27

505 92 10
                                    

Mereka kembali berlabuh, segera bersiap menuju kota Yuba. Setelah semuanya siap mereka langsung segera bergegas bergerak.

[Name] memasang tudung yang menutup kepalannya agar terhindar dari cahaya matahari yang amat terik, membutuhkan energi yang besar.

Bukannya ini benar-benar melelahkan? Ia selama hidup 17 tahun kerjaanya hanya rebahan dengan pendingin ruangan yang membuat kamarnya selalu nyaman dan tidak rela untuk ditinggal.

'Sialan, dua kali mutar lapangan saja udah ngap duluan. Apa lagi yang ini? Dahlah'

"[Name], gunakan kekuatan anginmu...panas sekali disini" ucap Usop yang kelelahan dengan tongkat kayu sebagai penyanggang.

"Ga, aku capek. Kau mau menggendongku saat pingsan?"

"Ga, nambahin beban"

[Name] hanya tersenyum sabar dan kalem, walau tangannya sudah gatal hendak menghukum lawan bicarannya.

Namun itu akan membuang energinya sendiri, setelah berjalan memakan waktu beberapa jam mereka sampai disebuah tempat yang seluruh bangunan tertimbun dengan pasir.

"Kota Erumelu...yang dikenal kota hijau"

[Name] melihat kanan kiri, tempatnya benar-benar dipenuhi pasir. Bangunan-bangunan hanya tersisa sebagian atau bahkan sudah pada tertimbun.

Pohon-pohon yang sudah mati akibat kekeringan, bahkan tidak ada sama sekali sumber air. Benar-benar tidak ada kehidupan sama sekali.

"Kita lanjut jalan" ucap [Name] yang sekarang memimpin jalan.

"Istirahat dulu kek!" ucap Nami yang sudah lelah berjalan, [Name] menghentikan langhkannya lalu memutarkan kedua bola matanya malas.

Membalikkan tubuhnya sambil memegang kedua pinggangnya. "Istirahat apaan, istirahat kok ditengah-tengah cahaya terik"

"[Name] tidak bisakah kau gunakan kekuatan airmu?" tanya Usop

"Tidak bisa, aku hanya bisa mengendalikan air. Bukannya menyiptakan air"

"Eh? Lalu angin, api, petir, es?" tanya nami

"Kekuatanku dibagikan menjadi dua, ada yang hanya bisa dikendalikan dan ada yang bisa diciptakan"

"Contohnya?" tanya vivi

"Kalau pengendali semuannya, kalau ada sumber yang besar maka kekuatanku akan semakin bertambah. Contohnya saat aku menggunakan kekuatan air laut saat melawan angkatan laut"

"Kalau yang buat sendiri yaitu api, petir dan es"

"Eh? Jadi angin bukan kau yang mengeluarkanya?" tanya zoro bingung.

"Benar, aku menggunakan angin oksigen. Tidak mungkin dibumi ini tidak memiliki oksigen, pasti ada"

"Jadi bisakah kau membuatkan es saja?"

SRETT

Tumpukan salju muncul ditelapak tangan [Name], namun dengan sekejap salju tersebut meleleh. Semuanya menghela nafas pasrah.

"Kalau angin?"

"Suasanya sekarang lagi terik, jadi hanya ada kadar angin oksigen yang bisa dikumpulkan dan itu akan membutuhkan 'mana' yang banyak. Kalau tetap dipaksakan aku akan pingsan"

"Huff~ nasib dahh" Usop mengeluh lelah akibat cobaan yang ia dapatkan.

"Sudahlah, cepat kita kembali bergerak"

Semuanya kembali bergerak menuju kota Yuba, disanalah mereka akan mendapatkan sumber air.

"Ahh hauss~"

•NAVY BLUE GIRL• | one piece x reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang