Pria itu berjalan menelusuri koridor rumah sakit jiwa, dimana korban yang kemarin ia temukan di rawat di sana karena keadaan nya. Entah lah harus di jelaskan bagaimana lagi, di tambah korban nya memang keadaan nya jauh dari kata baik baik saja.
Lupakan tentang kejadian itu, ia akan fokus untuk menemukan pelaku nya segera dan menemukan sahabat keponakan nya. Langkah nya menuju ke salah satu ruangan yang di sana di jaga ketat oleh kepolisian karena masih tahap menyelidikan dan juga tentu saja demi keselamatan. Tidak ada yang tau masa depan bukan?
" Dimana perawat yang biasa merawat nya? "
" Dia belum ke sini dari tadi pagi pak, mungkin nanti " Jelas nya, dan Jun hanya mengangguk paham. Mungkin memang nanti, apa ia datang terlalu duluan atau bagaimana?
" Biasanya datang jam berapa? Aku ada urusan dengan nya? " Tanya nya kembali, ia benar benar tidak mau membuang banyak waktu hanya untuk menunggu. Jujur ia benci nunggu.
" Nanti siang seperti nya " Jun kembali menjawab dengan anggukan ringan, dia pun berjalan menjauh dari sana namun ia tidak sengaja melihat pekerja bersih bersih yang melewati nya, tampak nya memang biasa saja untuk nya.
Penampilan seperti pegawai pada umum nya dan mendorong sebuah meja, di sisi nya terdapat wadah air untuk mengepel lantai. Seperti biasa bukan, tidak ada yang aneh. Jun melewati nya membiarkan nya bekerja seperti pekerjaan nya setiap hari, ia harus menghargai orang lain bukan meskipun pekerjaan itu memang bisa di katakan orang lain pekerjaan yang rendah. Tetapi setidaknya tidak menjadi seorang pengemis.
Lelaki berseragam pegawai itu pun masuk ke salah satu ruangan, karena ia juga membagikan makanan ke masing masing pasien yang di rawat. Dan juga tentu saja membersihkan kekacauan yang ada di dalam sana.
Selesai di beberapa ruangan ia masuk ke ruangan yang tengah di jaga ketat, sebagian mata nya di tutupi oleh rambut berwarna hitam pekat dan topi yang ia pakai. Ia di ijinkan masuk karena di ketahui jika pegawai itu akan memberikan makanan ke pasien yang menjadi korban penyiksaan.
" Kau akan memberikan nya makanan itu? "
" Iya, dan membersihkan ruangan nya juga. Agar bersih, itu tugas ku " Ucap nya menjelaskan, beberapa petugas pun mengangguk percaya dan mempersilahkan pekerja itu masuk ke dalam ruangan tersebut.
Tanpa kedua penjaga itu tau kalau orang yang mereka persilahkan masuk sekilas tersenyum, ia melangkah masuk dan perlahan pintu nya tertutup. Sampai di dalam ruangan ia bisa melihat pria berbaring di atas ranjang berukuran kecil namun sepertinya masih layak untuk di gunakan, ia meletakan nampan berisi kan makanan yang ia bawa.
Ia berjalan mendekat ke arah pria itu dan membuka topi yang ia pakai itu, tatapan yang terkesan kosong namun mengintimidasi. Pria itu merasa ada yang masuk pun terbangun dan menoleh ke arah seseorang yang berdiri di dekat nya. Melihat tatapan itu membuat nya mendadak gelisah dan mengeluarkan keringat dingin, menandakan ia ketakutan. Rasa ketakutan yang sangat kuat itu kembali.
" Kita bertemu lagi hama kecil " Ucap nya dan memberikan seringaiyan membuat pria yang sudah kehilangan kedua lengan nya itu mencoba menghindar dari nya.
" Kau takut? Dengan ku? Tetapi sebelum nya kau sudah berani mengambil uang perusahaan bukan? Kau begitu berani mengambil hampir semua nya, nyali mu memang tinggi aku akui itu " Jelas nya kembali dan berjalan ke arah jendela di ruangan tersebut, sedikit menatap ke arah luar. Bukan untuk memastikan, sungguh kalau ada yang melihat nya mungkin mengira kalah dirinya hanya seseorang yang menjenguk pasien yang di rawat di rumah sakit itu.
" Sepertinya keadaan mu sudah membaik bukan? Harusnya kau bersyukur karena aku membiarkan diri mu lari " Ucap nya dan menutup jendela itu rapat sehingga hanya secarik cahaya yang masuk ke dalam ruangan tersebut, sempit, sunyi, dan semakin menyiksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTERIOUS | Na Jaemin × You ( On Going )
Fanfic" 𝐀𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐧𝐮𝐡 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐭𝐚𝐬 𝐝𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧, 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐭𝐮𝐠𝐚𝐬 𝐰𝐚𝐣𝐢𝐛 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐢 𝐥𝐚𝐤𝐬𝐚𝐧𝐚𝐤𝐚𝐧 " Kisah seorang Na Jaemin yang masih menjadi misteri dunia. Dan meninggalnya pu...