" Gw denger (y/n) jarang berangkat sekolah ya? " Entah lah dia harus menjawab apa dengan pertanyaan yang terus menyerang nya.
Haechan menoleh ke arah Renjun, lelaki itu seolah tau tentang sesuatu. Di sisi lain juga ia tidak tau kenapa tiba tiba rumor semakin menyebar di penjuru sekolah, di tambah rumor nya Jaemin yang juga ikutan tidak masuk sekolah membuat Haechan memikirkan banyak hal.
Ia merasa ada yang aneh dengan semua ini, ia tidak overthinking pada awalnya, namun perkataan seseorang sukses membuat nya overthinking dengan salah satu orang.
" Na Jaemin, dia sepupu Jeno waktu itu. Dia juga jarang masuk, Jeno ikutan juga. Mereka itu kenapa sih? "
" Gw gak tau, jadi jangan tanya gw " Shotaro sebenarnya juga khawatir hanya saja ia tidak mau masuk dalam sebuah masalah yang bahkan ia tidak tau bagaimana awalnya.
Tentang hilang nya tiga orang sekaligus membuat mereka sama sama berpikir jauh hari, apa mereka harus melakukan sesuatu. Sedangkan Renjun duduk terdiam, menatap sumpit di sisi mangkuk nasi nya dengan tatapan kosong. Ada banyak pikiran di kepala nya yang semua nya harus ia jawab sekaligus agar semua jelas terbukti, ia terus memikirkan sesuatu membuat nya tak pernah tenang.
' Jaemin?... '
" Heh? Lo mau kemana Ren? "
" Bukan urusan lo, jangan ikuti gw " Renjun berjalan tanpa memperdulikan apa yang di pikirkan oleh kedua sahabat nya, pada intinya Renjun sudah kalut dengan pikiran nya sendiri.
Ia bahkan tidak yakin dengan keputusan nya sendiri, sampai ia tidak sadar kalau melihat seseorang yang ia jelas mengenal ciri ciri itu. Membuat lelaki itu langsung berjalan cepat kearah orang itu yang berbelok arah ke perpustakaan sekolah yang memang terkenal jarang di kunjungi oleh penghuni sekolah.
Renjun masuk ke sana dan ia dengan kasar memukul nya dari belakang tanpa ampun sekaligus tidak memikirkan apa yang akan terjadi ke depan nya, sedangkan lelaki yang memiliki rambut berwarna abu abu itu kalut. Beberapa menjaga perpustakaan membantunya berdiri dan sisa nya menahan Renjun yang sudah seperti orang kesurupan.
" Bebasin (y/n) sekarang juga, gw tau lo pasti dalang atas hilang nya dia " Renjun sudah tidak perduli dengan sekitar, ia sudah terlanjur emosi. Bagus hari ini lawan nya masuk ke sekolah.
Sedangkan yang di bentak hanya diam menatap dengan tatapan tanpa dosa, tentu saja membuat para penjaga perpustakaan menyangka jika Renjun yang membuat masalah bukan diri nya. Lagi pula memang benar kan? Renjun memukul nya duluan dari belakang, apa salah nya di sini?
" Apa maksud lo, Ren? "
" Gak usah sok polos lo, bajingan! " Renjun hendak melangkah maju lagi hanya saja tubuh nya di tahan hampir tiga orang pria dewasa.
" Gw beneran gak paham, Ren? Lo ngomong apa? (Y/n)? Gw aja gak ketemu dia sejak kemarin, gw bahkan lagi nyari dia asal lo tau " Renjun tidak percaya, jangan anggap kalau Renjun itu bodoh seperti yang lain. Mungkin ia yakin, kalau orang orang tidak akan sadar betapa banyak nya topeng yang Jaemin pasang di wajah nya, menutupi semua apa yang ia perbuat selama ini.
Jangan anggap jika ia akan diam saja, diam diam lelaki itu tersenyum penuh arti kepada Renjun. Dan Renjun melihat jelas jika lelaki bermarga Na itu tengah menantang nya saat ini.
' Ingat Na, gw gak bakal kejebak dalam permainan sialan lo itu '
•••
Mata mu terasa berat hanya untuk membuka mata sekarang, bengkak di bagian mata kanan memang terlalu sulit di tambah badan mu rasanya remuk semua. Namun seperti nya itu mulai terabaikan ketika ada keinginan untuk keluar dari neraka itu, kamu mencoba melepaskan borgol di tangan mu dengan memukulkan rantai nya di benda tajam yang berada di sekitar mu. Setidaknya berusaha bukan, rasa sakit itu tidak terasa terkalahkan dengan ego sendiri untuk keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTERIOUS | Na Jaemin × You ( On Going )
Fanfiction" 𝐀𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐧𝐮𝐡 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐭𝐚𝐬 𝐝𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧, 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐭𝐮𝐠𝐚𝐬 𝐰𝐚𝐣𝐢𝐛 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐢 𝐥𝐚𝐤𝐬𝐚𝐧𝐚𝐤𝐚𝐧 " Kisah seorang Na Jaemin yang masih menjadi misteri dunia. Dan meninggalnya pu...