Jaemin menatap ke arah ranjang dengan tatapan datar, ia terus mengawasi gerak gerik pria yang berprofesi dokter itu tengah memeriksa gadis nya. Sedangkan dokter nya terus merasa ada yang aneh, semua luka itu ia tau dari mana datang nya dan apa penyebab nya. Sungguh, ia merasa kasihan dengan gadis yang berbaring tidak sadarkan diri tersebut.
' Bagaimana takdir mu seburuk ini? Bertemu dengan nya akan memperburuk segala nya '
" Bagaimana keadaan nya? " Tanya Jaemin tanpa ekspresi apa pun, Doyoung mengira jika Jaemin memanggil nya hanya sekedar memeriksa keadaan gadis itu dan memastikan jika gadis itu tidak meregang nyawa nya hari ini.
" Seperti yang kau lihat, Jaem. Sekarang, apa lagi yang kau lakukan dengan nya? "
" Bukan urusan lo, jika sudah selesai lo bisa keluar " Doyoung membuang nafas panjang, menatap ke arah gadis itu dengan tatapan miris dan penuh dengan perasaan kasihan.
" Keadaan nya buruk, mungkin dia akan trauma berat jika kau terus memperlakukan nya seperti itu. Tulang lengan nya patah, perut nya memar, banyak luka terbuka di leher dan wajah nya, jika kau terus menedang perut nya. Empedu nya bisa pecah dan nyawa nya tidak akan selamat meskipun kau membunuh ku sekali pun, aku memperingatkan mu. Jaemin " Doyoung meletakan kertas yang berisikan resep obat, ia yakin Jaemin akan membuat gadis itu sembuh.
Doyoung mulai keluar dari ruangan dengan harapan dirinya tidak lagi melihat gadis itu dalam keadaan seperti ini atau lebih parah, ini bahkan sudah keterlaluan. Seharusnya Jaemin membawa mu ke rumah sakit agar semua di tangani secara sempurna dengan medis, semua keadaan mu parah dan mungkin saja. Dan jika Jaemin tidak sadar saat itu kamu akan mati detik itu juga, seperti apa yang di katakan Doyoung tadi.
Sedangkan Jaemin hanya diam saja, menatap ke depan dengan tatapan kosong. Kamar itu mendadak menjadi ruang ICU, suara mesin cetak jantung, deruh nafas, dan bau bau rumah sakit berada di ruangan tersebut. Jaemin memang memerintahkan agar di rawat di rumah saja agar lebih mudah.
Meskipun Doyoung sudah menyarankan agar di bawa ke rumah sakit saja agar hasil nya lebih maksimal. Namun nyatanya pemuda itu menolak keras akan semua itu, ia tidak mau kejadian dulu di mana kamu mencoba terjun dari rooftop terulang lagi.
" Lo mau ninggalin gw? Lo nyoba mati ninggalin gw? " Ucap nya mencoba berbicara, ia hanya tetap menatap kosong ke arah kamu yang masih tidak sadarkan diri. Banyak luka di dimana mana bahkan wajah mu babak belur.
Tetap tidak ada rasa bersalah di mata nya, Jaemin melangkah mendekat ke arah mu dan mengusap rambut mu pelan. Menggumangkan kata kata dengan nada sangat pelan, sedangkan tangan nya yang lain menggenggam tangan mu yang tidak di infus di sana. Terasa dingin dan juga halus, entah lah itu yang ia rasakan.
Jaemin menatap wajah mu lebih dekat, ia bisa melihat wajah mu bahkan nyaris tidak berbentuk. Siapa saja tidak akan mengenali wajah mu yang sekarang, banyak luka dan lebam di mana mana. Tentu saja karena ulah Jaemin, tetapi pemuda itu tidak menyadari bahkan sekedar merasakan rasa bersalah saja tidak.
" Cepat sadar, gw gak suka liat lo tidur terus. Gw kangen lo, (y/n) " Jaemin sempat melirik kaki mu yang tertutup selimut, entah ia memiliki pikiran yang sangat amat gila di dalam kepala nya.
" Jika saja lo mencoba kabur lagi, gw gak akan ragu buat kaki lo lumpuh. Kalau lo masih bangkang, gw bakal buat kaki lo hilang. You know, dear. I don't like you going anywhere, stay beside me then I will be good with you... " Ucap nya seraya mengusap rambut kamu pelan, menggenggam erat tangan mu seolah ia benar benar tidak mau kamu pergi kemana pun meninggalkan nya. Anggap saja jika Jaemin memilah sangat gila, ia tidak mau kamu pergi meninggalkan nya sendirian.
