Twenty Nine

702 139 1
                                    

Ia menunduk, dengan kedua tangan yang memegang wastafel di sana menahan tubuh nya sendiri. Rambut nya basah karena keringat, kedua tangan yang bergetar hebat entah kenapa, sampai dirinya mendongak menatap diri nya sendiri di pantulan cermin.

Keadaan kacau semenjak kejadian itu, dimana ia hampir saja membunuh seseorang yang harusnya ia tidak menyakiti nya. Namun entah kenapa tatapan itu membuat nya selalu berbuat kasar, tatapan itu mirip dengan Sang Ibu yang menghianati keluarga nya. Tentu saja termasuk dari dalang semua ini.

Kekacauan yang cukup fatal di tambah hilang nya kakak laki laki nya adalah akibat nya, Ayah nya meninggalkan karena melindungi dirinya yang saat itu masih belum tau apa apa dan masih sangat lemah.

Namun sekarang ia mulai bangkit dan mencari seseorang untuk membalaskan dendam yang selama ini ia pendam. Penderitaan yang selama ini ia rasakan akan ia balas, masa kecil yang berawal bahagia menjadi suram hanya karena sebuah penghianatan dalam pernikahan. Tentu saja Sang anak yang mendapatkan getah nya juga, hinaan, cacian, dan umpatan masyarakat Jaemin Terima sejak dulu. Bagaimana sakit nya? Tidak bisa di bayangkan.

Dan sekarang ia bisa melakukan apa pun, semua orang tunduk seketika. Perlu kalian tau dendam Jaemin bukan sampai ke orang yang membuat keluarga nya hancur. Melainkan orang yang dulu pernah menghina diri nya, karena tidak punya keluarga.

Jaemin membunuh mereka semua, entah ketika di ingat ingat, tangisan dan teriakan sakit mereka adalah sebuah lagu terindah yang pernah ada.

" Maafin gw Jaemin! Gw gak maksud buat hina lo waktu itu "

" Jaem... Hiks hiks.. Lepasin gw, ampuni gw Jaem.. Hiks hiks.. Gw bakal turutin apa yang lo mau.. Lepasin gw.. Hiks hiks hiks "

" Jaemin! Lepasin gw bajingan! "

Dorr!

" Aaaaaaaaa!!! " Suara tembakan menggema di dalam ruangan, bersama dengan cipratan darah yang muncrat ke segala arah.

Jaemin menatap datar ke arah manusia yang sudah tak bernyawa itu, sampai ia mulai menunjukan senyuman mengerikan nya. Ia mulai berbalik ke arah sisa orang yang dulu menghina nya, wajah yang terciprat darah adalah hiasan. Aroma darah yang sangat nikmat bagi nya namun menjijikan, Jaemin memutar mutar pistol nya yang ia pegang.

Menatap ke arah 17 orang yang menempel di dinding, bagaimana bisa? Tentu saja Jaemin yang melakukan nya, dia pintar menyiksa orang. Memajang mereka di dinding, seperti pajangan rumah biasa. Meraka masih hidup, sebagian, sisa nya sudah menjadi mayat yang membusuk di sana sehingga mengundang ulat yang bersarang di bangkai nya.

Jumlah yang cukup gila memang, namun apa yang tidak bisa di lakukan nya sekarang. Ia sudah bisa melakukan segala nya, ia bebas melakukan apa saja.

Hampir 17 orang itu yang masih hidup, 4 dari mereka sudah ia habisi dengan sadis dan tentu saja cara yang bervariasi. Jaemin kurang suka menyiksa orang dengan cara yang sama. Ia suka sekali hal yang berbeda dan baru.

" Kalian, seharusnya senang bukan bisa ketemu sama gw lagi. Kenapa nangis sih? Hm " Ucap nya dengan senyuman yang.

" Hiks hiks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Hiks hiks.. Mama.. "

" Owww, Mama lo kemana emang? Di panggil mulu " Ucap Jaemin seraya memasang wajah kasihan, padahal di dalam hati nya ia tertawa senang sekali. Melihat orang yang menghina nya dulu sekarang menangis sendu, memanggil orang tua nya. Sama seperti Jaemin dulu.

" Lepasin Jaem... Hiks hiks hiks " Jaemin hanya mengangguk sekilas dan membalik an badan nya membelakangi mereka semua.

" Ya!! Penjaga!! Bawa Mama nya kemari, dia pasti sangat merindukan Mama nya " Teriak Jaemin dari dalam dan tak beberapa saat pintu gudang terbuka menampakan beberapa penjaga yang di panggil oleh Jaemin.

Gadis itu tersenyum, karena akhir nya dia melihat orang yang ia rindukan. Namun seketika senyum nya memudar karena apa yang ia harapkan tak sesuai dengan apa yang ia bayangkan sebelum nya. Jaemin kembali tersenyum.

" Ini Mama lo, Gisella "

" AAAAAAAAAAA!!! MAMA!!! HIKS HIKS.. MAMA!! "

Jaemin tersenyum di depan cermin itu, ingatan beberapa tahun lalu di mana ia membunuh bruntal hampir teman satu kelas nya teringat jelas. Masih ingat bagaimana diri nya membunuh semua teman satu kelas nya, sebentar? Pantas mereka di panggil teman? Seperti nya tidak, Jaemin tidak sudi meskipun hanya menganggap mereka saja.

Namun ingatan menyedihkan nya ketika masih ia tidak punya apa apa kembali muncul, dimana ia menangis sendu di makam Sang Ayah yang sudah tidak di samping nya lagi. Dimana dirinya hanya duduk diam di atas lantai kotor dan badan nya penuh kotoran, sampah yang di lempar murid murid di sekolah nya dulu.

" Hiks hiks hiks... Ayah.. Sakit.. Hiks hiks.. Kak Jaehyun.. Nana sakit.. Hiks hiks.. Berdarah "

Jaemin mendadak menatap diri nya sendiri datar, dan ia kembali berdiri tegak. Meninggalkan toilet sepi itu, berjalan keluar.


































































' Siap siap, gw bakal nemuin lo bitch '
















MYSTERIOUS | Na Jaemin × You ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang