Bagian lima belas

37.9K 2.2K 340
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading ❤

•••••

Ella melempar kesal tas dior pemberian Clarissa. Dia merebahkan tubuhnya di ranjang tanpa membuka sepatunya. Lalu Ella memejamkan kedua matanya. Dia tidak suka dengan wanita yang bernama Krystal itu. Krystal terlihat begitu menyukai Ellard. Dia takut Ellard akan berubah pikiran dan meninggalkannya. Dia takut Ellard akan lebih memilih Krystal dibanding dirinya.

Lewat pikiran-pikiran negatifnya, Ella merasa semakin rendah diri. Dia tidak pantas bersanding dengan Ellard. Lelaki itu terlalu sempurna untuknya.

Ellard terlahir dari keluarga terpandang sedangkan dirinya terlahir dari keluarga yang biasa-biasa saja, bahkan bisa dibilang kurang mampu. Ellard tampan dan memiliki segalanya sedangkan dirinya hanya memiliki apartemen kecil ini, bahkan kendaraan pun Ella tidak punya. Dia selalu menggunakan angkutan umum untuk berangkat kerja.

"Hiks...." Lepas sudah tangis yang Ella pendam sedari tadi. Dia takut Ellard akan meninggalkannya.

Ellard mempercepat langkahnya saat mendengar isakan gadisnya. Dia menghela nafas pelan. Ellard yakin bahwa saat ini gadisnya pasti sedang diselimuti oleh pikiran-pikiran buruknya.

Ellard meletakkan segelas coklat hangat yang baru saja dia buat di atas nakas. Dia menunduk untuk melepas sepatu gadisnya.

Setelah itu, Ellard mengelus bahu Ella dengan lembut. "Hey, kenapa nangis?"

Ella menurunkan tangannya yang dia gunakan untuk menutupi wajahnya. Lalu dia membalas tatapan Ellard dengan wajah memelasnya.

"Aku takut." Sahut Ella jujur.

"Sini-sini." Ellard membawa Ella ke dalam pelukannya. Dia mengusap rambut gadisnya dengan pelan, guna menyalurkan rasa tenang. "Takut kenapa?" Tanyanya.

Ella mengeratkan pelukannya pada Ellard. Dia menenggelamkan wajahnya di dada kekar itu.

"Aku takut kamu ninggalin aku.... Hiks." Jawabnya dengan isak-tangisnya.

"Kok mikirnya gitu?"

Ella mendongakkan wajahnya, tapi dia tidak melepaskan pelukannya.

"Ya kan Krystal cantik, dia juga kaya, dia seksi, dia tinggi, dan dia juga cinta banget sama kamu." Ujarnya menjelaskan dengan wajah cemberutnya.

"Cemburu?"

"He'em." Ella menganggukkan pelan. Matanya kembali berkaca-kaca, hidung dan pipinya pun sudah memerah.

Lain halnya dengan Ella yang kembali meneteskan air matanya, Ellard justru tengah tertawa bahagia. Dia mengecup kedua pipi gembul gadisnya secara bertubi-tubi.

"Gemes banget sih." Ucap Ellard di sela-sela kecupannya.

"Ih, El!! Akutuh lagi nangis tau!!" Ella berusaha menjauhkan wajah Ellard dari pipinya. Dan ternyata berhasil. Dia juga sudah terlepas dari pelukan Ellard.

Ellard tertawa kecil. Dia menangkup kedua pipi gembul gadisnya, membuat atensi Ella fokus menatapnya.

Dengan lembut Ellard berucap. "Dengerin aku baik-baik. Nggak ada alasan apapun untuk aku ninggalin kamu. Justru harusnya aku yang takut, Ella. Di mata aku, kamu adalah gadis yang paling sempurna. Kamu baik, cantik, lugu, penyayang, dan pemaaf. Kamu lebih dari cukup buat aku. So, nggak usah takutin hal yang nggak akan pernah terjadi. Got it baby?"

ELLARD OCEAN[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang