGAN DITIRU⚠

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤

•••••

Suara deru mobil Ellard terdengar memasuki mansion mewahnya. Bahkan gerbangnya pun rusak dengan banyaknya lubang yang Ellard yakini itu adalah tembakan senjata api. Ketika dia membuka pintu mobilnya, tepat disebelah kakinya dan sekeliling halaman luasnya hampir di selimuti oleh mayat-mayat para bodyguard-nya. Siapapun dalang dari balik semua ini, dia adalah orang yang sangat lancang.

Dengan cepat dia melangkah masuk mendobrak pintu utamanya. Setelah melihat kedepan sana, kedua tangannya mengepal erat hingga buku-buku jarinya memutih, serta urat-urat tangannya sangat terlihat, rahangnya yang mengeras, dan juga tubuh tegapnya yang mengetat sangat menggambarkan bagaimana murkanya Ellard saat melihat istrinya dengan luka di pelipisnya sedang menangis sembari melindungi perut besarnya. Bahkan Ellard tak memperdulikan hampir seluruh mayat pelayannya meninggal dengan keadaan mengenaskan dan tergeletak di atas lantai rumahnya.

"ALEXANDER CLANCY!!!!" Teriak Ellard murka. Lalu dia melangkah dengan sangat cepat dan menyambar kerah baju pria di hadapannya.

Bugh!

Ellard memukul kuat wajah pria bernama Alexander itu sampai-sampai membuat hidungnya mengucur darah segar. Tak puas hanya disitu, Ellard kembali memukuli wajah Alexander dengan membabi buta tanpa membiarkan Alexander melawannya. Bahkan untuk berbicara saja tak akan dia berikan.

Ellard meremukkan tulang-tulang kaki, tangan, jari-jemari Alexander dengan begitu mudah. Dia menginjak kedua kaki Alexander dengan begitu kuat. Dia menginjaknya berulang kali. Begitupun dengan tangannya. Bahkan remukan tulang pria itu terdengar sangat jelas.

Steven dan Noah beserta yang lain datang tepat saat Ellard melampiaskan amarahnya kepada Alexander. Tak tanggung-tanggung, bahkan sekitar 150 orang hadir di rumah mewah Ellard yang telah berlinangan darah. Mereka dengan sigap menghabisi penyusup di depan mereka. Bahkan mereka tak segan-segan untuk menggunakan senjata tajam. Dalam hitungan menit, mereka bisa menghabisi anak buah Alexander.

Tersisa suara pukulan Ellard yang belum berhenti memukuli Alexander. Bahkan keadaan pria itu telah berlumuran darah.

Tak puas hanya menggunakan tangan kosong, Ellard melangkah menuju dapur rumahnya. Dia mengambil pisau dapur yang sangat tajam, biasanya pisau itu digunakan untuk memotong daging.

Alexander berusaha untuk berdiri, tapi sayang sekali kedua kakinya yang telah diinjak keras oleh Ellard mengalami patah tulang atau mungkin tulangnya memang sudah remuk tak bersisa. Bahkan untuk menggerakkannya saja terasa sangat menyakitkan. Tak ada jalan lain, Alexander memilih untuk menjauhi Ellard menggunakan tangan kirinya karena tangan kanannya bahkan sudah tak berbentuk. Dia mengesot, membawa tubuhnya menjauh dengan susah payah.

"KEMARI KAU, BAJINGAN SIALAN!" Bentak Ellard dengan mata memerahnya. Alexander benar-benar menginginkan kematiannya. Menyesal dirinya pernah mengampuni pria itu.

"T-tenanglah Ellard, saya adalah teman kakekmu." Ucap Alexander dengan susah payah. Karena mulutnya terus mengeluarkan darah.

Ellard menginjak kuat kaki kiri Alexander yang telah patah sehingga membuat pria itu mengerang kesakitan dan dia tidak bisa menjauh lagi dari Ellard.

ELLARD OCEAN[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang