Bab 13

621 64 0
                                        

Semakin kau berubah-ubah setiap harinya, semakin aku tidak tertarik untuk mengenal lebih. Agama saja jadi mainanmu, apalagi cuma manusia. ———Risa.

Algaris berdiri di tengah lapangan dengan kaki terangkat satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Algaris berdiri di tengah lapangan dengan kaki terangkat satu. Baju dikeluarkan, tanpa dasi, tanpa rompi seragam, tanpa topi, memakai sandal, tanpa kaos kaki dan jangan lupa sama rambut yang diikat satu dengan poni panjang terjulur di kiri-kanan telinga.  Semua yang melekat pada Algaris menyalahi aturan sekolah. Dan itu terjadi setiap hari, Algaris ada, masalah pun datang.

"KAMU ITU YA! UDAH SERING DIJEMUR MASIH AJA BANDEL! NGGAK ATRIBUT! NGGAK RAMBUT! TIAP SENIN MASIH AJA DIULANGI. KAMU ITU MANUSIA YANG BERAKAL ATAU BUKAN SIH?"

Itu suara Ibu Oka, masih ingat sama ibu yang satu ini 'kan? Perempuan dengan riasan ala pengantin baru dengan sanggul besar. Iya, ibu super galak yang sayangnya menjabat sebagai tenaga pengajar dan BK.

Ibu Oka bisa memerankan siapa saja sampai-sampai jadi ibu razia seperti sekarang. Banyak anak-anak yang tidak mematuhi aturan, tapi tetap saja mulut manisnya itu lebih suka menasehati Algaris yang terkenal bandel, nakal dan jahil.

"KAMU UDAH KELAS 11, SATU TAHUN KEMARIN KAMU MASIH SEMENA-MENA, TAHUN INI JUGA MASIH SAMA. MAU JADI APA TAHUN DEPAN?!"

Algaris menatap datar Ibu Oka, ia jadi mengantuk diceramahi seperti ini. Merasa sudah cukup berdiri seperti orang bodoh demi melakukan hukuman, Algaris pura-pura menguap memberi isyarat pada Ibu Oka.

"KALIAN BERDIRI SAMPAI JAM ISTIRAHAT! NGGAK ADA YANG BOLEH KELUAR DARI LAPANGAN."

"Gimana mau pinter, Ibu gurunya aja suka ngelarang masuk kelas untuk belajar. Sehat Bu peraturan kayak gitu?" sindir Algaris.

"KAMU! SIAPA YANG SURUH KAMU BICARA?!"

"Dibilangin malah ngelunjak," ejek Algaris.

"HEH! YANG SOPAN SAMA IBU!" bentak Ibu Oka kelewat marah. Andai amarahnya terlihat, pasti ada asap di atas kepala Ibu Oka yang menggambarkan betapa bencinya dengan mulut Algaris.

"Siapa yang mau sopan, orang Ibu aja ngajarin untuk nggak belajar. Sopan 'kah gitu jadi ibu guru?" sindir Algaris semakin menjadi-jadi.

"KAMU YA! ENNEK IBU LAMA-LAMA. INGET KALIAN! JANGAN ADA YANG BICARA SAMA ALGARIS. JANGAN DIHASUT! DASAR SETAN!"

"Kalau saya setan, Ibu iblisnya. Saya 'kan cuma anak buah Ibu," ujar Algaris lagi. Merasa sukses membuat muka Ibu Oka merah padam, Algaris langsung berlari untuk menghindari amukan singa betina itu.

"ALGARIIIIIIIIS ANAK SETAAAAAAN!" maki Ibu Oka dengan amarah bertalu-talu, ia menunjuk-nunjuk punggung Algaris yang mulai mengecil di penglihatan. "Astaga anak ini," sambungnya bercicit. Kepala Ibu Oka mendadak pusing lalu beranjak berjalan ke ruangannya dengan tangan di pinggang.

Beruntung murid paling bandel di sekolah ini cuma Algaris, kalau Ale sama Azra masih bisa dikekang. Tapi Algaris? Seluruh staf pengajar angkat tangan untuk menasehatinya berulang kali.

A L G A R I S  (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang