45

314 54 3
                                    

SING

"tenanglah [name]" fena memegang bahunnya [name], kini mata fena menatap orang asing yang masih dibawa pijakan kaki [name].

"jangan senang dulu, kau berutang budi padaku karena hidupmu tidak hanya sampai disini" fena melotot kepada orang tersebut.

"ba-baik, saya mohon ampun no-na"

"bukan nona, dia adalah putri disini. Dia akan menjadi penguasa selanjutnya" ucap fena menyengir, orang itu membulatkan bola mata sempurna, wajahnnya seperti tidak menyangka.

[name] menghilangkan pedang sabit yang sudah berada digenggamannya, menghela nafas sebentar. Menarik kembali kakinya dan berjalan menuju kasurnya toya.

"fena, tolong bawa keyasa dan ceritakan semua. Aku harap yasa memberi hukuman yang setimpal"

Fena sedikit menoleh kearah [name] lalu memasang sengiran kecil, kekehan jahat terdengar jelas disuarannya.

Tangan [name] mengusap rambut toya, urat-urat yang awalnya memenuhi lengannya sekarang sudah menghilang, muka pucat kini perlahan memerah.

"tolong jaga toya" gomura mengangguk.

[name] kembali menuju kamarnya, melempar tubuhnya keatas kasur. Lengan menutup kedua matannya, helaan nafas panjang membuat dirinya sedikit legah kalau toya tidak kenapa-napa.

Walau dia hanya orang asing dibalik tubuh kazami, perasaan amarahnnya tetap memuncak. Apa ini perasaan kasih sayang yang tidak dapat dihapus dari hati sang pemilik tubuh? Sungguh luar biasa.

———

[name] saat ini sedang berjalan-jalan ditaman, menghilangkan rasa stressnya yang memuncak. Sekaligus menghilangkan rasa sedihnya karena toya mengalami koma.

"[name]" menoleh kearah gomura yang kebetulan sedang muter-muter kastil, jadilah mereka berjalan bersama.

"mau aku temanin latihan lagi? Sepertinya kau butuh sesuatu untuk menghilangkan rasa sedihmu"

"hmm sepertinya tidak buruk bagaiman air terjun hamina?" gomura mengangguk sambil tersenyum.

mereka akhir-akhir ini sering berlatih kekuatan bersama-sama agar tidak kaku. Karena tidak tau kapan olya akan muncul lagi.

DARRR

"UWOO!! kakoi!!" seru [name] mengangkat kedua tangan bersemangat, kedua lengan panjang ia gulung sampai sesiku.

Pakaian stelan kemeja wanita berwarna putih polos dengan celana hitam panjang, rambut masih segitu-gitu saja memang sedikit nambah panjang.

"mau latihan bertarung senjata?"

"siapa takut" [name] tersenyum miring, gomura melempar pedang plastik kepada [name]. [name] menangkapnnya, dan mereka saling beradu pedang.

STING

STING

STING

Walau pedang plastik tapi tetap saja kokoh, tanpa mereka sadari akhir-akhir ini ada yang selalu mengawasi mereka dibalik pepohonan.

Pertandingan dimenangkan oleh gomura, [name] kalah telak. Tidak heran karena yang dia lawan adalah orang berpengalaman jauh dibandingkan dengan dirinya.

[name] menang dalam atur strategi dibandingkan dengan berlawan langsung, ia mudah lelah karena fisiknya bisa dibilang masih lemah dalam ukuran wanita kazami.

"gomura, tanda dilehermu itu bintang bukan?" tanya [name] yang sedang meminum aqua botol, gomura memegang lehernnya lalu mengangguk.

"bintang, merupakan posisi terendah setelah planet. Tapi mereka patnernnya bulan"

•NAVY BLUE GIRL• | one piece x reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang