Saat dunia mulai mengacuhkannya, ia kembali pulang pada titik awal hasil dosanya.
A L G A R I S
Langit cerah membersamai suasana hati Algaris yang berbanding terbalik. Saat ini cowok gondrong itu duduk di sofa atap sekolah membiarkan sinar matahari siang membakar seluruh tubuhnya.
Embusan asap dari mulut membentuk awan tebal kemudian diterpa angin hingga menipis dan hilang menyisakan bau khas tembakau. Dia merokok lagi setelah 2 pekan tidak menyentuh benda itu.
Walaupun raganya damai tak kurang sedikitpun, pandangan lurus menatap jauh langit, tapi pikirannya sedang berkelana pada beberapa moment yang Algaris anggap itu masalah.
"Enak nggak, cerai? Gue prediksi sih can't get ration?" (Nggak dapat jatah)
"Nggak enak 'kan, pernikahan kalian nggak dipandang. Sedangkan gue bisa lakuin apa aja."
"Karma buat lo, Al. Lo mainin orang, you can too dimainin."
Selain bermasalah dendam dengan Pio dan Novael menyangkut kehamilan Pio. Masalah lain ikut datang tanpa antri lebih dulu di dunia Algaris. Tentang pertunangan dengan seorang model ternama, Fiona Vynatania.
"Pertunangan kalian akan disegerakan. Siap-siap ritual baptis."
"12 Februari, Papa nggak bisa undurin tanggal lagi."
Belum lagi Resta meneror tanya tentang Joy ..., rasanya Algaris ingin mati saja dirundung beberapa cewek nggak jelas di kehidupannya.
"Bawa pulang Joy, Kak."
Tentang Risa juga yang ikut-ikutan menjauh karena masa mereka bersama sudah usai di malam itu. Dulu, Algaris sangat senang dikerumuni cewek-cewek, tapi sekarang ia malah tidak suka semua cewek seolah menuntut balas perbuatan kepadanya.
Seharusnya Algaris malam itu tidak menceraikan Risa terlebih dahulu agar ia bisa sedikit tenang karena ada Risa menemani harinya. Mungkin ia bisa menyalurkan amarah lewat menjahili Risa, memeluk atau menggenggam tangan? Agar Algaris lebih tenang. Tapi diluar dugaan, Zahir meminta perceraian itu dipercepat dari tanggal perjanjian dengan alasan Algaris melanggar aturan kerja.
Seharusnya pernikahan kontrak itu minimal 1 bulan. Namun, Algaris malas berdebat, ya sudahlah. Nasi juga sudah basi.
"Ngerokok lagi? Ada masalah lagi? Bunda lo? Papa lo? Atau jalang lo? Mainan lo?"
Algaris membuang puting rokok lalu melompat untuk menginjak benda putih tersebut. Kilatan tak bersahabat terpancar di matanya saat mereka berdua bersitatap.
"Nggak usah komen!" kelit Algaris tak menanggapi pertanyaan Dio.
"Sebenarnya yang fuck itu siapa sih Al? Gue atau friend lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A L G A R I S (Selesai)
Ficção Adolescente[Tentang kepercayaan yang dimainkan] 17+ [Tidak pornografi, tapi mengandung kata-kata yang tidak dianjurkan ditiru] Tidak revisi!! Typo, KBBI, PEUBI berantakan. Sudah kalah dari lomba dan malas ganti cover berlogo yang ini. Hehe :v # -1 in Spiritu...