Lanjuttt
.
."Lisa..." Rose dan yang lain menghampiri Lisa, memeluk Lisa dengan erat, Lisa menangis sejadi-jadinya, membuat teman-teman nya ikut menangis. Mereka menenangkan Lisa yang masih memeluk rose dengan begitu erat. Meraung-raung memanggil nama Jennie.
"Lisa sudah nak, kita masuk dulu, biarkan teman teman mu masuk kedalam, kasian mereka baru sampai..." Ayah Lisa kini ikut berjongkok di samping Lisa
"Ayahh Jennie hiks hiks..." Isakan Lisa di pelukan sang ayah membuat ayahnya menepuk punggung Lisa begitu pelan sembari menenangkan Lisa.
"Ayah biar aku saja..." March yang datang menghampiri ayahnya yang akan menggendong Lisa.
"Phi sudah, jangan seperti ini, kau membuat ayah dan aku ikut bersedih..." Ucap March memeluk Lisa.
"Apa aku tidak baik untuknya hiks hiks, bilang padaku March, apa aku wanita brengsek..." Isak Lisa di pelukan March
"Tidak Lisa, bukan kau yang tidak baik untuknya, tapi dia yang tidak baik untukmu,..." Ucap seulgi membuat mereka menganggguk setuju.
"March bawa Lisa masuk ke kamarnya..." Ucap sang ayah yang membuat March mengangkat tubuh Lisa yang sudah lemas.
"Ayo anak-anak kita masuk dulu, maaf untuk kejadian yang kurang menyenangkan menyambut kalian...." Ucap ayah Lisa membuat mereka menganggguk.
"Tidak apa-apa paman..." Ucap mereka masuk sementara satu gadis masih menunduk di depan pintu.
"Kau nancy??" Seulgi menghampiri gadis itu menepuk pundaknya, membuat gadis itu mengangguk dan menangis dalam diam.
"Ayo kita masuk, kau jangan berfikir ini salah mu, itu salah Jennie yang tidak mau mendengarkan penjelasan Lisa..." Irene ikut merangkul gadis cantik itu untuk masuk.
Sementara Lisa sudah berada di kamarnya, menangis sejadi-jadinya mengingat kejadian itu kembali membuat kepalanya pusing bahkan sampai pingsan. Teman teman Lisa bahkan menginap beberapa hari untuk menenangkan Lisa yang masih kacau. Lisa yang terus saja memanggil Jennie dalam tidurnya membuat semuanya tidak tega menatap Lisa
"Apa kita jelaskan saja???" Ucap seulgi membuat semuanya menggeleng
"Biarkan saja, Jennie perlu di beri pelajaran,..." Ucap jisoo mengelus rambut Lisa
"Biarkan saja, lupakan ini, lupakan masalah ini, kita harus berfikir bagaimana membuat Lisa bisa kembali ceria dan tidak terpuruk dalam kesedihannya..." Ucap wendi membuat mereka menganggguk.
"Kalian pulanglah, Lisa biar aku yang menemaninya, aku harap kalian tetap diam jika Jennie menemui kalian, anggap saja ini tidak pernah terjadi, bersikaplah sewajarnya, jangan membencinya, dengarkan keluh kesahnya..." Ucap wendi membuat mereka mengangguk, hari ini sudah seminggu mereka menemani Lisa.
"Terus kabari kami wendi..." Ucap seulgi membuat wendi mengangguk, dengan begitu mereka pulang di antarkan oleh supir dan juga March ke bandara Suvarnabhumi untuk kembali ke Korea.
"Lisa, sadarlah, jangan seperti ini, jangan menyiksa dirimu..." Ucap wendi yang duduk di sisi kasur Lisa yang sedang meringkuk menangis
"Lisa biarkan dia bebas tanpa ada kau yang selalu melarangnya, intinya begini jika dia memang punya hati, pasti dia akan tau cara menghargai, menghargai perasaan mu, menghargai kata katamu, menghargai jawabanmu, sudah, kau tidak bisa terus-terusan seperti ini, sementara dia melanjutkan hidupnya dengan baik, kau tidak seharusnya terpuruk dengan keadaan, aku tau rasanya seperti apa, aku pernah mengalaminya, meskipun dengan cara yang berbeda. Lisa berhenti ketika sudah tidak di hargai, karena Jatuh cinta tidak seharusnya menjatuhkan harga diri, kau pasti bisa Lisa aku yakin, kau wanita yang hebat, wanita kuat jangan seperti ini terus..." Ucap wendi mengelus rambut Lisa yang sudah acak acakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Is The Best Healer (Jenlisa) ✅
RandomFOLLOW!!! + VOTE!!! + COMMENT!!! Yang tidak suka, bisa langsung SKIP!!! Cerita ini hanya fiktif belaka jika ada kesamaan nama, tokoh, tempat kejadian ataupun alur cerita, itu adalah kebetulan semata, dan tidak ada unsur kesengajaan😁😁" Rank 🎖 🎖1...