Bagian sembilan

45K 2.7K 687
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA, SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!

Dibacanya pelan-pelan ya, biar lama wkwk:v
.
.
.
.
.

Happy reading❤

•••••

Sinar matahari mulai menyapa penduduk bumi. Cahaya dari sinar matahari menembus gorden kamar seorang gadis mungil yang tengah terlelap dalam pelukan hangat sang kekasih. Sedangkan lelaki itu sudah membuka matanya sejak 1 jam yang lalu.

Selama 1 jam Ellard habiskan dengan memandangi wajah cantik gadis mungilnya. Rasa rindunya terbayar sudah, setelah memeluk, mencium dan melihat tingkah menggemaskan gadisnya. 5 tahun Ellard hanya bisa  memandangi segala aktivitas Ella dari balik layar laptopnya. Rasanya sungguh menyiksa saat tak bisa menjangkau gadisnya.

Katakanlah Ellard gila. Dia memasang banyak sekali kamera di dalam apartemen ini. Dia juga menyebar sekitar 200 orang untuk mengawasi, melindungi, dan melaporkan segala kegiatan keseharian Ella. Bahkan lebih gilanya lagi, dia memasang alat penyadap suara di bandul kalung berbentuk mahkota itu.

Jika kalian berfikir bahwa orang lain yang mengoperasikan kamera dan memasang alat penyadap itu, maka kalian salah besar. Mungkin untuk memasang kamera di dalam apartemen ini, Ellard memang menyuruh bawahannya. Tapi untuk mengoperasikan kamera dan memasang alat itu, Ellard sendirilah yang melakukannya dan hanya dia yang bisa melihat segala aktivitas gadisnya.

Selama 5 tahun ini, dia tidak pernah melewatkan sedikitpun tentang aktivitas Ella. Dia tahu apapun mengenai gadisnya. Sebegitu cintanya dia kepada gadis mungil nan menggemaskan ini.

Ellard membelai pipi gembul gadisnya. "I'm sorry, baby." Ujarnya meminta maaf atas segala kegilaan yang sudah dia lakukan.

Ella mengeluh pelan saat merasakan sentuhan Ellard di pipinya. Dia mengerjap-ngerjapkan kedua matanya. Menyesuaikan cahaya yang mulai merasuki retina matanya.

Melihat gadisnya yang tak nyaman dengan cahaya yang menerpa wajahnya, Ellard pun menghalangi cahaya itu dengan tangannya. Tapi usahanya sia-sia, karena Ella sudah membuka matanya, menatap Ellard dengan tatapan sayunya.

"El." Sapa Ella dengan suara seraknya.

"Mau minum?" Tanya Ellard spontan karena mendengar suara serak gadisnya.

Gadis mungil itu menggeleng pelan. Kemudian dia kembali membenamkan wajahnya di dada kekar Ellard.

Lelaki itu tertawa kecil. "Bangun, udah pagi." Titah Ellard sambil mengelus rambut gadisnya dengan lembut.

Ella mendongakkan wajahnya, tapi dia tak membuka matanya. Membiarkan kedua matanya tetap terpejam. "Jam berapa?" Tanyanya.

Ellard mengulum bibir, dia gemas. "Jam 6." Sahutnya.

Sontak Ella membuka matanya, setelah mendengar ucapan Ellard. Dia tergesa-gesa melepaskan diri dari pelukan Ellard. Baru saja dirinya akan beranjak dari ranjang itu, tetapi Ellard sudah lebih dulu menahan tangannya.

"Mau kemana?" Tanya Ellard.

"Aku mau kerja, El. Mau siap-siap." Jawab Ella.

ELLARD OCEAN[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang