43.Picture

1.1K 104 0
                                    

"Appa?!"Sentak Rosè yang tak terima Ayahnya berbicara hal Buruk tentang keluarganya.

Rosè memeluk sang Ayah.
"Tolong jangan Berkata begitu,Appa."Pinta Rosè dengan isak tangisnya.

"Tenangkan Dirimu,Kumohon!"Lirih Rosè.

Lisa mengepalkan kedua tangannya erat.Matanya yang memerah mulai mengeluarkan Airmata.

"Lisa,Benarkah Itu?"Tanya Jessica lirih.

Lisa mengangguk pelan dengan wajah penuh airmata.

Nafas Jessica terasa sesak ketika mendengar Jawaban gadis Itu.

"Mianhaeyo Eomma,Jeongmal Mianhae~"Ucap Lisa Lirih.

Jessica memegang kedua tangan Lisa dan menumpuknya.

"Katakan Jika itu bohong,Katakan Jika kau tidak akan pergi kesana,Eoh?"Tangan jessica bergetar.

Lisa menggigit bibir bawahnya.Lalu menghela nafasnya dalam-dalam.

"Besok,Aku harus mulai tinggal DiAsrama.Dan Begitu Ada perintah,Aku harus siap pergi KeAfghanistan Kapanpun."Tutur Lisa dengan Susah Payah.

"Lisa?!"Pekik Jessica menatapi wajah Lisa.

"Eomma,Aku~"

"Andwae Lisa-ah,Kau sudah berjanji padaku tidak akan pernah lagi meninggalkanku.Dan kau~"Jessica memundurkan Langkahnya.

"KENAPA DENGANMU?!"Teriak jessica.

"APAKAH KARNA PRIA ITU KAU JADI SEPERTI INI?!KATAKAN PADAKU,HAN LISA!!!"Kali ini Sang Ibu'lah yang murka terhadap Lisa.

Rosè yang berada disana terlihat kebingungan dengan ucapan sang Ibu terhadap Lisa.

Katakanlah Jika lisa memang selalu membuat kesalahan dan menghancurkan barang -barang berharga dimansion itu.Tapi Seberapa banyak itu.Sama sekali Lisa tak pernah mendapatkan kemarahan dari kedua orangtuanya seperti saat ini.

Lisa menggelengkan kepalanya.
"Aniyo,Eomma.Aku~"Lisa hendak mendekat pada sang Ibu.Namun Wanita itu malah menghindar dan menabrak tubuh Lisa untuk pergi meninggalkan Ruangan Itu.

Lisa menelan salivanya kasar.lalu melirik pada sang Ayah yang masih membelakanginya.sang kakak menoleh dan mengisyaratkan pada Lisa untuk pergi meninggalkan Ayahnya dan sang kakak diruangan Itu.

Dengan Lesu,Lisa mengangguk dan perlahan meninggalkan Ruangan kerja Ayahnya.

Lisa menjatuhkan dirinya diatas tempat tidurnya.Ia memejamkan matanya dan menghela nafasnya berulang kali.

Ia sudah menduga jika kedua orang tuanya akan marah dan tidak akan setuju dengan keputusannya.Namun ia tak pernah menduga jika Keduanya akan semarah itu terhadapnya.Apalagi Hingga sang Ibu beranggapan jika Kepergiannya adalah buntut rasa sakit hatinya terhadap pria yang kini jadi suami kakak keduanya,Jennie.

Tok!Tok!Tok!

Lisa membuka kedua matanya dan menoleh keujung pintu kamarnya.Dilihatnya sang Kakak ketiga sudah ada disana dengan membawa kotak peralatan P3K ditangannya.

"Unnie?!"Lisa beranjak duduk.

Rosè duduk disamping Lisa dan membuka Kotak peralatan P3K yang dibawanya.Rosè membuka botol Alkohol dan meneteskannya beberapa ke lembaran kapas ditangannya.

"Lisa-ah,Hadapkan Wajahmu padaku!"Pinta Rosè.

"Aniyo,Aku baik-baik saja."Tolak Lisa.

Namun Gadis Blonde itu tak peduli.dia menarik dagu Lisa dan memutarkannya kearahnya.Dan Mulai membersihkan bercak darah disudut Bibir Adiknya dengan Hati-hati.Lisa meringis kesakitan.

Our Mistake [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang