58.Awake

1.7K 137 13
                                    

Rosè meminta izin kepada kakak sulungnya untuk pergi membeli Minuman kecafetaria,Wanita Berambut Blonde itu menggerutu karna Kesulitan menghubungi Kakak keduanya yang tadi mendadak membawa adik satu-satunya itu pergi.Padahal ini adalah pertemuan pertamanya sebagai seorang kakak adik kembali.Iapun Menghela nafasnya sedikit kasar,Tiba-tiba kedua matanya menangkap Seorang pemuda yang selalu mengenakan setelan Jas hitam baru saja keluar dari cafetaria.Ia berjalan sendirian dengan membawa 2 cup Kopi ditangannya.

"Chogiyo!"Panggil Rosè,Namun pemuda itu sepertinya tak mendengarkan suara panggilannya.

Rosè mempercepat Langkahnya untuk mengejar pemuda bernama Mark itu,NamunTiba-tiba Nada dering Ponsel pemuda itu berbunyi.pemuda itu menghentikan langkahnya untuk melihat layar ponselnya begitupun dengan Rosè.

"Ia,Halo Tuan Nick..."Jawabnya.

"..."

"Kapan anda Tiba DiSeoul?"Pemuda itu kembali melanjutkan Langkahnya sambil menjawab Telponnya. 

"Keadaan Nona Lisa Cukup Baik.Saat ini beliau sedang beristirahat diRuangannya..."

"..."

Ucapan pemuda ditelepon itu membuat kedua mata Rosè membulat.

"Baiklah,Besok Saya akan segera menjemput anda disana Tuan."Ujar pemuda itu sebelum menutup telponnya.

Mata hazel Rosè terus mengikuti kemana perginya pemuda itu.Ucapan Mark tentang Adiknya ditelpon tadi membuat detak jantungnya berdebar lebih cepat dan Entah kenapa tiba-tiba hatinya merasa gelisah.

Dilihatnya dari kejauhan,Pemuda itu Hendak masuk kesalah satu Ruangan Rawat inap.Namun seseorang terlihat lebih dulu keluar dari Ruangan itu.Langkah Rosè pun terhenti dibuatnya.

"Jennie Unnie?!"Kedua matanya terbelalak melihat sosok kakak keduanya berada disana.

"Daepyeonim,Saya membelikan anda secangkir Kopi."Samar-samar Rosè mencoba menguping pembicaraan keduanya.

"Eoh,Gomawo."Ucap Jennie sambil menerima kopi itu dari tangan Mark.

Lalu keduanya memilih mendudukan diri mereka dikursi tunggu yang ada didepan ruangan itu.Masih tak menyadari kehadiran Rosè disana yang berdiri dibalik tembok tak jauh dari kamar Lisa.

"Bagaimana Keadaan Sajangnim?"Tanya Pemuda itu sebelum menyesap Minumannya.

"Dia sudah tertidur lelap."Jawab Jennie.pemuda itu tampak menganggukan kepalanya sedikit.

"Apa selama ini dia selalu menahan rasa sakit dijantungnya?"Tanya Jennie dengan wajah tertunduk.

"Nde."Jawabnya singkat.

Hening sesaat,Jennie kembali memikirkan ketika Minho memberitahu soal kondisi kesehatan Lisa yang selama 11 tahun ini dirahasiakan,nafasnya terasa menyesak ketika mengetahui hal itu.menghadapi kenyataan bahwa Jantung yang tertanam ditubuh adik bungsunya itu bukan lagi jantung miliknya sendiri.Melainkan Jantung milik dari adik Lisa yang Se-Ayah namun berbeda ibu dengannya.

Jennie merasa sangat bersalah saat ini,Selama 11 tahun ini,Setiap detik bahkan setiap waktu dia selalu menyalahkan semuanya kepada Lisa.Tanpa ia tau,Adik bungsunya itu ternyata Juga mengalami Penderitaan yang amat menyakitkan selama 11 tahun ini.

"Apakah Kau berbohong padaku Kalo Lisa pergi dinas keluar kota pada saat aku dirawat dirumah sakit?"Tanya Jennie Lagi memastikan.

"Mianhaeyo,Daepyeonim.Itu adalah permintaan Sajangnim."Ucap Mark.

Rosè menajamkan indera pendengarannya.

"Sajangnim memintaku merahasiakan kondisinya dari Anda dan yang Lainnya."Ujar Mark dengan wajah penuh rasa bersalah.

Our Mistake [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang