Bagian tujuh

47K 2.8K 616
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.

Happy reading❤

•••••

"El."

Gadis mungil itu berlari menuju tempat Ellard berdiri. Ella berlari sekuat yang dia bisa, karena Ella takut Ellard akan meninggalkannya lagi. Bahkan dia tidak memperdulikan apapun.

Ketika sampai di hadapan Ellard, gadis mungil itu menerjang Ellard dengan pelukannya. Ella menenggelamkan wajahnya di sana. Ellard pun membalas pelukan Ella tak kalah eratnya, sehingga gadisnya terlihat tenggelam dalam pelukannya.

Ella menumpahkan tangisnya. Dia memukul-mukul dada kekar Ellard. Dia merindukan pria ini, tapi di lain sisi Ella juga merasa marah lantaran Ellard begitu lama meninggalkannya tanpa sebuah kabar apapun.

"I am sorry. I am so sorry, baby." Kata Ellard sambil membubuhkan kecupan bertubi-tubi di ubun-ubun gadisnya.

"Kamu jahat, lama banget perginya. Katanya cuma sebentar." Ucap Ella dengan tangisnya yang tak kunjung mereda.

Ellard merasa bersalah saat mendengar tangis gadisnya yang terdengar pilu. Dia tidak bisa mengucapkan apapun selain membisikkan kata 'maaf' yang terlontar dari bibirnya.

Beberapa menit kemudian, tangisan Ella mereda meskipun gadis itu masih sesegukan.

Ellard menjauhkan wajah Ella dari dada kekarnya. Dia terkekeh kecil saat melihat raut menggemaskan gadisnya. Hidungnya yang memerah, bibir yang sedikit mengerucut, dan bulu mata lentiknya yang dibasahi oleh air mata membuat kecantikan gadisnya semakin terlihat. Bahkan kedua bakpaonya mengembung lucu.

Ella-nya tidak pernah berubah, dia masih gadis mungilnya yang berhati malaikat. "Ya, She is my angel." Kata Ellard dalam hatinya.

Ellard mengusap sisa air mata di kedua pipi gembul gadisnya. "I am sorry. I won't leave you again, I promise." Ucapnya dengan penuh kesungguhan. (Maafkan aku. Aku tidak akan meninggalkanmu lagi, aku janji)

Ella mengangkat jari kelingkingnya. "Janji, ya?"

Ellard tersenyum manis, lalu dia menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking gadisnya. "Promise, baby."

Gadis mungil itu tersenyum senang. Dia kembali menubruk Ellard dengan pelukannya. Memeluk pinggang Ellard dengan erat. "Kangen." Cicitnya pelan.

Ellard tertawa lepas mendengar ucapan gadisnya. Dia kembali membubuhkan ciuman bertubi-tubi di puncak kepala gadisnya. "I miss you more." Sahutnya.

"Ella." Panggil Ellard tanpa melepaskan pelukannya.

Sang pemilik nama menengadahkan kepalanya, menatap Ellard dari bawah. "Iya, El?" Jawabnya polos.

Ellard terkekeh pelan saat melihat tingkah menggemaskan gadisnya. Dia mengusap pipi gembul itu. "Boleh nggak cium bakpao?" Ujarnya meminta izin.

"Aaaaaaa... Nggak boleh." Ucap Ella sambil menenggelamkan wajahnya di dada kekar Ellard.

"Kok nggak boleh?"

"Nggak boleh pokoknya. Ntar kamu gigit kayak dulu lagi, sakit tau!" Sahutnya dengan nada sedikit sinis, membuat Ellard tersenyum dibuatnya.

"Cium doang, nggak di gigit." Bujuk Ellard. Dia benar-benar ingin mencium bakpaonya, Ellard merindukan pipi gembul itu.

Ella kembali menyembulkan kepalanya. "Bener, ya?"

ELLARD OCEAN[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang