51.Unnie

1.3K 115 11
                                    

Lisa merasa ikut tersakiti begitu melihat kakak ketiganya diperlakukan Kasar oleh ibu dari seorang anak yang mengalami Kejang-kejang itu.Apalagi ibu tadi berani menampar pipi Kakaknya dengan sangat keras padahal Ia mau membantu menolong putranya.Rosè tentu Bukan berkata Asal.Lisa yakin Rosè memiliki pengetahuan dasar soal itu.Dulu Kakaknya adalah Mahasiswi Kedokteran DiUniversitas terbaik didunia.Mengatasi cara memberikan pertolongan pertama pada penderita Epilepsi tentu saja ia sudah mempelajarinya.

Lisa tak mau membuat sang kakak semakin kecewa pada dirinya sendiri. karna itu Ia memutuskan melukai tangannya sendiri dengan memukulkan tangannya sendiri ke kaca spion Mobilnya Lalu bergegas menghampiri Rosè yang saat itu tengah duduk dibangku taman.Lisa memberanikan diri  menyodorkan Luka ditangannya kehadapan Rosè.

"Meskipun kau bukan seorang Dokter,Bisakah Kau membantuku?"Tanya Lisa.

Rosè mengangkat wajahnya untuk melihat kearah Lisa

"Li-Lisa?!"Pekik Rosè saat melihat Orang yang ada dihadapannya kini.

Rosè segera beranjak dan menatapi wajah Lisa yang ada dihadapannya dengan kedua mata yang melebar.

"Kau~"Bibir Rosè terlihat bergetar.

Lisa menelan salivanya susah payah.Ia tau bagaimana perasaan Kakak ketiganya saat ini.Rosè pasti terkejut melihat dirinya.

"Tanganku terluka,Apa kau bisa mengobatinya?"Tanya Lisa dengan suara parau sambil menatap wajah sang kakak.

Rosè menunduk untuk melihat tangan yang dimaksud.Dilihatnya tangan itu terluka dan berlumuran darah.Airmata Rosè keluar ketika melihat Luka itu. Dan....

"Namaku Pranpriya,kau ingat,Kan?Aku dan Ella~"

Rosè menghembuskan nafasnya,Ia tersadar Jika wanita dihadapannya kini Bukanlah sang Adik melainkan Orang lain.Lalu Rosè memalingkan wajahnya dan menghapus Airmatanya yang tadi mengalir.

"Kau baik-baik saja?"Tanya Lisa.Rosè mengangguk.

"Maafkan Aku,Aku tak sengaja melukai tanganku saat~."

"Aniyo,Akulah yang harus minta maaf karna aku tidak bisa membantumu."Ucap Rosè.

Deg!

"Waeyo?"Kejut Lisa tak terima.

"Aku bukanlah seorang Dokter.Anda salah jika meminta pertolongan kepadaku."Ujar Rosè.

Lisa terdiam dan menurunkan tangannya yang terluka saat Rosè membungkukkan badannya sejenak sebelum memutuskan meninggalkan Lisa.Rosè pergi dari hadapan Lisa begitu saja entah kemana.

Lisa menggigit bibir bawahnya untuk menahan airmatanya agar tak terjatuh.Lalu Lisa mendudukan dirinya dengan Lemas dibangku taman yang tadi sempat diduduki Rosè.Ia merasa kecewa karna mendapatkan penolakan dari Kakaknya.Seharusnya ia tak berharap Jika Rosè akan semudah itu peduli Padanya.

Namun,Tiba-tiba seseorang berlutut dihadapannya dan menarik kasar tangannya yang terluka.Lisa menoleh dan didapatinya wajah serius Rosè yang segera membersihkan darah yang menyelimuti Lukanya dengan cairan Alkohol.

"Aww!"Pekik Lisa.

Rosè melirik sekilas wajah Lisa yang terlihat sedang meringis kesakitan karna cairan disinfektan yang ia teteskan kebeberapa Luka gores itu.

"Mianhaeyo,Aku akan melakukannya pelan-pelan."Ucap Rosè.

Ia tak Tau Kapan Rosè membeli perban dan obat-obatan Lainnya.Namun Lisa dapat melihat dengan Jelas Jika semuanya baru saja Rosè beli dari Apotek terdekat jika dilihat dari Kantong plastik yang dibawanya.

Our Mistake [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang