Chapter 18/kencan?

1K 88 0
                                    


Ashly pun hendak keluar dengan penampilan nya saat ini.
Sesaat ia pun menyadari sepucuk surat di atas laci disamping kasurnya.

Ia pun membuka surat itu dengan cepat dan membaca isinya.

"ልጕሁ ነሁዕልዘ ጠቿክኗሁዪሁነ ጌቿዪጕልነ-ጌቿዪጕልነ ጕቿሁልክኗልክ ጠሁ ነቿረልጠል ጕልዘ የጎክኗነልክ,ነቿዪቿረልዘ ጕልሁ ነቿጠጌሁዘ ፕቿጠሁጎ ልጕሁ ነቿርቿየልፕጠሃል ዕጎ ጎጌሁ ጕዐፕል.
ፕቿጠልክጎ ልጕሁ ጠቿክጎጕጠልፕጎ ቻቿነፕጎሀልረ ነቿጌልኗልጎ ጌልረልነልክ ጌልክፕሁልክጕሁ.

~ዕልዪጎ ዘልዪዐረዕ.

የ.ነ :ልጕሁ ልጕልክ ጠቿክሁክኗኗሁ ጠሁ ነልጠየልጎ ቻቿነፕጎሀልረ ጌቿዪልጕዘጎዪ,ጋልዕጎ ርቿየልፕ ዕልፕልክኗ."

Translate :"aku sudah mengurus berkas-berkas keuangan mu selama kau pingsan,setelah kau sembuh temui aku secepatnya di ibu kota.
Temani aku nikmati Festival sebagai balasan bantuan ku.

~dari Harold.

P.S :aku akan menunggu mu sampai festival berakhir,jadi cepat datang."

Ashly pun terkekeh membaca surat Harold.

"dia memaksa ku kencan sebagai balasan membantuku?"
Ucap batin Ashly sambil menggeleng pelan dengan cara Harold mengajaknya kencan.

Saat ia masih menjadi Camellia Harold memang sering mengajaknya kencan tetapi ia sering menolaknya.
Sehingga Harold kerap kali membuatnya berhutang budi padanya dan memenuhi ajakan nya.

Ashly pun menyimpan surat itu di laci tempat ia menyimpan surat-surat dari Harold.

Ia pun menarik tali bel lalu duduk menunggu kedua dayangnya datang.

Beberapa menit kemudian mereka sudah didepan pintu,Margaret mengetuk pintu dan meminta izin masuk,Ashly pun mengiyakan dengan santai.

"Anya,tolong siapkan teh secepatnya."
Perintah Ashly pada Anya,Anya pun membungkuk dan pergi ke dapur menyiapkan teh.

"Margaret,saat aku pingsan apa ada orang yang mengurus berkas-berkas keuangan tanpa sepengetahuan ku?"
Tanya Ashlyn,Anya pun kembali dengan teko teh dan cangkir teh,ia pun menuangkan teh ke cangkir setelah itu berdiri di samping sofa.

"ada nona,seorang pria berambut biru dengan mata coklat bilang dia teman anda dan mau membantu mengurus berkas-berkas keuangan sampai anda sadar."
Ucap Margaret melapor tentang salah satu kejadian yang terjadi saat Ashly pingsan.

Ashly pun menyeruput teh untuk menghilangkan dahaganya.

"Margaret,siapkan kuda dan Anya carikan aku jubah bertudung yang tidak terlalu mencolok."
Perintah Ashly,kedua dayangnya itu pun melakukan tugasnya tanpa bertanya.

Ashly pun memakai jubah yang disiapkan Anya.
Tudung putih dengan sulaman rantai berwarna abu-abu di setiap bagian pinggiran kain tudung.

Setelah itu ia pun turun ke lapangan latihan ksatria.
Disana tampak Margaret dan seorang remaja berpakaian sederhana yang memegang tali kendali kuda.

Seseorang pun memegang pundak Ashly.
Refleks Ashly langsung membantingnya.
Para ksatria,sang remaja,dan juga kedua dayangnya pun kaget melihat Ashly membanting seorang pria dewasa yang beratnya 2 kali lipat darinya.

