39.Necklace

910 90 0
                                    

Waktu 2 Tahun Rasanya Mungkin cukup untuk terus larut dalam kesedihan.Kini Gadis berponi itu tengah bertekad untuk melupakan semuanya,Ia sadar bahwa semua kesalahan ada padanya.Suho ataupun Kakak keduanya Jennie tidak sedikitpun bersalah padanya.Itu adalah kesalahan hatinya sendiri.Ia bersalah karna telah jatuh cinta dan memberikan harapan pada pria yang belum tentu memiliki perasaan sepertinya.Ia akan menerima Pria yang pernah ia cintai itu menikah dengan kakaknya sendiri.

Lisa,Gadis itu bangun pagi-pagi sekali dan sudah mengenakan pakaian Rapi.Kali ini Langkahnya cukup tenang dengan senyum diwajahnya.Ketika ia tengah berjalan menyusuri lorong kamar,Tiba-tiba ponselnya berdering cukup nyaring.Senyumnya merekah melihat sebuah nama  yang tertera dilayar ponselnya.

"Halo Komandan Moon?"

"Halo perwira Han."Jawab Sang Komandan diTelpon itu.

Sapaan singkat nan tegas membuat seluruh tubuhnya bergerak tegap.Layaknya orang yang tengah menghadiri upacara bendera.Jika ada yang melihatnya saat ini pasti Akan menganggapnya aneh.

"Aku telah mendaftarkanmu menjadi relawan pasukan Khusus Ke Afghanistan.Dan Mentri keamanan telah menyetujui permintaanmu karna kau telah memenuhi syarat untuk menjadi bagian dari pasukan khusus."Ungkap Komandan pasukan moon.

"Benarkah?"

"Benar.Hari ini Akan ada rapat darurat, datanglah kemarkas."

"Baik saya mengerti,Komandan."Tegas Lisa.

"Satu Lagi,Kau Harus Mengikuti Latihan Khusus bersama Relawan Yang Lain."

Itu adalah pesan yang Komandan Moon katakan sebelum mengakhiri panggilan telponnya dengan Lisa.Lisa menghela nafasnya.Namun,

"Siapa yang menelponmu sepagi ini?"

Deg,

Jantung Lisa hampir lepas ketika mendengar suara gadis berpipi mandu itu yang tiba-tiba ada dihadapannya.Sontak ia langsung mendongakan wajahnya dan mendadak bungkam ketika melihat wajah sang kakak.

"Un-nie?Sejak Kapan Kau~"

"Aku tanya siapa yang menelponmu tadi,Huh?"

Lisa menelan salivanya susah payah ketika rasa gugup menyergapnya saat ini.Bukan karna ia merasa takut pada sang kakak.namun karna ia bingung harus mengatakan Apa sekarang.

Ia tidak tau sejak kapan Jennie ada disana.Dan sampai mana dia tau soal pembicaraannya dengan Komandan moon ditelpon tadi.Ia merasa terdesak dan rasanya belum tepat untuk mengatakan rencana masa depannya.Iapun memilih memberikan jawaban asal pada sang kakak.

"Yuna yang menelponku."Jawabnya Singkat.

Kedua mata jennie terlihat meragukan ucapannya.Melihat gelagat sang kakak.Lisa menghela nafasnya pelan.

"Kami berjanji untuk bertemu hari ini.Jika tidak percaya telpon saja dia!"Tantang lisa sambil menyodorkan ponsel miliknya.

Jennie tersenyum Dan menarik tubuh adik bungsunya kedalam pelukannya.

"Aniyo.Untuk Apa unnie meragukan ucapanmu."Ujar Jennie sambil mengelus punggung lisa pelan.Lisa tersenyum tipis.

"Kalo begitu pergilah.Kau harus bersenang-senang dengan temanmu."
Lisa mengangguk pelan.
Jennie melepaskan pelukannya dan mencium pipi sang adik sebelum melepaskannya pergi.

Lisa menuruni anak tangga menuju lantai satu.

"Lisa-ya..."Panggil sang ibu dari lantai Satu.

Lisa tersenyum dan segera memberikan pelukan hangat pada sang ibu.

Our Mistake [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang