T.I.T.B.H - 58

1.8K 220 49
                                    

Lanjutttt
.
.
.


















"Kau jangan coba ngomong kasar padanya, apalagi menyentuhnya..." Tunjuk Jennie pada Jiyong yang menunduk karena tamparan keras di pipinya. Jiyong mentap Lisa dengan amarah yang memuncak.

"Jangan berteriak bodoh, aku tdk tuli, dan apa kau bilang? Aku? Merebut istrimu?? Haha, hei sadarlah kawan, kau yang sudah merebut kekasihku, jadi yang sebenarnya orang ketiga disini adalah kau, kau merusak semuanya, apa rasa tamparan itu cukup jelas menyatakan bahwa Jennie adalah milikku..." Ucap Lisa membuat Jiyong mengatupkan rahangnya, menatap Lisa dengan mata yang sudah tersulut amarah yang kapan saja siap meledak.

"Tapi kau sudah kalah, Jennie sudah menjadi istri ku, dan kau di campakkan, pergilah dari sini, jangan merusak rumah tangga orang..." Ucap Jiyong masih dengan posisi yang sama.

''Apa kau bilang? Aku kalah? Kau mimpi? Jelas2 aku masih menjadi pemenang nya, pemilik hatinya, pemilik jiwa dan raganya, kau jangan terlalu berkhayal tinggi, jatuh sakit om, dan itu, aku di campakkan?? Jika aku di camppakan aku tdk akan ada disini bodoh, tunggu saja sebentar lagi aku yang akan di campakkan..." Ucap Lisa masih dengan tenang, sementara Jiyong semakin panas.

"Lepaskan aku, kau tdk akan bisa merebut jennie dariku, Jennie hanya milikku,..." Ucap Lisa melepas paksa tangan Jiyong dari bajunya dan memperbaiki nya sementara Jennie? Jennie tersenyum melihat bagaimana Lisa melawan om om ini.

"Jennie ikut aku, aku akan melaporkan ini kepada Daddy..." Ucap Jiyong menarik tangan Jennie. Tapi sebelum Jiyong menyentuh Jennie tangan Jiyong lebih dulu di genggam oleh Lisa.

"Jangan pernah menyentuhnya, dia milikku,..." Ucap Lisa menggenggam dengan kuat lengan Jiyong. Jiyong melepasnya dengan kasar

"Dia istriku, istri sah ku, aku bisa melakukan apapun padanya di depanmu..." Ucap Jiyong menunjuk Lisa.

"Memang istrimu, tapi dia tetap milikku,..." Ucap Lisa dengan santainya.

"Jennie ikut aku atau kau akan menyesal..." Ucap Jiyong menatap Jennie

"Tidak, aku akan tetap disini, pergilah mengadu, aku tdk takut sama sekali, lagian aku juga sudah lelah denganmu, dengan semua ini, aku akan mengurus semuanya, tenanglah..." Ucap Jennie merangkul Lisa

"See, bahkan Jennie lebih memilihku di banding dirimu yang kau bilang suaminya..." Ucap Lisa mengejek.

"Kau juga banci yah, sedikit2 ngadu..." Ucap Lisa membuat Jennie terkiki geli mendengar ucapan Lisa.

"Keluar, atau kau mau lihat yang lebih??" Ucap Jennie menunjuk pintu keluar, Jiyong menatap mereka berdua dengan tajam, Jiyong dengan kasar mengambil jas dan keluar dari sana dan membanting pintu tersebut dengan kuat.

"Apa ini sayang, kamu tau cara berkenalan dengan om om itu, ah aku mencintaimu, sungguh..." Ucap Jennie memeluk Lisa

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya bukan???" Ucap Lisa membalas pelukan Jennie.

"Kamu benar sayang, yang kamu katakan semuanya benar...." Jennie melepas pelukannya dan mengelus pipi Lisa dengan pelan tersenyum begitu manis.

"Kamu mau ngapain setelah ini???" Tany Lisa memeluk Jennie, entahlah hanya ingin memeluk.

"Hmm, apakah aku harus pulang? Atau disini saja? Atau ikut denganmu???" Jennie mendongak menatap Lisa

"Hmm sepertinya kamu harus pulang, Daddy pasti akan segera menghubungi mu setelah om itu mengadu..." Ucap Lisa membuat Jennie berfikir.

Time Is The Best Healer (Jenlisa) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang