55

248 35 10
                                    

PLETAK

"toya sudah sadar, dan kau memberikannya misi?! Kau gila apa??" [name] memekik marah dengan kedua tangannya menarik kerah baju yasa. Yasa kehilangan nafasnya.

"karena dia baik-baik saja makanya aku memberikannya misi" jawab yasa membuat [name] sedikit melotot kepadannya.

"seharusnya kau memberikannya waktu istirahat! Kau tau..betapa aku merindukannya!"

"aku tau, tapi kita tidak ada waktu lagi" seru yasa memegang kedua tangan [name], melepas pegangan kerah bajunnya.

"sembuhkan terlebih dahulu lukamu, kau...rawat mereka semua" ucap yasa kepada laki-laki berwajah datar dan tatapan kosong, laki-laki itu mengangguk dan mulai membawa semuanya kedalam ruang medis.

Yasa menghela nafas sambil mengusap rambuy putihnnya, medusa terkekeh kecil. "apa ada yang lucu?"

"prff, tidak. Hanya lucu saja melihat interaksi kalian, apa kau menyuruh toya menuju goa yang aku maksud?"

"benar, kalau yang kau katakan ada benarnya maka harus dilakukan secepat mungkin" medusa menyengir miring sambil memegang dagunnya.

[name] memekik saat lukannya sedang diobati, laki-laki itu mengobatinya seadannya seperti biasa bukan dengan 'mana' penyembuh.

"kalem bro, jangan jadi reog dulu" fena menahan tubuh [name] yang ogah untuk diobatin, yamika menepuk keningnya.

"haa, aku tidak tau kalau lukannya bakalan separah itu" jawab gomura yang duduk diatas kasur, yamika mengangguk.

"dia memaksakan diri sik" lanjut yamika, tangan gadis itu diobatin orang lainnya. Pakaiannya seperti suster pada umumnnya, gadis itu sudah biasa mendapatkan pengobatan seperti ini.

"mohon tenang [name]-sama, luka anda sangat parah jadi harus dioperasi" jawab laki-laki dihadapan [name] dengan tangan memegang pisau bedah, [name] memerjap matanya beberapa kali lalu berteriak.

"KENAPA HARUS DIBEDAH?!"

"lukamu parah bodoh! Tulangmu banyak yang bergeser akibat memaksakan diri!" fena mengomeli [name], gadis itu sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menahan [name].

"ahh gapapa deh, kan harus dibius dulu kan?" [name] langsung kalem, melihat raut wajah gomura dan yamika membuat gadis itu berpikir negatif.

"dibius....kan?"

"ga ada namanya bius" jawab laki-laki dihadapannya, [name] menatapnnya dan secara spontan kakinya melayang mengenai pipi laki-laki itu.

"ANJG, KALEM!" teriak yamika panik.

"MASA GA ADA OBAT BIUS?! SIMULASI BUNUH ORANG NAMANYA!"

"ga sakit, sumpah!....Kau tidak apa-apa? Maafkan dia karena sudah kerasukan reog" yamika meminta maaf kepada laki-laki yang akan mengobati [name].

"tidak apa-apa, tendangannya sangat sakit" jawab laki-laki itu tanpa ekspresi sambil mengusap pipinya yang sedikit lebam.

"oee bocah! Tolongin kakakmu ini" fena mengatakan itu kepada hamur yang ternyata juga berteriak saat hendak diobatin, bahkan tubuh hamur sampai dililit menggunakan tali diatas kasur.

"tenang saja pria kecil, seperti digigit semut kok" ucap susternnya dengan ekspresi datar, mengeluarkan suntikan sebesar lengannya. Hamur semakin menjerit karena dia takut disuntik apa lagi sebesar itu.

"KAKAK! AKU TIDAK MAU DISUNTIK!!"

Yamika menutup telingannya karena panas mendengar jeritakan mereka berdua. "santai aja kenapa, ga sakit kok"

•NAVY BLUE GIRL• | one piece x reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang