Ashly pun membuka pintu dengan agak kasar.Margaret dan juga Count Vollin langsung kaget.
"jelaskan padaku apa yang kalian maksud."
Perintah Ashly dengan wajah Datar.Mereka bertiga pun masuk dan duduk di sofa.
"jadi tuan Count,bisa jelaskan apa yang kalian maksud?"
Tanya Ashly dengan wajah serius."tolong jangan terlalu formal pada saya yang mulia,panggil saja saya Vollin."
Ucap Dion dengan sopan."baiklah tuan Vollin,bisa jelaskan sekarang?"
Tanya Ashly sekali lagi."sepertinya...anda memiliki penyakit Hananami."
Ucap Dion dengan wajah sendu, Margaret pun pergi melanjutkan pekerjaannya saat Count Vollin menjawab pertanyaan Ashly."Lanjutkan penjelasannya."
Ucap Ashly setelah Margaret pergi.Dion pun menghela nafas berat.
"penyakit hananami merupakan penyakit yang menyerang pasien secara mental maupun fisik.
Penyakit ini muncul saat sebuah bunga misterius tumbuh di dalam tubuh pasien dan mulai membuatnya batuk darah dan melemahnya kekebalan tubuh.
penyakit ini juga membuat sang pasien kebingung membedakan kenyataan dan mimpi saat bermimpi."Kata Dion panjang lebar menjelaskan tentang penyakit yang MUNGKIN di miliki Ashly.
"begitu ya,apa ada yang pernah selamat dari penyakit ini?"
Tanya Ashly dengan tenang."mereka bisa dihitung dengan satu tangan saja,tetapi mereka biasanya tidak bisa hidup normal karna tubuh mereka perlahan menjadi lemah setelah penyakit itu sembuh dan akhirnya mati karna penyakit lain."
Jawab Dion dengan tatapan sendu kepada Ashly."lalu bunga nya?"
Tanya Ashly sekali lagi."bunga yang tumbuh biasanya akan tumbuh menjadi sebuah pohon yang berbeda-beda di atas makam mereka yang mati karna penyakit tersebut."
Jawab Dion.Ashly pun mengangguk.
"akan ku beri tahu kalau aku merasa tidak enak badan,oh ya."
Ucap Ashly baru mau mengakhiri obrolan."apa gejala penyakit itu?"
Tanya Ashly."batuk-batuk,sesak nafas, penglihatan kabur serta tubuh yang lemas atau mati rasa di saat tertentu."
Balas Dion.Dion pun bangun lalu membungkuk hormat dan pergi sementara Ashly melihat langit dari jendela yang berubah gelap,angin tampak meniup dedaunan pohon.
Ia pun menarik tali yang ada disamping kasurnya,Anya pun datang.
"ya nona?"
Tanya Anya tanpa mengucapkan salam.
"siapkan air mandi,aku nanti mandi sendiri,selama aku mandi siapkan pakaian yang simpel dan nyaman untuk kupakai aku mau jalan jalan di taman."
Perintah Ashly dengan rinci."baik nona."
Jawab Anya sambil membungkuk hormat,ia pun segera menyiapkan air mandi dan saat Ashly mandi ia mencari pakaian yang terlihat simpel dan nyaman untuk nona-nya pakai."Margaret kemana ya?"
Pikir Anya,karna biasanya saat bel dibunyikan Margaret sudah di depan pintu kamar menunggunya.Ashly pun selesai mandi dan memakai gaun berwarna biru muda dengan hiasan renda berwarna kuning pastel dan topi yang berwarna serasi dengan hiasan pita dan manik manik bunga.
Ia pun mengambil payung berwarna putih dengan renda biru dan hiasan manik manik kuning lalu berjalan ke taman.
"dingin,tapi sejuk."
Batin Ashly sambil tersenyum tipis menikmati angin dingin.Saat Ashly sedang asik menikmati angin yang dingin,Anya sedang mengobrol dengan para pelayan karna perintah Ashly tidak mau diikuti.
Ia pun tanpa sadar berjalan ke lapangan latihan para kesatria.
Lapangan latihan tampak kosong,bahkan satu pedang pun tidak terlihat,tampak di sebuah bangunan tua yang tampak seperti gedung penyimpanan.
"lambang keluarga Aethercia dengan tambahan mawar putih?"
Pikir Ashly,ia pun perlahan mulai mengerti."bahkan sepertinya rumah hantu akan lebih berisi daripada tempat ini".
Ucap Ashly dalam batinnya pada dirinya sendiri."sepertinya aku akan mengecek pekerjaan akuntan parvilliun ku."
Batin Ashly merencanakan sesuatu,ia pun tersenyum miring lalu berjalan kembali.
Saat ia kembali ia melihat putra ke-3 Duke yang berjalan sempoyongan,ia pun berjalan cepat menghampiri nya.
Putra ke-3 itu pun langsung pingsan namun untungnya Ashly berhasil menangkapnya sebelum ia terjatuh.
Ia pun mencoba memapahnya,payungnya yang kecil dan ringan pun terbang terbawa angin tanpa ia sadari.
Ia pun memapah putra Duke ke-3 dengan susah payah ke kamarnya dan berlari ke kamar dapur untuk mengambil ember kecil dan juga 2 kain bersih,setelah itu ia pun memanaskan air.
Saat air sudah panas,ia pun menuangkannya dengan hati hati dan membawanya dengan troli makanan dengan cepat namun tetap hati hati.
Wajah sang putra Duke ke-3 pun tampak merah karna flu nya yang mulai parah.
"Hachim"
Bersin sang putra ke-3 berkali kali.
Ashly pun mengecek suhu air dengan memasukkan tangannya."pas."
Ia pun membasahi kain dan memeras nya lalu menaruh nya di dahi putra ke-3 lalu mengambil kain satunya untuk mengelap keringatnya.Margaret yang mendengar suara dari kamar Ashly pun masuk untuk memeriksa,dan agak kaget melihat Ashly yang sedang merawat sang putra ke-3 karna hubungan mereka yang tidak terlalu dekat namun masih menghormati satu sama lain.
"Tuan muda Ash?!"
Saut Margaret spontan."syutt.."
Balas Ashly sambil menempelkan telunjuknya ke bibirnya dengan isyarat agar Margaret jangan berisik."ugh...ka..kak...."
Igau Ash dalam mimpinya.Matanya terbuka sedikit namun langsung ditutupi oleh Ashly.
"tidur."
Kata Ashly sambil menutupi mata Ash yang mulai terbuka.Ash pun dengan cepat kembali tertidur.
"Margaret,pergilah biar aku yang mengurus nya."
Kata Ashly menyakinkan Margaret, Margaret pun mengangguk dan pergi.Yap,segini dulu untuk chapter kali ini.
Annalise mau lanjut bikin chapter lain karna lagi banyak inspirasi.Jangan lupa ⭐ nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistaken as the Duke Daughter's [𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓]
Viễn tưởngCamellia,anak semata wayang seorang pemilik salah satu usaha terbesar di dunia harus mati dalam kebakaran yang disebabkan nya karna lilin wewangian yang baru ia beli. Bukannya segera keluar saat bisa,ia yang panik justru mencoba menghentikan api den...