Bab 18

524 57 2
                                    

Banyak anak gaul, banyak pula yang salah pergaulan. Banyak teman sefrekuensi, banyak pula aib teman yang diketahui.

A L G A R I S

A L G A R I S

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kelompok 4."

Risa mengangkat tangan sebelah lalu disusul tubuhnya berdiri di samping mejanya. "Tugasnya kemarin udah selesai, Pak. Tapi tadi ilang."

Hah!

Semua mata tertuju pada Risa yang sengaja berdiri. Berani-beraninya menghilangkan tugas kelompok! Tugas yang pasti dikerjakan si pintar Azra pula! Mau jadi tambalan jalan si Risa nih main-main sama 3A.

"Ilang gimana Ris?" ulang Ale seraya memutar tubuh agar kepalanya tidak sakit saat menoleh pada Risa.

"Iya, ilang. Udah, gitu aja." Sebisanya Risa tenang menghadapi tatapan bingung Azra dan Ale. Jujur, kedua orang itu sangat ia takuti karena kebaikan mereka berdua pada Risa, ada wibawa. Kalau si Algaris sih takut, cuma takutnya bukan karena wibawa tapi takut sefrekuensi kayak hantu.

"Kamu ini ya! Udah kemarin naroh sepatu di atas buku Ibu Saudah. Hari ini kamu bilang nggak bawa tugas kelompok?" ceramah Bapak Maun.

"Bisa nggak kamu bertingkah sedikit lebih hati-hati, kami juga punya mata untuk menghormati kamu, Risa. Tapi kamu malah melanggar ini, melanggar itu. Sangsi tetap berdiri baik bagi kamu yang baik-baik," tambah Bapak Maun lagi.

"Baik apanya, Sir. Ibunya bitch."

"Ibunya sale diri."

"Dia aja hasil dari street gelap."

"Nggak pantas banget sok alim padahal daging dari hubungan haram."

"Sudah-sudah! Malah kalian ngatain orang. Kelompok 5 maju."

"Kelompok 4 silakan berdiri di lapangan sampai jam saya selesai."

"Saya aja Pak yang dihukum, saya yang menghilangkan jangan hukum mereka yang nggak bersalah." Risa mencoba tersenyum saat Azra menoleh ke arahnya. Malahan senyum itu berubah jadi cengiran khas Risa dengan mata merem.

"Bener Ris?" tanya Azra memastikan.

"Bukan ilang, tapi Risa sengaja buang ke tong sampah."

Risa memejamkan mata kuat-kuat saat suara Algaris membongkar semua yang ia sembunyikan. Dalam keheningan, Risa kembali mencoba membuka dua matanya mencari sumber senyap kelas ini.

Di depan sana, Bapak Maun sibuk memijat pangkal hidung. Semua anak kelas tahu Bapak Maun tengah marah jadi tak ingin bicara apapun dulu sebelum pembuat amarah naik satu ini keluar dari kelas.
"Keluar kamu dari kelas saya. Entah sengaja atau tidak, kamu masih kena hukum."

Lagi-lagi Risa kena hukuman dari pihak guru SMA Anggala Sena karena mengaku salah menghilangkan tugas kelompok 4. Azra pun tak bisa menengahi karena tidak tahu Risa berbohong atau tidak. Kejadian di depan gerbang sekolah hanya Algaris seorang yang menyaksikan, namun cowok itu memasang tampang permusuhan pada Risa seakan Risa-lah yang teledor.

A L G A R I S  (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang