Chapter 16/ingatan buruk

1.1K 106 0
                                    


Setelah 1 jam tak terasa ia berjalan ke kediaman utama sambil memikirkan apa saja yang akan ia lakukan dengan adik nya yang tercinta.

Ia pun duduk di salah satu bangku taman untuk mengistirahatkan kaki nya yang sedikit lelah karna berjalan jauh.

Aaron yang tampak baru selesai latihan pun menghampirinya.

"pergi sana,kau bau."
Ucap Ashly terus terang setelah mencium bau badan Aaron yang agak menusuk.

"cih,kau gk bisa ya paling gk punya setengah sifatnya si siapa itu? Ah iya, Liliel"
Eluh Aaron dengan sindiran pada Ashly.

"tidak,aku kan seorang putri Duke yang jahat sementara dia Liliel yang seperti malaikat."
Jawab Ashly dengan santai tanpa menatap Aaron.

"akhir-akhir ini kau tenang ya, sepertinya anjing gila keluarga Aethercia sudah bisa mengendalikan dirinya."
Timpal Aaron dengan sindiran.

"anjing itu kan pandai mengonggong,jadi sepertinya itu lebih cocok untuk orang yang mengunakan mulut dan tubuhnya untuk bertengkar."
Balas Ashly dengan sindiran pula.

Aaron pun agak tercekat tetapi memasang poker face,beberapa detik kemudian ia pun tersenyum miring dengan tatapan merendahkan.

"paling nggak aku gak bawa sial."
Ucap Aaron yang memancing Ashly.

Ashly pun berbalik sambil mengerutkan alisnya.

"setelah kau lahir ibu mati dan itu adalah kesalahan mu,sadar diri jadi orang. Cuma bisa nyusahin aja."
Ucap Aaron dengan hinaan dan cacian tingkat tinggi.

"benar juga,kalau dipikir-pikir aku dan Ashly punya lumayan banyak kesamaan."
Pikir Ashly setelah mendengar perkataan Aaron.

Ibu nya Camellia mati menyelamatkannya saat ia berumur 7 tahun saat gempa sementara ibunya Ashly mengorbankan dirinya demi melahirkan Ashly dan Ash.

Kedua ayah mereka mengabaikan mereka dan hanya mengawasi apakah mereka hidup dengan layak dan masih hidup.

Mereka juga tidak punya banyak orang untuk bersandar dan memiliki reputasi yang tidak terlalu baik.

Ashly dengan reputasi "anak terbuang Duke Aethercia" dan Camellia "bunga kesayangan pengusaha X".

Mereka ada di dunia bukan untuk menjalani kehidupan mereka melainkan menjadi pijakan seseorang dan juga pajangan.

"kalau ibu ada disini pasti dia bakal mengusirnya lalu memelukku sambil menghiburku."
Pikir Ashly bernostalgia,tanpa sadar ekspresi kerinduan terpampang jelas di wajahnya.

Aaron pun agak bingung melihat ekspresi Ashly yang seharusnya marah dan menatapnya dengan tatapan tajam yang menyedihkan justru malah ekspresi kerinduan yang terpampang di wajah nya.

Aaron pun menatap nya dengan bingung melihat respon mu yang tak biasa.

•"itu kan salah Ash,dia kan yang lahir terakhir sehingga ibu harus mati hanya untuk dia lahir."
•*berlari dan mengadu pada Duke*
•*diam*

Jendela game pun memberikan pilihan akan tindakan selanjutnya.

"pilihan pertama BIG NO! Sementara pilihan kedua membahayakan."
Pikir Ashly,ekspresi rindu nya kini berubah menjadi ekspresi serius.

Ia pun memilih pilihan *diam*
Ia pun hanya diam sambil menatap datar Aaron.

Perlahan kakinya menjadi lemas sehingga ia tersungkur di tanah.

Aaron pun agak kaget.
"hei bangun!"
Ucap Aaron sambil menarik lengan Ashly yang langsung ditepis oleh nya.