Ashly yang sadar bahwa itu adalah salah satu ksatria pun langsung panik.

"ahh! Maaf-maaf tadi itu refleks aku gak sengaja! Serius gak sengaja! Anda tidak apa-apa kan?!"
Ucap Ashly meminta maaf dengan gelagapan.

"Sa-saya tidak apa kok nona."
Jawab Sang ksatria yang masih agak syok dibanting oleh Ashly.

Ashly pun memegang tali kendali kuda lalu menaiki kuda, setelah itu ia pun memakai tudung jubahnya dan melesat pergi meninggalkan mereka semua.

Saat hampir sampai di gerbang utama ia pun berteriak menyuruh sang penjaga gerbang membuka gerbangnya sambil mempercepat laju kudanya.

Kedua penjaga gerbang pun dengan membuka gerbang dengan cepat sambil panik,kaget,khawatir.
Ke-3 perasaan itu tercampur aduk dalam diri mereka.

Ashly pun membenarkan tudung nya yang melorot karna angin.

25 menit Ashly habiskan menunggangi kuda pergi ke ibu kota.

Setelah sampai di gerbang ibu kota ia pun menitipkan kudanya ke penitipan kuda lalu berjalan mencari Harold.

Ia berkeliling ibukota mencari Harold sambil melihat-lihat ibu kota untuk pertama kalinya.

Dalam beberapa ingatan Ashly yang ia punya,ia hanya keramaian melihat ibu kota dari bingkai jendela kereta kuda.

Ia pun berjalan kesana-kemari sampai tanpa sadar matahari sudah di atas kepalanya.

Ia pun memilih beristirahat di sebuah toko desert dan mengganjal perutnya.

Seorang pria berjubah pun masuk ke toko dan berjalan menghampirinya.

Pria jakung dengan bahu yang kokoh dan garis dagu yang tegas dengan rambut biru yang agak menutupi jidatnya.

"Tak ku sangka kau datang secepat ini."
Ucap pria itu dengan agak ngos-ngosan.

Ashly pun menatap pria itu dengan tatapan curiga sambil memasang pertahanan.

Pria itu pun membuka sedikit tudung nya dan memperlihatkan wajahnya pada Ashly.

Pertahanan Ashly pun menurun setelah melihat wajah orang itu.

Ashly pun menatap nya dengan tatapan datar sambil mengernyitkan alisnya.

"kau yang ngajak kenapa pula kau yg telat?!"
Ucap Ashly memarahi Haron yang baru ia temui setelah ia mencarinya berjam-jam.

"maaf-maaf,ku kira kau akan datang Agak siang atau sore jadi tadi aku berangkat agak siangan."
Jawab Harold memberi alasan.

Harold pun menarik kursi yang didepan Ashly dan duduk.

Ia pun melihat papan menu dan mengangkat tangannya memberi isyarat siap memesan pada pelayan.

Seorang pelayan pun menghampiri mereka.

"Choco banana crepe 2 dan teh lemon."
Ucap Harold menyebutkan pesanannya.

Ashly pun justru menatapnya tajam sambil mengunyah makanan nya dengan kasar.

"anu...apa kau masih marah soal tadi?"
Tanya Harold dengan senyum canggung sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Ashly pun hanya menyelesaikan makanannya,menaruh sekeping koin perunggu besar dan pergi sambil memakai kembali tudung jubahnya.

Sebelum pergi meninggalkan meja Harold memegang pergelangan tangannya untuk menahannya sambil memasang wajah memelas.

Ashly pun kembali duduk namun menghindari tatapan Harold.

Untuk Chapter ini segini dulu ya!
Annalise masih disekolah.
Sekalian mau bikin chapter selanjutnya mumpung lagi jam istirahat.

Omong-omong karna gak ada yang komen untuk pilihan marga ML maka Annalise pilih sendiri.
Yaitu Harold Cester.
Seperti biasa jangan lupakan ⭐-nya!

Mistaken as the Duke Daughter's [𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang