Chapter 33/lamaran { II }

835 57 0
                                    


Ia menyesap teh nya dengan anggun sambil menikmati pemandangan taman Parvilliunnya.
Nama Parvilliun ini sangat menggambar kan Parvilliun yang ia tinggali sekarang.
Parvilliun Langit.
Saat malam akan terlihat menyeramkan namun mempesona dan saat siang akan terlihat seperti bagian dari surga dunia.

Kalau ia bisa melukis mungkin ia akan sering-sering berjemur dibawah teriknya sinar matahari sambil mengoleskan kuas di kanvas menggambar pemandangan yang ia lihat.

Seorang pelayan pun datang menghampiri nya dengan tergesa-gesa.
"Tuan Putri,maafkan kelancangan saya,anda harus segera ke taman depan istana sekarang juga!"
Ucap pelayan itu dengan sambil mengatur nafasnya yang terengah-engah.

Tak

Ashly menaruh cangkir nya dengan keras sambil berdiri,ia pun segera berlari ke taman depan diikuti oleh para pelayan nya.

Ashly dibuat terkejut melihat Harold yang sedang bersujud pada kakeknya.
Beberapa bangsawan yang sedang datang ke istana serta beberapa pekerja berkumpul melihat mereka.

Kakeknya hanya terdiam dengan tatapan datar.
"saya mohon yang mulia,saya berjanji akan membuatnya menjadi wanita paling bahagia di dunia dan akan melindunginya serta mencintai nya sepenuh hati!"
Pidato panjang lebar Harold masih dengan pose bersujudnya.

"kakek ada apa ini?!"
Tanya Ashly sambil berlari kecil menghampiri kakeknya yang membelakangi nya,kakeknya hanya menghela nafas berat melihatnya menghampiri.

Harold mengangkat kepalanya dan menatap Ashly bak memberi kode.
"Aku menolak,menurutku kau masih belum pantas bersanding dengan cucu ku!"
Tolak kakeknya nya dengan tegas lengkap dengan hinaan.

Ashly langsung mengerti situasi yang terjadi.

Dia tau Harold itu bucin kepadanya dan akan melakukan apa saja untuknya bahkan jika hal itu merusak reputasi nya,namun ia tidak menyangka pria ini merendahkan harga dirinya hanya untuk mendapat restu dari kakeknya.

"kakek."
Ashly pun angkat bicara.
Harold tersenyum lembut sambil berekspresi lega.

Para bangsawan dan pekerja pun mengalihkan pandangan mereka kepadanya.

"coba kakek uji dia untuk melihat apakah ia pantas untuk ku,aku tidak akan membantunya selama tidak membahayakan nyawanya,merusak harga dirinya,juga merusak reputasi nya."
Ucap Ashly memberikan saran,jujur saja Harold merasa agak takut dan ragu-ragu setelah mendengarnya takut-takut ia gagal dan malah kehilangan kesempatan untuk menikahinya.

Sementara kakeknya meletakan telapak tangan di dagu memikirkan dengan serius sarannya.

Wajar saja kakeknya melarang.
Karna kalau Harold menikah dengan Ashly otomatis ia akan menjadi putra mahkota,saat ia turun tahta dan mereka berdua menggantikannya ia khawatir Harold akan mengangkat selir dan membuat Harem atau lebih parahnya membunuh Ashly untuk memberikan posisi ratu kepada gadis lain.

Kakeknya mengangguk
"Baiklah,Sir Thyron datanglah ke istana seminggu lagi."
Perintah dari kakeknya.

Ia pun pergi melewati Harold yang menghela nafas panjang dengan ekspresi lega,para bangsawan dan pekerja pun kembali ke aktivitas dan rutinitas mereka masing-masing.

Harold pun berdiri,kakinya lumayan lemas karna berlutut terlalu lama.
Dahi nya agak memerah karna menghantam beton taman dan celana hitamnya kotor terkena tanah.

Ashly pun langsung menarik Harold pergi.
Para pelayan nya hanya diam di tempat mereka berdiri karna perintahnya.

Ashly menariknya ke taman belakang istana.
Taman yang indah namun jarang di kunjungi dan dilewati.
Pengawasan taman itu juga lumayan rendah.
Ashly mendudukkan nya di kursi gazebo dan ia duduk di pangkuan.

Mistaken as the Duke Daughter's [𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang