Katanya, orang cuek setianya bukan main-main. Mari kita buktikan Algaris bagaimana dengan prinsipnya.
A L G A R I S
"Kalau sudah tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga."
Ale tertawa terpikal-pikal sembari masih menabuh meja mendukung Azra yang menyanyi menggoda Algaris.
Algaris memasang wajah dingin. Ia menyibukkan diri dengan HP, menulikan pendengaran dari dua makhluk yang terus menggoda tentang Risa kepadanya.
"1001 macam itu bidang percintaan, dari yang saling mengungkapkan sampai yang makan gengsi."
"Uhuy! Asik, sindir terus."
"Jangan berzina! Jangan berzina! Itu pasti bisik setan," ujar Azra mengganti larik reff aslinya.
Algaris menggebrak meja hingga semua menoleh ke arahnya. Ia menabrak bahu Azra dan menyempatkan diri menendang bangku Risa yang kosong.
"Slow Gar, Risa sakit demam, bukan sakit hati dapat undangan lo," sindir Azra.
"Yang ego tinggi nggak dapat apa-apa Gar, jenguk, jangan lupa beliin makanan."
Di tempat lain, Algaris melompat ke balkon lalu tanpa permisi ia menendang pintu.
Risa terkesiap langsung berdiri dari sajadah. "Kakak!" seru Risa saat tahu yang menerobos masuk ke kamarnya adalah Algaris.
"Sttt."
Risa menutup mulut. Ia lantas merapikan sajadah tanpa melepas mukena yang ia gunakan untuk salat sunah dhuha.
"Hmm." Algaris menyerahkan plastik berisi tiga kotak bubur. Ya tebak saja 2 kotak untuk dirinya, 1 kotak untuk orang sakit, Risa tepatnya.
Mereka berdua duduk berhadapan di karpet. "Kenapa datang ke sini? Bukannya masih jam sekolah?" Risa membuka semua kotak makan lalu menyerahkan ke hadapan Algaris.
"Sakit apa?"
Risa menunjuk dirinya kemudian mengangguk paham. "Oh, itu, tadi sakit kepala aja kok, nggak dikasih izin sekolah sama Papa."
Tanpa sengaja, Algaris mengembangkan senyum tipis, lega terhadap kabar Risa.
"Makan."
"Aku nggak enak loh, kita di kamar."
"Mau gue enakin? Makan tinggal makan, ribet amat! Lagian kalau makan di luar, ganggu pembantu bersih-bersih. Lo juga sakit."
Risa menatap Algaris kesal, decakan halus dari Risa menginterupsi dongakan wajah Algaris. Risa membuat mimik kesal, dan hal konyol itu mampu membuat Algaris terkekeh.
Mereka makan dengan khidmat menikmati bubur ayam yang masih hangat berpadu dengan kriuk kerupuk. Beruntung Algaris membawa paket lengkap sarapan, dari air botol, sendok, garpu hingga tissue dan tusuk gigi juga ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
A L G A R I S (Selesai)
Fiksi Remaja[Tentang kepercayaan yang dimainkan] 17+ [Tidak pornografi, tapi mengandung kata-kata yang tidak dianjurkan ditiru] Tidak revisi!! Typo, KBBI, PEUBI berantakan. Sudah kalah dari lomba dan malas ganti cover berlogo yang ini. Hehe :v # -1 in Spiritu...