.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Lelaki itu memutar rubiknya dengan acak. Sorot matanya yang gelap hanya terfokus di rubik yang ia pegang. Meskipun suara teriakan dan bentakan terdengar jelas di telinga nya ia merasa kosong seolah tidak mendengarkan apapun.
Tak!
Ketika seluruh rubiknya sudah tersusun sempurna ia mengacaknya sekali dan menaruh di meja belajarnya. Matanya menatap satu bingkai foto yang terpajang, foto dirinya dan seorang perempuan yang ia rangkul.
"Maaf" ucapnya dengan tatapan sendu, tidak lama ia mengalihkan pandangan nya.
Tangan nya meraih handphone di saku, mengetik sebuah nama dan menghubungi seseorang itu.
"Sibuk gak? Gue pengen ketemu"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Pagi ini Eunha mengamuk. Tatapan nya benar-benar bulat dan penuh tajam menatap pintu toilet yang ada di hadapan nya.
"BANG JEY!!! Uda satu jam ini!!!" Teriak Eunha terus menggedor pintu kamar mandi di rumahnya.
Sebenarnya kamar mandinya tidak hanya satu, tapi entah kenapa pagi ini Bang Jay tiba-tiba memasuki kamar mandi Eunha dengan alasan kamar mandi nya sedang rusak.
"Lah gak jawab?!" Eunha membuang nafasnya kasar dan keluar dari kamarnya dengan kesal.
"Ma.. Bang Jey nih-"
"Uda biarin aja Na.., kamu pakai kamar mandi di kamar Mama aja" ucap Mama Eunha sambil menyiapkan sarapan mereka.
"Tapi Ma, Setidaknya Bang Jey gak di kamar mandi Eunha dong, barang-barang Eunha kan ada di dalam, odol, sikat gigi, handuk-"
"Uda pakai yang baru aja" sela Mama Eunha membuat Eunha menghela nafas dan menurut saja.
Kakinya melangkah ke atas kamar orang tuanya dengan dihentak-hentakan seperti anak kecil.
Selesai mandi, masih dengan muka yang cemberut Eunha memasuki kamarnya. Namun sedetik ia berhenti di depan pintu kamar mandi yang sedang terbuka lebar.
Matanya menangkap handuk berwarna ungu kesayangan nya jatuh di lantai begitu saja.
Tangan nya mengepal, ia melangkah masuk ke dalam kamar mandi mengambil handuk berwarna ungu itu dan berjalan keluar, ia sudah cukup kesal dan bersiap mencari Bang Jey untuk dimarahi.
"Bang Jey! Handuk Eunha kenapa dijatuhin?!!" Bentak Eunha memegang handuk itu dengan raut wajahnya yang sangat kesal.
"Eunha!! Jangan seperti anak kecil! Kamu itu uda dewasa gitu aja pakai teriak?" Ucap Papa Eunha dengan nada membentak.
Eunha terdiam kaget mendengar bentakan itu.
Ia menatap ke arah meja makan, tempat dimana Mama, Papa, dan Bang Jey yang sedang makan sudah bersiap untuk pergi sedangkan dirinya? masih dalam keadaan rambut yang basah dan seragam yang belum rapi.
Mungkin juga ia sudah ditinggalkan oleh bus.
Kenapa Eunha tidak pernah makan bersama mereka? Karena Bang Jey pernah bilang ia tidak suka makan bersama Eunha.
Meskipun saat itu Bang Jey masih kecil tapi Eunha terus mengingatnya dan tidak bisa untuk sarapan bersama mereka.
Kenapa Eunha tidak pernah diantar dan dijemput oleh Papa nya seperti teman-teman yang lain? Karena Papa Eunha hanya bisa mengantar dan menjemput Bang Jey yang satu jalur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With U || 97L
Fanfiction"Seandainya jika waktu diputar kembali apa lo bakal memilih tetap bersama gue?" Makna 'Still With You' itu banyak. Tetap bersama orang itu sebagai orang terdekat, tetap bersama orang itu sebagai orang tercinta, atau tetap bersama orang itu sebagai...