Pandangan Ashly perlahan ikut kabur bersamaan dengan tubuhnya yang semakin lemas.

"ah,apa karna kemarin aku gak makan sama sekali ya?"
Pikir Ashly menebak-nebak alasan tubuhnya menjadi lemas dan pandangannya kabur.

Ia pun perlahan kehilangan kesadarannya.

Beberapa saat sebelum pingsan ia bisa melihat ekspresi panik dan khawatir Aaron yang melihat wajahnya menjadi pucat pasi.

~•~•~•~•~•~•Dalam•~•Mimpi~•~•~•~•~•~

Debu-debu berwarna biru perlahan memperlihatkan ingatan Camellia.

Tempat yang dimana ia berada bergetar hebat,beberapa puing-puing bangunan tampak berjatuhan.

Salah satu puing-puing bangunan itu tampak akan jatuh kearah ibu dan anak itu.

Sang ibu pun langsung mendorong putrinya agar tak mengenai puing-puing bangunan.

Beberapa saat kemudian gempa pun berhenti.

Sang anak tampak membeku melihat cairan merah mengalir dari bawah puing-puing.

Sang anak hanya bisa menangis sambil memanggil ibunya yang telah tiada.

"ibu~! Huwaaa ibu!"
Panggil Camellia yang memanggil-manggil ibu nya sambil menangis.

Setengah jam kemudian petugas damkar,polisi dan ambulans pun sampai di mall,mereka pun mengamankan dan mengobati orang-orang yang terluka saat gempa serta mengecek setiap lokasi pada mall untuk mencari korban yang mungkin saja terjebak.

Salah satu petugas polisi pun mendengar tangisan Camellia kecil yang lantang lalu menghampiri asal suara itu.

Dirinya hanya bisa melihat sambil menahan tangis mengingat kejadian kelam itu.

Debu biru pun kembali berterbangan dan mengubah tempat yang ia pijaki.

Kini dirinya sudah agak lebih besar,mungkin sekitar 6 tahun.

Ia melihat Harold yang saat itu berumur 9 tahun sedang duduk di salah satu dahan pohon yang ada di rumahnya.

Camellia pun berlari ke arah pohon lalu menjatuhkan tubuhnya ke rerumputan dengan tatapan kosong dan ekspresi kecewa.

Harold yang menyadari dirinya pun memperhatikan kelakuan dan menjadikannya bahan tontonan.

Camellia pun akhirnya menyadari keberadaan Harold yang ada di atas pohon.

"siapa kau?"
Tanya Camellia sambil menatap curiga Harold.

"Harold,ayah ku kesini untuk urusan bisnis."
Jawab Harold dengan datar.

"lalu kau?"
Tanya Harold sambil melompat turun dari atas pohon.

"Camellia sekaligus pemilik kedua rumah ini."
Ucap Camellia sambil sedikit menyombongkan dirinya.

"sepertinya kita akan sering bertemu setelah ini,sampai jumpa!"
Ucap Harold lalu berlari melewati Camellia,ia pun menghampiri seorang kakek berusia 60-an dan memeluknya dengan erat sambil tersenyum riang.

Camellia hanya bisa menatap cemburu akan keakraban mereka.

"DewiMimpi_0082 tertarik dengan mimpi mu.
+Skill baru terbuka :Lucid dream.
Kau bisa mengatur arah mimpi mu tetapi itu akan menguras tenaga yang banyak sehingga kau perlu istirahat beberapa jam lebih lama,kau juga bisa masuk ke mimpi orang lain atau melihat mimpi nya"

Layar pop up muncul di depan wajahnya,setelah mendapatkan skill yang tak terlalu berguna menurut nya.

Sekian untuk Chapter ini.
Ide Annalise lagi ngalir kayak air terjun terus juga sering mood buat nulis jadi Minggu ini mungkin bakal update beberapa kali.

Jangan lupa klik ⭐-nya!

Mistaken as the Duke Daughter's [𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang