[Tentang kepercayaan yang dimainkan]
17+ [Tidak pornografi, tapi mengandung kata-kata yang tidak dianjurkan ditiru]
Tidak revisi!! Typo, KBBI, PEUBI berantakan. Sudah kalah dari lomba dan malas ganti cover berlogo yang ini. Hehe :v
# -1 in Spiritu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seminggu berlalu ...
Antara Qia, Taya dan Risa tidak ada perubahan kalau bertemu meski sama-sama mengingat tragedi UKS hari itu. Kalau kata Taya sih, itu hal biasa yang sering ditemuinya di sudut-sudut bangunan sepi sekolah. Ya, Jakarta memang sebebas itu bagi yang salah guna.
Memikirkan masalah orang tidak ada habisnya. Ya sudahlah, yang berlalu biarkan berlalu mengikuti setiap aliran skenario yang Tuhan ciptakan.
Tapi seminggu ini, sifat Risa berubah drastis kalau bertemu dengan Algaris dan Pio. Ia akan diam seribu bahasa jika dijahili Algaris maupun Pio. Ia tidak melawan lagi dan tidak ingin lagi berinteraksi dengan kedua orang itu. Sampai-sampai ia diejek mayat berjalan karena tidak merespon apapun perlakuan mereka.
Risa sangat menutup diri dari orang-orang yang berbuat maksiat terang-terangan. Terlebih lagi Risa sendiri yang menyaksikan hal itu di UKS lalu. Jauh-jauh dari mereka yang tipis imannya agar tidak ketularan.
Saat ini, cewek satu-satunya yang berjilbab di SMA Anggala Sena itu berjalan ke UKS untuk menjenguk Taya, katanya dia tersandung saat pelajaran olahraga. Ia membawa bekal dan botol air minum di kiri dan kanan tangan. Kali aja Taya belum makan.
"Taya?" panggil Risa saat tiba di ambang pintu.
"Masuk Ris, ada gue juga," sahut Qia.
Risa menutup pintu lalu menyusuri jalan untuk sampai ke sisi Taya dan Qia. "Udah makan, Ya?" tanya Risa. Risa mengusap lengan Taya yang diplaster. "Sakit nggak?"
"Udah mendingan. Gue bawa bekal kok. Yuk kita makan sama-sama," jawab Taya. Mereka pun makan sama-sama hingga menghabiskan waktu istirahat di UKS saja.
Risa dan Qia berpisah di ambang pintu UKS, Risa ke sayap kiri bangunan sedangkan Qia ke sayap kanan tepat kelas IPA berada. Risa sedikit menepi karena gerombolan anak kelas yang berlomba sampai duluan ke kelas. Ia berjalan di tepi dengan pelan.
Baru beberapa meter dari pintu UKS, ada yang menarik keras kerudung Risa membawa sang empu ke kelas sepi di samping UKS, ia melempar tubuh Risa ke dinding lalu menghimpitnya dengan napas memburu.
"Gue suka sama lo!"
"Apaan si Kak, malu Kak," telak Risa. Risa menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan.
"Lo mainan gue."
Risa menggeleng.
Algaris menggeram, yaaa orang yang tidak beretika agama ini yang sedang bicara dengannya. Kedua tangannya menggebrak dinding. "Lo hindarin gue?"
"Jawab!" Seiring suara nyaring Algaris keluar, sisi kanan dan kiri Risa kembali dibentur oleh telapak tangan cowok itu.