•••
Jaehyun menatap ke arah jendela, ia di rawat di rumah adik kesayangan dengan perawatan ekstra. Karena ia di diagnosis kekurangan gizi, dan juga demam tinggi. Namun sekarang ia tidak apa apa, keadaan jauh lebih membaik sekarang. Ia merasa tenang dan lega karena sudah bisa bertemu dengan adik kesayangan nya setelah sekian lama. Nyatanya adik nya tumbuh dengan baik, Jaehyun bersyukur kepada Tuhan dan sungguh ia sangat bahagia sekarang ini.
Sampai suara pintu membuat nya menoleh, Jaehyun tersenyum dengan seseorang yang berada di sana. Siapa lagi kalau bukan Jaemin, adik nya yang selama ini ia rindukan.
" Kakak sudah membaik? " Jaehyun tersenyum dan tak lama mengangguk mengiyakan, Jaemin menarik kursi di dekat ranjang kakak nya dan memegang tangan kakak nya. Sudah lama bahkan sangat lama, Jaehyun bahkan rasanya ingin menangis. Jika ini semua mimpi nya semata, tolong jangan bangunkan Jaehyun karena ia masih ingin bersama adik nya meskipun hanya sekedar mimpi saja.
" Jaemin tidak apa apa kak, jangan khawatir Jaemin. Lihat, aku tak apa " Jaehyun mengangguk, tidak kuat menahan air mata nya dan menarik adik nya dalam pelukan nya. Jaemin tidak keberatan membalas pelukan sang kakak dengan senang hati, Jaehyun benar benar bahagia dan sungguh ia tidak mau apa apa lagi setelah ini. Kehadiran adik nya sudah membuat permintaan nya selama ini terkabul.
" Kakak lega, jika kamu baik baik saja. Maafkan kakak.. "
" Tidak apa, kakak sudah bertahan sampai sekarang aku sudah senang " Ucap Jaemin dan membuat hati Jaehyun menghangat.
Namun ada sesuatu yang membuat nya aneh, mendadak punggung nya terasa sakit dan nyeri. Mati rasa, bahkan seolah ia merasakan sebuah benda menembus dada nya, Jaehyun agak melonggarkan pelukan nya dan melihat Jaemin masih tersenyum kepada nya. Jaehyun mengubah ekspresi nya bingung, ia menunduk dan melihat mata pisau menembus dada nya bersama dengan darah mengalir deras dari sana. Ia kembali menatap Jaemin dengan tatapan.
" Jaem... Jaemin? "
" Aku tidak mau kakak sakit terus, Jaemin tidak suka kak sungguh. Jadi aku bebaskan kakak dari rasa sakit " Ucap Jaemin dan mencabut pisau di belakang itu dengan perlahan membuat Jaehyun terbatuk mengeluarkan cairan merah kental. Jaehyun memegang dada nya terasa mati rasa, darah nya berada di telapak tangan nya.
" Apa maksud mu? " Ucap Jaehyun menatap adik nya, air mata nya kembali menetes. Ia tidak menyangka semua ini akan terjadi kepada nya. Bayangan nya tidak sesuai realita.
" Aku tidak suka kakak sakit, hanya itu. Kakak akan kesepian nanti, jadi aku bawa kakak ke Ayah dan Bunda " Ucap Jaemin tanpa dosa, ia memegang kedua bahu lebar rapuh itu dengan lembut. Ia mengusap air mata kakak nya, seraya menatap kakak nya.
Jaehyun menggelengkan kepala nya tak percaya dengan apa yang ia lihat, ini kah adik nya sekarang? Jaemin seperti ini? Jaehyun tidak membayangkan semua ini dan ia sungguh tidak paham dengan semua ini. Yang terjadi pada dirinya.
" Selamat tinggal, kak Jaeh "
" Jaem... in " Suara paruh itu terdengar di telinga nya, pandangan nya mulai kabur dan terakhir ia lihat adalah senyuman adik nya yang menatap nya dengan tatapan kosong.
Sepi kagak nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTERIOUS | Na Jaemin × You ( On Going )
Hayran Kurgu" 𝐀𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐧𝐮𝐡 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐭𝐚𝐬 𝐝𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧, 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐭𝐮𝐠𝐚𝐬 𝐰𝐚𝐣𝐢𝐛 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐢 𝐥𝐚𝐤𝐬𝐚𝐧𝐚𝐤𝐚𝐧 " Kisah seorang Na Jaemin yang masih menjadi misteri dunia. Dan meninggalnya pu...