Chapter 28/kecelakaan di tangga

697 63 0
                                    


Ashly hanya membalas tatapan tajam Aaron dengan tatapan aneh antara terbebani dan kesal.

"apa....ada yang salah?"
Tanya Ashly yang agak terbebani dengan kesunyian yang terjadi.

Vincent pun berdiri sambil memijat pelipisnya.
"kalian selesaikan lah makanan kalian."
Ucap Vincent sambil keluar ruangan.

Ashly pun bangkit dari kursi nya lalu ikut pergi.
"ada yang harus ku bicarakan dengan ayah."
Ucapnya sambil berjalan keluar.

Mereka pun melanjutkan makan dengan kesunyian.

Ashly pun memasuki ruang kerja Duke.
Ia pun membungkuk memberi salam selama beberapa detik lalu kembali berdiri tegak.

"Ashly,ada apa kau kemari?"
Tanya Vincent dengan nada datar,tak seperti biasanya kali ini bicara sambil menatap Ashly.

Ashly pun menelan ludah merasa agak gugup dan tertekan dengan tatapan Vincent.

"saya....mau bertanya tentang izin pergi ke kerajaan Atlanta."
Ucap Ashly sambil menatap ke arah jendela yang berada dibelakang meja kerja Vincent.

"dia sudah berani menatap ku rupanya."
Pikir Vincent sambil tersenyum tipis lalu kembali menetralkan ekspresi nya.

"ku beri waktu seminggu untuk bersiap."
Ucap Vincent sambil hendak menandatangi dokumen.

"anu...saya...sudah mengemas barang-barang saya kemarin."
Cicit Ashly sambil mengalihkan pandangannya dengan ragu-ragu.

Tak

Pena yang digunakan Vincent bocor dan meninggalkan bekas titik hitam besar di dokumen.

Vincent pun menatap Ashly.
Ia pun menghela nafas.

"2 hari lagi kau bisa berangkat ke sana,akan ku siap kan kereta kuda dan prajurit untuk mengawal mu."
Ucap Vincent sambil menggoyangkan bel 3 kali.

"tidak perlu,saya ak-"
Belum selesai Ashly mengucapkan penolakannya,Vincent memotong.

"aku tidak menerima penolakan."
Ucap Vincent dengan tegas.

Ashly pun menyerah dan mengangguk,pelayan yang dipanggil pun datang.
Ia pun membungkuk hormat lalu pergi.

Ia pun keluar dan berjalan ke arah tangga.
Ruang kerja Duke berada di lantai paling atas,yaitu lantai 4.
Setiap lantai memiliki tingkat keamanannya masing-masing,dan tentunya untuk lantai ke-4 memiliki keamanan paling ketat.

Ia pun sampai di lantai 3 lalu kembali berjalan ke arah tangga selanjutnya.
Ditengah perjalanan ia pun melihat Surai hitam panjang yang pastinya milik Liliel.

"kalau di pikir-pikir aku belum pernah "main" Ama dia."
Pikir Ashly sambil menatap tajam Liliel,ia pun tersenyum tipis lalu mengikuti Liliana dari belakang.

Kini mereka berada di lantai 2 dan hampir mendekati tangga terakhir.
Ashly pun mempercepat langkahnya dan menghampiri Liliel.

"hey!"
Panggil Ashly sambil mempercepat langkahnya mendekati Liliel

Liliana pun menghentikan langkahnya dan menengok ke belakang.
"Kau senang kan akhirnya aku pergi?"
Tanya Ashly dengan sindiran.

"e-eh,tidak kok! Aku malah sedih karena kau pergi."
Ucap Liliel menyangkal pernyataan Ashly sambil memasang raut murung.

Mereka pun lanjut berjalan sejajar.
"bohong. Kalau aku pergi kau kan bisa menjadi satu-satunya putri Duke."
Balas Ashly tidak setuju,ia pun mempercepat langkahnya lalu saat  sudah di depan Liliel ia membalikan tubuhnya menghadap Liliel.

"yah,walau kau berhasil masuk dengan cara rendahan akan ku maklumi itu karna latar belakang mu."
Timpal Ashly dengan nada menyindir.

"ke-kenapa kau bicara seperti itu?"
Tanya Liliel yang tampak memasang raut wajah polos,namun jika diperhatikan dengan SANGAT, SANGAT teliti maka kau bisa melihat matanya yang memancarkan kemarahan.

"kenapa? Kan kau masuk kesini dengan menggoda salah satu kakak ku,begitu kekuatan suci mu habis mungkin kau bakal dibuang sama Duke."
Ucap Ashly yang memprovokasi Liliael sambil memasang raut wajah merendahkan.

"BERISIK! CUMA KARNA KAU BANGSAWAN KAU PIKIR KAU BISA SEMENA-MENA DENGAN KU HAH!"
Ucap Liliel dengan lantang sambil asal mendorong Ashly.

Ashly tersenyum puas melihat teriakan kemarahan Liliel namun beberapa saat kemudian dibuat kaget melihat dirinya yang terlempar dari atas tangga.

BRUK!

Suara hantaman keras menarik perhatian beberapa pekerja,baik pekerja lantai 1 maupun lantai 2.

Liliel yang kaget mengetahui dirinya lepas diri pun hanya diam gemetaran sambil memandang kepala Ashly yang mengeluarkan banyak darah.

Para pekerja pun panik dan beramai-ramai berkumpul melihat "kecelakaan" itu.

Ashly dengan sekuat tenaga mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah atas tangga.
Tidak lain dan tidak bukan adalah Liliel.

Para pekerja yang menonton pun langsung menatapnya dengan tatapan tajam sambil menggosipi-nya.

Sementara Liliel. hanya diam dengan ekspresi pucat dengan tubuh gemetar.

Dalam semalam puluhan rumor tersebar.
Ada berbagai versi,namun rumor itu di dominasi dengan Liliana sebagai sang antagonis nya.

Keesokan harinya Liliana dihukum tidak boleh pergi dari kamarnya selama sebulan.

Karna kecelakaan itu Ashly pun harus mengundur acara pulang kampung nya.

Sementara Liliel,menangis tersedu-sedu di kamarnya,Ashly asyik membaca novel romansa yang merupakan salah satu hadiah dari Harold.

Setelah rumor ia didorong dari lantai 2 tersebar,2 hari kemudian 3 kereta barang datang ke Parvilliunnya,hadiah sebanyak itu sudah pasti dari Harold.

Kebanyakan kado adalah sesuatu yang bisa menghiburnya selama ia tidak bisa berjalan,bahkan untuk ke kamar mandi saja ia harus di gendong Bing sang robot pelayan pemberian Harold.

Untung nya salah satu hadiah yang diberikan Harold adalah kursi roda.
Setelah 2 setengah hari tidak keluar kamar ia bisa menghirup udara segar di tamannya walau saat turun tangga agak merepotkan.

Karna tidak bisa bergerak bebas selama perban masih terlilit di tubuhnya ia hanya bisa membaca novel romansa di taman sambil menikmati kue-kue kecil.

Mistaken as the Duke Daughter's [𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang