54

251 43 39
                                    

Diposisi fertwona.

"AKRHHHH!!!"

Sebuah lingkaran merah darah mengurung tubuh laki-laki berambut biru. Seorang pria berambut putih panjang dengan keadaan diikat kuda sedang menatap laki-laki tersebut.

"yasa-sama, semuanya sudah siap"

"baiklah, lakukan!"

"baik!" jawab laki-laki berambut coklat dengan kedua tatapannya yang kosong. Laki-laki itu mengeluarkan 'mana' dari telapak tangannya, asap putih bergerak mengelilingi lingkaran merah darah tersebut.

Yasa mengangkat kedua tanganya, menutup kedua matannya lalu langsung membukannya. Kedua mata yasa berubah menjadi putih bercahaya dengan sebuah 3 permata kecil dikeningnnya.

DARRR

Tembakan 'mana' dari yasa menimbulkan ledakan hebat, membuat dinding ruangan hancur hingga dapat melihat langsung halaman fertwona yang begitu megah.

Tak

Kaki toya menyentuh lantai, matanya mulai terbuka. Eye cristal miliknya terlihat lebih bersilau dengan sedikit tato seperti rangkaian akar berwarna biru langit.

"kau ingat siapa namamu?" tanya yasa untuk memastikan, toya memegang keningnya sebentar lalu tersenyum.

"kazami elimura toya, itu namaku bukan? Aku mengingatnya kok, santai saja" yasa berswedrop.

"baguslah kalau begitu, ambil ini" yasa melempar sebuah benda kecil kearah toya, toya menangkapnnya.

Membuka kepalan tangannya yang terdapat permata hijau rumput, kedua bola mata toya membulat saat melihat permata ditelapak tangannya.

"kau sudah tau tugasmu?" tanya yasa menatap toya, toya menggenggam erat permata itu lalu mengangguk.

Toya diam lalu menatap yasa, laki-laki itu menarik kerah baju yasa. "kau tidak ada niatan buruk terhadap [name] kan? Aku menduga kau ingin merebut paksa kekuatan hitam miliknya"

Yasa melepaskan cengkraman kerah bajunya. "aku tidak punya niatan itu sebelumnya"

"sebelumnya?? Jadi kau berniat melakukannya?" toya melotot marah, yasa menghela nafas. "seharusnya kau sudah tau masalah ini dari ibumu, bahkan ingatan itu sudah kau lihat"

Yasa melangkah kearah dinding yang sudah berlubang akibat ledakan kecil 'mana' milik toya. Toya menatap punggung pria berambut putih panjang itu, berdecih lalu membalikkan badannya.

"aku tetap menolaknnya!"

"jangan egois toya, aku juga tidak menginginkannya. Tapi hanya ini satu-satunya cara!" yasa meninggikan suarannya, kepalannya berputar untuk menatap toya.

"ini bukan satu-satunya cara! Masih banyak cara, pasti!" yasa menatap toya, mengalihkan kepalannya kearah samping. Mengigit bibir bawahnnya, kedua alisnya saling tertekuk jelas.

"...terserah, kalau masih belum menemukan caranya aku tetap akan melakukan sesuai rencanaku" toya diam, berjalan menuju pintu keluar lalu membantingnya.

BLAM!!!

Suara bantingan pintu terdengar sangat kasar, toya terus mengumpat sumpah serapah kepada leluhurnya. "kau mau menggunakan kembaranku? Itu sama saja kau ingin menjadikannya tumbal!"

Toya meremas pakaiannya dibagian dada, gigi ia gertakkan. Ingatan toya muncul lagi saat dimana sekitar 10 tahun yang lalu [name] berteriak kesakitan saat memasukkan kekuatan hitam didalam tubuhnnya.

BURKH

Kepalan tangan toya melayang kearah tiang besar hingga meninggalkan bekas. "mana mungkin aku rela...aku tidak mau dia merasakan kedua kalinnya"

•NAVY BLUE GIRL• | one piece x reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang