Sulit di percaya jika dia sadar kalau kenyataan kehidupan nya tidak seindah yang di bayangkan sebelum nya, semua nya di kendalikan. Kemarahan besar nya bukan berasal dari diri nya melainkan dari sosok yang sekarang mengawasi dirinya. Jaemin tidak bisa mengelak, ia bisa apa jika sudah seperti ini. Namun ia sudah sangat bersyukur masih di ijinkan memiliki perasaan, mencintai adalah hal yang wajar bagi setiap mahkluk mana pun termasuk sosok aneh seperti diri nya?
Jaemin terdiam di depan jendela, memikirkan bagaimana ia ke depan nya. Ia bahkan tidak tau apa yang akan terjadi ke depan nya nanti, ia berharap semua akan baik baik saja. Seperti sekarang, hanya hujan yang merupakan jawab berapa pedih nya kehidupan nya.
" Ada tugas untuk mu, Na "
Jaemin hanya diam menandakan ia benar benar mendengar suara yang memanggil nama nya. Menatap ke arah pantulan yang samar samar, terlihat seseorang berdiri di belakang nya dengan jubah hitam yang dia pakai. Jaemin hanya menduga, tentu saja tebakan nya akan tepat sasaran.
" Ngomong aja, gak usah belit belit " Dia membuka kudung jubah nya dan menatap datar ke arah lelaki bermarga Na tersebut. Mata nya berwarna kuning ke orenan menyala di dalam kegelapan.
" Lo pasti paham apa gw omongin, Jaem " Jaemin menoleh ke arah nya dan lelaki itu menyeringai, bersama Jaemin yang paham dengan kode itu ia hanya tersenyum tipis.
" Gampang, lo tunggu aja malam ini "
•••
Chenle melajukan kendaraan nya di atas rata rata, tanpa memperdulikan pengendara lain yang berada di sekitar nya. Urusan nya jauh lebih penting saat ini, beruntung ia di dalam waktu yang sangat senggang di tambah merasa bosan selama dua hari tidak melakukan apa pun.
Entah apa alasan nya Jaemin tiba tiba memanggil nya. Ia tidak masalah jika pria itu membutuhkan bantuan nya bahkan dengan senang hati ia akan membantu di tambah itu memang salah satu tugas nya, berada di sini.
Pemuda berdarah China itu menatap tajam ke arah depan dan semakin melaju kencang membelah jalan raya yang begitu ramai tanpa memperdulikan apa pun. Sampai ia tidak lama sampai di sebuah wilayah yang kosong, tanah kosong hanya hamparan pasir di sana. Chenle pun memilih turun dari mobil nya dan menutup pintu nya, melihat ke arah sekitar.
" Keluar.. "
" Tepat waktu, Zhong " Chenle menoleh ke arah samping kiri dimana Jaemin berdiri di sana dan berjalan ke arah nya.
" Ada apa? "
" Lo pasti tau kalau kita dapet tugas kan? " Chenle tersenyum tipis, menunjukan arti lain yang di tunjukan dan tentu saja Jaemin tau.
Chenle menaikan alis nya seraya tersenyum ke arah Jaemin, permainan akan di mulai lagi. Dunia ini harus bersih dari orang orang pendosa, jangan sampai ada yang tersisa. Itu perintah.
Di sisi lain kamu berada di kamar, jenuh sendiri karena terus berada di sana. Berakhir kamu memaksakan diri untuk berjalan ke arah pintu, namun tidak bisa di buka. Di kunci dari luar? Sial! Pasti ulah Jaemin.
Dia selalu berbuat enak nya sendiri, kamu membuang nafas panjang. Meringis ketika luka di bibir mu masih lumayan sakit meskipun tidak se sakit sebelum nya. Beberapa luka mu sudah sembuh, hanya tinggal patah tulang di rahang mu belum membaik. Tidak bisa berbicara banyak atau bahkan membuka mulut lebar. Sangat menyiksa namun mau bagaimana lagi.
Jika kamu berbuat ulah, takut jika Jaemin akan melakukan sesuatu kepada adik adik mu di panti asuhan. Tapi tidak bisa di pungkiri, jika kamu lumayan sakit hati dengan mereka mengingat masa lalu. Entah lah kehidupan begitu berat, dan untung saja kamu cepat keluar dari panti asuhan. Mendengar mereka kesulitan rasa benci itu malah hilang, itu menyebalkan.
Setiap kamu melihat ke arah jendela, di kepala mu mengingat sosok Jeno. Ya Jeno, jujur saja kamu merindukan lelaki itu dari apa pun bahkan melupakan ancaman Jaemin kepada mu.
" Mau bagaimana pun, gw harus keluar dari sini "
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTERIOUS | Na Jaemin × You ( On Going )
Fanfiction" 𝐀𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐧𝐮𝐡 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐭𝐚𝐬 𝐝𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧, 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐭𝐮𝐠𝐚𝐬 𝐰𝐚𝐣𝐢𝐛 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐢 𝐥𝐚𝐤𝐬𝐚𝐧𝐚𝐤𝐚𝐧 " Kisah seorang Na Jaemin yang masih menjadi misteri dunia. Dan meninggalnya pu...