empat puluh dua

251 17 7
                                    


Rin tengah membawa Apri pulang menuju pelatnas, di perjalanan hanya ada keheningan yang menyelimuti keduanya. Rian sedang memikirkan ucapannya tadi pada apri apakah Apri akan menerimanya. Sedangkan Apri malah bingung memikirkan tadi Rian ngomong apa sama dia.

" Emmm pri..". Suara dari Rian memecahkan keheningan.

" Apa". Apri sedikit menoleh pada Rian.

" Emm jawaban apa?". Tanya Rian gugup

" Jawaban apa?".

" Tentang pertanyaan gue yang tadi".
Rian benar benar merasa gugup sekarang. Tangannya yang dingin mencengkram erat stir.

" Emm maap maap nih ya jom, maaap banget dah, sebenarnya gue tadi nggak denger Lo ngomong apa". Jelas Apri dengan nada lirih di akhir kalimatnya.

Rian mendengus kasar, kecewa dengan jawaban Apri, ia merasa sangat kesal.

" Hmm".

" Ya elah jangan ngambek lah jom , serius dah gue tadi emang beneran kagak denger suer takewer-kewer".

" Hm".

Akhirnya Apri juga memilih diam, dan selang beberapa menit mereka sudah sampai tujuan.

" Turun". Suruh Rian apri yang asik melamun.

" Hah?!".

" CK, turun".

" Iya elah, masih ngambek aja lu jom kek anak perawan pms".

Rian melotot pada Apri dan langsung menatapnya tajam. Apri yang di tatap seperti itu pun langsung cengengesan tidak jelas.

" He he peace jom".

Setelah itu Rian meninggalkan Apri sendiri di parkiran. Wajah nya masih saja masam sedari tadi. Gagal sudah rencananya hari ini. Rencana untuk memiliki aprinya harus tertunda lagi.









Rian sampai di kamar asramanya, ia melepaskan pakaiannya menyisakan celana pendek dan kaos oblong di tubuhnya.

Merebahkan tubuh lelahnya di kasur dan langsung membuka aplikasi game onlinenya. Untuk sedikit meredakan kekesalannya.

Satu jam kemudian mata Rian tampak lelah ingin segera di istirahatkan. Namun matanya tak sengaja melirik kasur Kevin yang masih kosong. Sepertinya Kevin pulang ke rumahnya .

" Huft, tu anak pasti sengaja nggak kesini takut gue omelin". Monolog Rian.

Tok tok tok

Tik tok tok tok tok tok tok tok tok tok tok

Hingga suara ketukan gaduh di luar sana menghentikan atensi Rian pada hp nya.

" Geng mana nih ngajak tawuran nggak bisa SELO apa ngetiknya". Gerutu rian yang berjalan akan membukakan pintunya.

Setelah pintu terbuka muncullah sesosok macan kumbang eh canda Deng maksutnya masuklah fajar dengan terburu-buru namun segera di tahan Rian.

" Mau ngapain Lo, "

" Misi bapak jom yang terhormat ane sedang terburu-buru". Ucap fajar lalu segera pergi namun di tahan lagi oleh rain.

" Mau ke mana"

" Jiaelahh bapak jom saya di sini mau mengeluarkan hasil dari mengunyah makanan lalu masuk tenggorokan , lambung, usus kecil untuk di serap Sari sarinya lalu sisanya masuk usus besar , sisa sisa makanan yang tidak berguna tersebut nantinya akan membusuk lagu membuat perut saya sakit seperti saat ini dan minta untuk langsung di keluarkan dan anda datang untuk MENGHAMBAT SAYA UNTUK MENGELUARKAN SINKUNING, DAH LAH BAY dah kebelet bat aing. Awas lu jom". Jawab fajar panjang kali lebar tambah volume di di kali keliling.

Rian ngelag..

Setelah sadar dirinya mendengus  kasar berusaha untu tidak memaki partner lapangannya itu.

" Padahal tadi gue cuman tanya dan dia yang ngomong dari Sabang Sampek Merauke trus gue yang di salhin?!!".

" Awas aja lu ya upil babon!!". Emosi rian.













Sedangan di kamar Apri,
Apri sedang berbaring di kasur kesayangannya sambil memikirkan kejadian tadi.

" sebenarnya gua salah apa sih tadi ya Allah , tolong Baim ya Allah". Ucap Rian sambil menadahkan tangannya ke atas.

Sedangkan tata yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat Apri seperti itu langsung merotasi bola matanya.

" Gila". Gumam tata yang untungnya tak terdengar oleh Apri.

" Kenapa sih kak?". Tanya tata pada akhirnya karna risih melihat Apri yang guling guling di kasur dari tadi.

" Jombang ngambek lagi Sama gua".
Jas Apri pada tata.

" .....". Tata sudah sangat lelah menghadapi drama keluarga mahoni antara Apri dan Rian.

" Giman ni ta lu ada saran nggak?".

" Ta?, Lu masih idup kan?, Ta, ta, ya". Apri manengok untuk melihat tata. Namun tata sudah tidak ada lagi di tempatnya.

" temen laknat ya kek gini, temennya curhat malah ngilang kek sunggokong nyari kitab suci".

" Au ah hayati lelah". Lanjut Apri lalu segera memejamkan matanya.














Maap banyak typo bertebaran di sini, author dalam mode maka untuk mengoreksi.

Ada yang mau di sampaikan sama :

1. Apri

2. Rian

3. Kevin

4. Fajar

5. Ginting

Klau mau lanjut spam komen ya..

why??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang