59

207 27 6
                                    

BUAKH

Fena meninju tebing besar dihadapannya, meninggalkan bekas retakan yang masih sekedar retakan biasa.

Fena berpikir ada yang janggal, berusaha untuk tidak menghiraukan suara-suara yang mengganggunya saat ini.

"diamlah! Kau menggangguku sialan" fena mengeluh sambil mengusap kasar rambutnya.

"khkhkh, jangan marah seperti itu manusia. Aku hanya memberitahukanmu yang sebenarnya, gadis itu ( [name] ) sudah mati"

"apa maksudmu? Mati? Lelucon yang tidak lucu, buktinya dia masih hidup sekarang"

"khkhkh, bodoh. Itu jiwa yang berbeda, manusia yang kalian kenal selama ini sudah mati! Itu adalah jiwa baru, yang berarti orang lain"

"Berisik! Berisik!"

"khkhkh, aku sudah mengatakannya loh~"

Nafas fena tidak beraturan, membuat gadis itu sulit bernafas seperti biasa. Bahkan keringatnya menetes ketanah, menatap kedua kakinya yang saat ini sedang menginjak rumput yang sangat hijau dan segar.

Kedua tangan ia kepal kuat. Kesal, marah, sedih dicampur menjadi satu, gadis itu berusaha untuk melupakan apa yang dikatan oleh suara asing tidak berwujud itu.

Gadis berambut coklat itu berjalan menuju kesebuah rumah yang dimana terdapat seorang perempuan tua sedang duduk dikursi rotan yang bergoyang.

Rambut yang sudah dipenuhi uban dan tubuhnya terlihat sudah sangat rapuh untuk beraktifitas berat. Fena memegang tangan yang sudah terlihat tulang belulang.

Tetesan air mata keluar dari mata gadis berambut coklat yang dikenal memiliki sifat keras dan brutal walau memiliki wajah yang cantik dan kelihatan polos.

"maafkan fena..ibu. Fena minta maaf"

Tangan satunya mulai bergerak dan mengusap kepala fena dengan lembut, suara tangisan fena semakin pecah. Fena saat ini sedang menangisi kegagalannya saat melindungi ibunnya.

Wanita tua dihadapannya saat ini adalah ibunya. Kenapa tua sekali? Umurnya kelihatan sangat jauh. Tidak, kalian salah. 'mana' ibunya sudah direbut sangat banyak yang membuat fisik ibunya fena kelihatan lebih tua dibandingkan orang lain yang berumur 78+ tahun.

"maafkan fena ibu, andai saat itu fena tidak memaksa ibu untuk ikut melihat festival..."

Ibunya fena juga kehilangan ekspresinya, saat ini dia hanya tersenyum dengan tatapan kosong. Tapi percayalah, didalam jiwa ibunya fena...sekarang dia sedang menangis dan berusaha untuk menenangkan putrinnya.

"jangan...menangis"

Kedua mata fena membulat, ibunya baru saja mengatakan 2 kalimat. Fena menatap wajah sang ibu yang kedua tulang pipinya terlihat sangat jelas, fena menyadarinya.

Fena sadar bahwa saat ini ibunya sedang tersenyum hangat kepadannya, walau tatapannya terlihat sangat kosong.

"hiks...HUAAAAA!!"

Kazami exsyna fena. Gadis itu sefang menangis kuat menyesali perbuatannya. Walau memang bukan salahnya tapi tetap saja gadis itu merasa bersalah.

10 TAHUN YANG LALU

"fena! Ibu dengar kau menghajar orang lagi"

"itu dia duluan yang mengejekku, awalnya aku membalasnya dengan ejekan"

Seorang wanita tua berambut coklat yang diikat sanggul secara asal itu menatap putrinya yang saat ini berumur 12 tahun.

Sebuah alat masak sudah berada ditangannya karena memang kegiatanya saat ini adalah masak untuk makan siang.

•NAVY BLUE GIRL• | one piece x reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang