"Aku...mau tanya pendapat mu akan sesuatu."
Lanjut Sean,Hecate pun duduk di kursi yang berhadapan dengan kursi Sean.Sean pun menghela nafas berat,lalu menempelkan dahi nya ke pinggiran meja.
"Aku menyukai seseorang,tapi cinta ku ini cinta terlarang,aku sudah mencoba merelakan namun aku masih tidak sudi perasaan ku lenyap begitu saja."
Cerita Sean dengan putus asa."Apa kau sudah mengungkapkan perasaan mu?"
Tanya Hecate yang agak tertarik dan penasaran.Sean menggelengkan kepalanya pelan menjawab pertanyaan itu.
"Yah...kalau kau belum mengungkapkan perasaan mu justru malah semakin sulit kau melupakan nya."
Ucap Hecate memberikan saran.Sean pun bangun dari kursinya lalu menaruh kedua tangannya di pundak Hecate.
Pikiran Hecate ntah mengapa langsung mengerti apa yang dimaksud Sean tadi.
"Maaf...tapi aku tidak memiliki keberanian yang cukup untuk mengatakan nya padamu."
Lirih Sean dengan nada sendu bak mengkonfirmasi tebakan Hecate sambil membenamkan wajahnya ke salah satu pundak nya.Air mata membasahi sudut mata Sean.
Hecate jujur saja agak merasa bingung.
Wajahnya juga ikut memerah walau tidak Semerah Sean.
Ia bingung harus menggantungkan nya alias memberikannya harapan palsu,atau menerima perasaannya dan mencoba menerima secara perlahan"Aku...akan menunggu jawaban mu,aku akan kembali seminggu lagi."
Ucap Sean memecah keheningan,ia pun berdiri dan hendak berjalan keluar.
Hecate pun menahan tangan nya.
Kini gilirannya yang menunduk."Sean,duduklah."
Ucap Hecate terdengar seperti perintah.
Sean pun menuruti nya dan kembali duduk di kursi.
"Aku...minta maaf.."
Ucap Hecate terdengar agak ragu-ragu.Sesuatu terasa menusuk hati nya ketika mendengar permintaan maaf itu.
"Aku....masih belum yakin apakah aku melihat mu sebagai teman ku atau.... seseorang."
Lanjut Hecate dengan jeda.
Ia meremas celana pendeknya.Sean pun bangun dari kursinya.
Hecate tersenyum kecut mengira Sean pergi meninggalkan nya setelah mendengar penolakan itu.
Wajahnya pun di angkat secara paksa.
Wajah nya dan wajah Sean sangat dekat.
Ia bahkan bisa merasakan deru nafas Sean dan dirinya.
Wajahnya kembali memerah.
"Apa jantung mu juga berdegup kencang?"
Tanya Sean,suara nya terdengar agak berat seperti agak marah namun takut mencoba bersabar.(alias gregetan).Hecate mengangguk kecil mengiyakan pertanyaan itu.
Sean pun mengecup bibirnya.
Ia tidak tau harus apa,kepala nya terasa berputar mencoba berpikir apa yang harus ia lakukan.
Sean pun menghentikan ciumannya."Boleh aku menginap?"
Tanya Sean dengan ekspresi datar nya dan wajahnya yang agak memerah.Hecate tau apa alasan dari menginap nya Sean,yang pasti bukan karna sudah terlalu malam dan ia takut tersesat di hutan.
Hecate pun menelan salivanya merasa agak takut.
Ya gimana gak takut,ini mungkin akan pengalaman pertama nya dan akan ia lakukan bersama pria,belum lagi kemungkinan besar ia yang dibawah.Kepala nya ntah mengapa mengangguk.
Sean pun tersenyum lembut lalu kembali menciumi nya.
Hecate merangkul kepala Sean sementara Sean memegang kedua kakinya yang mengunci pinggangnya.
Sean mengangkat nya dan membawa nya ke kamar atau mungkin ruang hidangan untuknya.Sean duduk di pinggir kasur dengan Hecate di pangkuan nya,ia mengigit leher Hecate meninggalkan bekas gigitan.
"Ow!"
Rintih Hecate sambil mendorong pelan Sean.
Hal itu tentu tidak berefek karna Sean kini sedang dalam masa Buas nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistaken as the Duke Daughter's [𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓]
FantastikCamellia,anak semata wayang seorang pemilik salah satu usaha terbesar di dunia harus mati dalam kebakaran yang disebabkan nya karna lilin wewangian yang baru ia beli. Bukannya segera keluar saat bisa,ia yang panik justru mencoba menghentikan api den...