[Tentang kepercayaan yang dimainkan]
17+ [Tidak pornografi, tapi mengandung kata-kata yang tidak dianjurkan ditiru]
Tidak revisi!! Typo, KBBI, PEUBI berantakan. Sudah kalah dari lomba dan malas ganti cover berlogo yang ini. Hehe :v
# -1 in Spiritu...
"Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat oleh mereka, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Mulk 67: Ayat 12)
A L G A R I S
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kali ini Risa berada di musala sekolah mengambil kesempatan jam kosong. Hampir setiap hari ada saja jam kosong entah disebabkan rapat atau hal lain yang tak bisa ditinggalkan staf pengajar———ayam bertelur misalnya. Canda-canda.
Risa meraih mushaf Al-qur'an yang bersandar di jendela. Satu embusan pelan berbalik arah membawa sejumlah debu ke wajah Risa. Lantas ia membuang muka ke samping sambil mengibas-ngibaskan tangan menghalau debu yang berterbangan. "Uhuk-uhuk! Ya Allah." Ia menjauhkan sebentar mushaf berdebu itu lalu kembali membersihkannya dengan hati-hati.
Tidak ada kegiatankah di musala ini hingga barang-barang di dalam sini terlihat usang? Kalau di lingkungan sekolah tak memakai jilbab, itu emang kadang ada, iya kan? Tapi kalau musala sampai terbengkalai? Baru kali ini Risa menemukannya, ucapnya dalam hati.
Tak ambil pusing memikirkan argumen yang tidak-tidak, Risa memutuskan duduk di lantai yang terlihat bersih. Ia membuka perlahan kitab suci itu dengan sesekali terbatuk kecil lagi.
Ditemani pekikan burung, Risa melantunkan beberapa potong ayat Al-qur'an. Lantunan ayat suci hanya terdengar sekitaran musala yang jarang sekali dikunjungi. Walaupun mayoritas SMA ini 75% islam, mereka kadang-kadang doang ke musala. Entah itu tidur atau emang lagi buntu. Maklumlah, nggak agamis amat.
Tak jauh dari Risa, sebuah tangan mengapit sebarang rokok turun-naik ke mulut. Kepulan asap tipis ditemani embusan angin membuat benda berwarna putih tebal itu menyebar jadi awan tipis dan lenyap dimakan udara.
Selain bermain cewek, Algaris juga perokok aktif yang tak peduli ia sedang ada di mana dan bagaimana keadaannya. Yang ia tahu, jika ia ingin merokok, maka ia akan menuntaskannya. Begitu juga dengan bermain cewek, jika ia ingin detik itu juga maka cewek yang ditargetkannya harus bersedia. Hidupnya hanya dipenuhi keegoisan, nafsu dan tidak terima penolakan.
Seragam dikeluarkan dari celana, kancing atas terbuka dua, rambut sebahu yang dicepol asal memang sudah jadi tabiat Algaris. Apalagi kelakuannya selalu bikin orang sekitar geregetan.
Sayup-sayup telinganya mendengar seseorang sedang bicara. Ia pun membuang rokok lalu menginjaknya, netranya menjelajah hingga terfokus pada pintu musala terbuka. Entah angin dari mana yang mendorong Algaris untuk beranjak, kali ini ia sudah berada di samping musala.